TEMANGGUNG - PENYULUHAN PRODUK HASIL OLAHAN JAMBU BIJI GETAS MERAH, STRATEGI
PEMASARAN, DAN PERIZINAN USAHA
Oleh :
KKN PPM Tematik Tim II Desa Tlogowungu, Kec. Kaloran, Kab.
Temanggung
Gambar 1.1
Penyuluhan Produk Hasil Olahan Jambu Biji Getas Merah, Strategi Pemasaran,
dan Perzinan Usaha di Pendopo Kantor Kecamatan Kaloran
Kaloran – Senin (19/08) lalu, mahasiswa KKN PPM Tematik Tim II Desa
Tlogowungu melakukan penyuluhan mengenai produk hasil olahan jambu biji getas
merah, strategi pemasaran, dan perizinan usaha yang bertempat di Pendopo Kantor
Kecamatan Kaloran. Sasaran dalam penyuluhan ini adalah perangkat desa, pelaku
usaha, dan masyarakat yang berasal dari 7 (tujuh) desa di Kecamatan Kaloran
yakni Desa Tleter, Desa Getas, Desa Gandon, Desa Tlogowungu, Desa Kalimanggis,
Desa Kwarakan, serta Desa Geblog.
Mahasiswa
Berinovasi
Dalam
penyuluhan tersebut mahasiswa menjelaskan kepada audiens mengenai berbagai
macam olahan produk jambu biji getas merah menjadi produk yang bernilai jual
tinggi serta jarang dijumpai sebelumnya. Diantaranya, kerupuk jambu, selai
jambu, sirup jambu, cendol jambu, es kopi jambu, sabun jambu, manisan jambu,
pestisida nabati, brownis kukus jambu, teh herbal daun jambu, dan toner jambu.
Ide kreatif mengolah jambu biji getas merah menjadi berbagai macam produk
pangan dan produk kecantikan muncul di karenakan masyarakat selama ini hanya
menjual jambu dalam bentuk mentahan, dalam artian tidak di olah menjadi produk
lain yang lebih bernilai secara ekonomis. Maka bila panen jambu telah tiba
petani cenderung merugi karena harga jambu dapat mencapai Rp. 500/Kg tidak
sebanding dengan biaya perawatan dan pengairan yang selama ini dikeluarkan.
Gambar
1.2
Produk Hasil Olahan Jambu Biji Getas Merah
Niat mahasiswa
ini disambut baik oleh masyarakat dan audiens yang hadir saat
penyuluhan, terbukti dengan banyaknya pertanyaan yang dilontarkan mengenai
bagaimana cara pengolahan jambu biji getas merah menjadi produk yang bermanfaat
di masyarakat serta laku dijual di pasaran. Sejumlah audiens memberikan
pernyataan bahwa “benar, selama ini banyak keterbatasan dalam mengolah jambu
biji getas merah, saat panen tiba kami hanya bisa menjual jambu dalam keadaan
mentah (tanpa diolah terlebih dahulu), adanya penyuluhan ini membuka pikiran
kami bahwa ternyata jambu biji getas merah bisa diolah menjadi berbagai macam
produk yang bernilai jual, sehat, dan memiliki banyak manfaat serta kandungan
bagi tubuh.”
Tidak hanya
penyuluhan saja, sejumlah mahasiswa juga membawa produk yang telah dibuat di
posko untuk di coba audiens yang saat itu hadir dalam penyuluhan lengkap
dengan label dan packaging nya. Selain itu, juga ada yang membuka stand
produk olahan dari jambu biji getas merah yakni es kopi jambu dan teh
herbal daun jambu yang langsung dibuat saat itu juga ketika ada yang ingin
mencoba, istilahnya produk yang disajikan masih fresh karena dibuat secara
langsung sesuai permintaan.
Perlunya
Strategi Pemasaran Yang Menarik
Disampaikan pula bagaimana strategi pemasaran yang tepat untuk
produk hasil olahan jambu biji getas merah. Sebelum sampai di situ, ada mahasiswa
yang memberikan penyuluhan mengenai bagaimana tata cara foto produk yang benar
supaya lebih menarik dan sesuai dengan standar penjualan melalui media online
dengan instrument studio foto produk yang dibuat dengan menggunakan kardus
dan karton, sangat simpel, murah, dan siapa saja dapat membuatnya. Saat
penyuluhan tersebut berlangsung, masyarakat juga mengeluhkan sulitnya
memasarkan produk yang selama ini sudah di produksi, hingga akhirnya mereka
bertanya mengenai “Strategi pemasaran seperti apa yang bisa di lakukan
supaya produk bisa dikenal dan laku di pasaran.”
Media online masih menjadi salah satu solusi paling efektif,
karena di era globalisasi ini lebih banyak masyarakat yang tertarik untuk
belanja online dengan alasan belanja online lebih praktis, tidak
perlu membuang waktu untuk datang ke tempat, bisa di akses dimana saja dan
kapan saja, serta banyak potongan harga yang ditawarkan. Maka dari itu,
penyuluhan mengenai pembuatan Google My Bussiness, Instagram
Bisnis, dan Facebook Page juga dilakukan sebagai media pemasaran produk
olahan jambu biji getas merah kedepannya. Minimnya pengetahuan masyarakat di
Kaloran mengenai media online sebagai media pemasaran yang menarik, maka
mahasiswa KKN akan memberikan pendampingan secara efektif dan berkala melalui Whatsapp
Group.
Perizinan dan Rekomendasi Produk
Kepercayaan masyarakat mengenai kualitas produk masih menjadi suatu
hal yang sangat penting, dari situ maka diperlukan perizinan produk sebelum di
pasarkan. Saat ini mengurus perizinan sudah dipermudah, dimana pengusaha bisa
langsung datang ke Kantor Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu
Pintu, lalu mempersiapkan persyaratan yang ditetapkan, kemudian langsung bisa
mendaftar izin usaha melalui sistem terpadu satu pintu yang disebut Single
Sign On (SSO) melalui e-mail yang dibuat oleh pengusaha itu sendiri.
Tidak perlu khawatir, industri kecil dengan omzet di bawah Rp.50.000.000 bisa
mendaftarkan produk usahanya seperti halnya usaha besar atau pabrik. Saat semua
syarat telah terpenuhi, pusat akan menyeleksi dan nantinya produk akan mendapat
nomor P-IRT, pelaku usaha nya pun akan diberikan keterampilan untuk
menghasilkan produk yang berstandar guna di pasarkan.
Gambar 1.3
Pendaftaran Izin Usaha di Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan
Terpadu Satu Pintu Kab. Temanggung
Tak berhenti sampai disitu, mahasiswa KKN PPM Tematik Tim II Jambu
Merah juga memberikan rekomendasi kepada perangkat desa agar produk olahan
jambu biji getas merah ini dapat menjadi produk unggulan dari BUMDESA. Setiap
desa di tuntut untuk dapat menggali potensi yang dimiliki oleh desa tersebut,
maka dari itu guna mewujudkan desa pintar atau smart village salah
satunya harus memiliki pengelolaan BUMDESA yang baik dan produk unggulan yang
menonjol dari desa tersebut.
Harapan kedepannya, semoga program KKN Tematik Tim II Jambu Merah
ini dapat menjadi tumpuan masyarakat untuk mengembangkan produk olahan jambu
biji getas merah yang mampu meningkatkan lapangan pekerjaan dan juga
mendatangkan kesejahteraan masyarakatnya karena mampu menciptakan industri yang
mandiri.