Rumah Pangan Lestari, Sarana
Penghijauan untuk Warga Desa Kedungpatangewu
PEKALONGAN - Mahasiswa Undip melakukan pelatihan
terhadap masyarakat Desa Kedungpatangewu yang ditujukan pada Ibu-Ibu PKK.
Pemaparan program pelatihan tersebut dilakukan oleh salah satu mahasiswa KKN
Undip yaitu Cindy Deviana Hariadi, mahasiswa dari Program Studi
Agroekoteknologi, Fakultas Peternakan dan Pertanian.
Pelatihan ini dilakukan bertempatan di rumah salah satu pengurus dari
PKK Desa Kedungpatangewu yang dilaksanakan dari pukul 17.00 – 17.30 WIB, Senin
(5/8/2019).
Pelatihan dilakukan berdasarkan permasalahan yang ada di desa
Kedungpatangewu yaitu salah satunya adalah masalah limbah dari pengrajin tahu
yang dibuang ke sungai tanpa adanya proses pengolahan terlebih dahulu, dan hal
ini menyebabkan sungai di Desa Kedungpatangewu menjadi keruh.
Mahasiswa Undip membuat inovasi untuk memanfaatkan limbah tahu tersebut
yaitu dengan dijadikan pupuk organik cair untuk tanaman. Pupuk organik cair berbahan
dasar limbah tahu tersebut dibuat terlebih dahulu oleh mahasiswa dengan bahan
yang diperoleh dari pengrajin tahu. Pembuatan pupuk membutuhkan waktu selama 2
minggu.
Setelah pupuk jadi, mahasiswa melakukan pemaparan dan mencontohkan
kepada Ibu-Ibu PKK bagaimana cara membuat pupuk organik cair tersebut, cara
aplikasi pupuk pada tanaman, dan juga memberikan sedikit pengetahuan tentang
ilmu bidang pertanian.
Pelatihan pembuatan pupuk tersebut disambut dengan antusias oleh Ibu-Ibu
PKK sehingga proses kegiatan berjalan dengan lancar. Banyak yang mengajukan
beberapa pertanyaan kepada mahasiswa yang dapat dijawab dengan baik sehingga
dapat menambah pengetahuan masyarakat desa.
Solusi
Mutakhir dari Mahasiswi Undip Memecahkan Permasalahan Kesulitan Pakan Ternak di
Musim Kemarau
PEKALONGAN
- Mahasiswi KKN Undip Tim II mengadakan sosialisasi dan pendampingan terkait
pembuatan pakan ternak ruminansia. Cara pembuatan pakan yang disampaikan oleh
mahasiswi UNDIP ini merupakan pakan awetan atau pakan silase yang terbuat dari
hijauan pakan segar, Selasa (6/8/2019).
Sosialisasi yang dilakukan pada
malam hari pukul 20.00 WIB ini berjudul “Pendampingan dan Sosialisasi tentang Manfaat Pakan
Silase serta Cara Pembuatan Pakan Silase sebagai Pakan Alternatif Ternak” oleh
Diyan Ayu Puji Astutik dari Fakultas Peternakan dan Pertanian Undip yang bertempat
di rumah salah satu Ketua RT di Desa Kedungpatangewu, Kecamatan Kedungwuni,
Kabupaten Pekalongan.
Hampir semua peternak yang ada
di Desa Kedungpatangewu merupakan peternak Kambing dan Domba. Setelah dilakukannya
survey pada minggu pertama pelaksanaan KKN ditemukan satu permasalahan serius
yang dihadapi oleh para peternak. Permasalahan tersebut berhubungan dengan
pakan yaitu sulitnya mencari pakan pada saat musim kemarau, padahal pada saat
musim penghujan hijauan pakan yang ada sangatlah melimpah.
Hal ini lah yang membuat
mahasiswi Undip untuk melakukan sosialisasi terkait tujuan, manfaat serta cara
pembuatan pakan silase yang merupakan salah satu pakan alternatif untuk ternak
ruminansia pada saat musim kemarau. Pada saat pelaksanaan mahasisiwi tersebut
juga membawakan contoh pakan silase kepada peternak sehingga peternak tahu
seperti apa nantinya pakan silase itu.
Pasca pelaksanaan sosialisasi
diperoleh hasil bahwasanya para peternak sangat antusias dalam sosialisasi yang
telah diberikan. Hal ini dibuktikan dengan pecahnya suasana tanya jawab yang
dilakukan setelah sosialisasi. Para peternak menanyakan secara detail terkait
cara pembuatan, manfaat, serta resiko yang ada terkait pembuatan pakan silase
ini. Selain itu proses diskusi pun berlanjut dengan pembahasan terkait masalah
peternakan yang dihadapi oleh peternak selama ini.
“Sosialisasi tentang pakan
silase ini sangat bermanfaat sekali bagi peternak kambing di Desa
Kedungpatangewu khususnya di Dusun Kebontengah ini, karena permasalahan
peternak selama ini terkait susahnya mencari pakan di musim panas dapat diatasi
sekarang” Ucap Bapak Khamim selaku ketua RT 10 Dusun Kebontengah. Beliau juga
sangat antusias hingga rela menyediakan tempat untuk pelaksanaan sosialisasi.
Tim KKN
Undip Kenalkan Desa Wisata untuk Menunjang
Perekonomian Desa
PEKALONGAN - Senin (5/8/2019), Mahasiswi
Fakultas Ekonomika dan Bisnis Undip melakukan pemaparan mengenai Pengenalan Desa Wisata untuk Menunjang
Perekonomian Desa bersama Perangkat Desa Kedungpatangewu. Pemaparan ini
dilaksanakan di Balai Desa Kedungpatangewu, Kecamatan Kedungwuni, Kabupaten
Pekalongan dan dimulai pada pukul 09.00 WIB hingga Pukul 11.00 WIB.
Sosialisasi ini
dilatarbelakangi oleh adanya potensi desa berupa jembatan gantung dan bendungan
di Desa Kedungpatangewu yang dapat dimanfaatkan untuk kegiatan wisata. Pemaparan
diawali dengan penjelasan mengenai pengertian desa wisata dan wisata pedesaan.
Desa Wisata sendiri merupakan suatu tempat yang memiliki
ciri dan nilai tertentu yang dapat menjadi daya tarik khusus bagi wisatawan
dengan minat khusus terhadap kehidupan pedesaan. Selanjutnya, materi
dilanjutkan dengan penjelasan komponen – komponen apa saja yang terdapat di
desa wisata yakni atraksi, fasilitas, aktivitas wisata, dan pengembangan umum.
Kemudian, perangkat desa diberi penjelasan mengenai
manajemen produk desa wisata, karena untuk menjadi Desa Wisata yang memiliki
daya saing dengan objek-objek wisata lain, diperlukan pengelolaan atau
manajemen yang baik. Selain manajemen produk wisata, juga dibutuhkan manajemen
pemasaran desa wisata, sumber daya manusia, dan pengembangan pariwisata
berkelanjutan.
Manajemen pemasaran desa wisata harus memiliki tujuan dan
alur pemasaran. Pada alur pemasaran harus ditentukan terlebih dahulu produk apa
yang akan dipasarkan, target pasar yang akan dituju, dan harga yang akan
diberlakukan. Sedangkan, didalam pengelolaan sumber daya manusia dibutuhkan
struktur organisasi dan evaluasi secara berkala untuk mengetahui kinerja sumber
daya manusia di desa wisata.
Dalam mengembangkan desa wisata, diperlukan pengelolaan yang
memperhatikan aspek-aspek lingkungan, sosial, dan ekonomi. Aspek-aspek ini
terwakili dalam pengembangan pariwisata yang berkelanjutan. Demi kelangsungan
Desa Wisata yang terus menerus, diperlukan pengelolaan pariwisata yang
berkelanjutan.
Selanjutnya, pemaparan ditutup dengan sesi tanya jawab dan penyerahan
modul pengembangan desa wisata kepada perangkat desa. Dengan adanya pemaparan
ini diharapkan desa dapat membentuk desa wisata yang baik sehingga dapat
menunjang perekonomian desa.
Berdayakan
Orang Tua Tentang Tugas Perkembangan, Mahasiswi Undip Berikan Modul
Developmental Checklist
PEKALONGAN
- Minggu (28/7/2019), mahasiswi Undip berdayakan tentang pentingnya
perkembangan bagi anak-anak pada Ibu-Ibu PKK. Pemberdayaan ini dilaksanakan dalam
bentuk sosialisasi dengan judul “Step by Step: Pemberdayaan Orangtua terhadap
Tugas Perkembangan Anak” oleh Rahma
Zahidah Pertiwi dari Fakultas Psikologi Undip di Balai Desa Kedungpatangewu,
Kecamatan Kedungwuni, Kabupaten Pekalongan. Sosialisasi dimulai pada pukul
13.00 WIB waktu setempat, dengan sambutan dari Kepala Desa dan Ketua PKK.
Setelah dilakukan survey di Desa
Kedungpatangewu, Kedungwuni, Pekalongan, mahasiswi mendapatkan informasi bahwa
masih banyak warga di desa yang memiliki anak di bawah lima tahun (balita) dan
merupakan orangtua muda. Hal ini lah yang memberikan ide bagi mahasiswi untuk
melakukan pemberdayaan terkait tugas perkembangan, melihat pentingnya
perkembangan bagi individu. Perkembangan merupakan periode waktu sedari bayi
dalam kandungan hingga pada akhirnya kembali kepada Yang Maha Kuasa.
Selama periode waktu tersebut
masa hidup individu dibagi ke dalam tahapan-tahapan yaitu Masa Bayi, Masa
Kanak-kanak, Masa Remaja, Masa Dewasa, dan Masa Lansia. Individu dalam
menjalani setiap tahapannya memiliki tugas perkembangan yang perlu dipenuhi
agar memaksimalkan tumbuhkembang dalam diri individu. Setiap tugas perkembangan
tersebut saling berkaitan, artinya ketika tugas disalah satu tahap tidak
terpenuhi akan mempengaruhi tahap perkembangan berikutnya.
Kemudian mahasiswi juga
menjelaskan manfaat dari mengetahui tugas perkembangan yang sesuai dengan
tahapan yang sedang dialami oleh anak. Diantaranya adalah dapat mendeteksi
kebutuhan anak. Orang tua menjadi lebih paham dan mengerti dalam mengedukasi anak
dengan kemampuan yang dimiliki anak sesuai tahapannya.
Demi mendukung pemberdayaan ini
mahasiswi juga memberikan modul berisikan tugas perkembangan anak disetiap
umurnya mulai dari usia 0 tahun hingga 18 tahun. Orang tua dapat memberikan
tanda ceklis di tugas perkembangan yang sudah terlaksana atau sudah dilewati
oleh sang anak. Sehingga orangtua dapat mengantisipasi tugas perkembangan berikutnya
yang perlu diperhatikan.
Mahasiswi KKN
Undip Sulap Limbah Nasi Basi Menjadi Larutan yang Kaya Manfaat
PEKALONGAN - Senin, (5/8/2019) Salah satu
mahasiswi KKN Tim II Undip, Desa Kedungpatangewu, Kecamatan Kedungwuni,
Kabupaten Pekalongan memaparkan sosialisasi mengenai pemanfaatan limbah rumah
tangga nasi basi menjadi Pupuk Organik Cair. Limbah nasi basi merupakan limbah
organik yang sangat sering dijumpai dan kerap terbuang begitu saja. Jika,
dikelola dengan baik dan benar, limbah ini akan menimbulkan sekian manfaat
bahkan bisa mengalirkan pundi-pundi rupiah.
Sosialisasi ini disampaikan oleh Raras Sekar Kinasih,
mahasiswi Fakultas Peternakan dan Pertanian Jurusan Agribisnis. Kegiatan ini
dilaksanakan di salah satu rumah anggota PKK pada forum rutin PKK.
Limbah merupakan sisa atau buangan dari hasil suatu proses
produksi atau proses alami yang dianggap tidak bernilai dan tidak dapat
dipergunakan. Limbah sendiri terbagi menjadi limbah organik dan anorganik.
Limbah organik merupakan limbah yang masih dapat diuraikan kembali oleh bakteri
dimana limbah tersebut umumnya berasal dari sisa aktivitas manusia atau hewan
seperti sisa makanan.
Berdasarkan hasil survei dan observasi yang telah dilakukan
tim KKN, Desa Kedungpatangewu memiliki persoalan terkait pengelolaan limbah
atau sampah yang cenderung belum teratasi dengan baik dan benar. Tidak
tersedianya TPS atau TPA menghambat pengelolaan limbah di desa ini.
Berbagai pandangan dan gagasan dituangkan oleh segenap
mahasiswa tim KKN demi mendapat solusi dalam pemecahan masalah yang sudah ada
sejak 10 tahun lalu ini. Salah satunya adalah melalui pemanfaatan limbah rumah
tangga nasi basi yang menggunakan bantuan Mikroorganisme Lokal atau yang lebih
dikenal dengan MOL.
Sosialisasi ini berjalan dengan lancar dan kondusif.
Mayoritas audience yang hadir
merupakan Ibu-Ibu yang cenderung menyukai kegiatan bercocok tanam skala kecil
contohnya di pekarangan rumah sehingga, keberadaan pupuk atau larutan nutrisi
ini memang cukup dibutuhkan dalam kegiatan bercocok tanam.
Selain dapat dimanfaatkan sebagai pupuk, larutan ini dapat
dijadikan bioaktivator yang dapat membantu mempercepat penguraian pada proses
fermentasi seperti saat pengomposan hingga mempercepat penguraian sampah. Antusiasme
terlihat dari beberapa pertanyaan yang dilontarkan tentang keberlanjutan
pemanfaatan limbah nasi basi ini. Anggota PKK terlihat cukup mulai tertarik
untuk sedikit mengubah cara hidup dalam menjaga lingkungan dengan salah satunya
melalui pengelolaan limbah dan penggunaan bahan non-kimia.