TEGAL - Para
mahasiswa yang tergabung dalam kegiatan KKN Tim II Undip yang ditempatkan di
desa Muyoharjo Tegal, mengunjungi perkumpulan petani yang ada di desa tersebut
(27/07/2019). Kunjungan tersebut dilakukan pada pagi hari, pukul 10.00 WIB setelah
jagung dipanen dari sawah. Pada kesempatan itu pula, dilaksanakan program
sosialisasi dan pembinaan pertanian desa organik dengan menggunakan perangkap
hama buatan dengan botol bekas dan pestisida alami. Program ini dilakukan oleh
salah satu anggota KKN desa tersebut yang berasal dari jurusan Biologi. Tujuan
diadakannya program ini ialah untuk menjadikan pertanian yang sehat bagi
konsumen serta aman bagi lingkungan.
Seperti yang kita ketahui, bahwa jagung
merupakan bahan yang dapat dijadikan makanan pokok pengganti nasi. Banyaknya sektor
pertanian jagung serta padi yang ada di desa Mulyoharjo dapat menajdi potensi
membangun pangan yang sehat dan berkelanjutan. Program pertanian organik dapat
diterapkan di semua sektor pertanian, baik jagung, padi, maupun pertanian
lainnya. Penggunaan bahan-bahan kimia sintesis pada pertanian dapat berakibat
adanya resistensi hama dan pencemaran lingkungan.
Sosialisasi yang dilakukan berupa
pengenalan pertanian organik ke warga, manfaat pertanian organik, standar pertanian
organik, pengendalian hama terpadu, pembuatan perangkap-perangkap hama dengan
bahan sederhana, dan pembuatan pestisida alami. Warga yang mengikuti program
pembinaan dan sosialisasi mendapat modul yang berisi mater-materi tersebut.
Diharapkan dengan adanya program ini, warga menjadi sadar akan pentingnya
peranian organik yang aman bagi konsumen dan lingkungan, sehingga dapat
menerapkannya di lahan pertanian di desa Mulyoharjo.
Sembari melakukan program KKN tersebut,
para mahasiswa juga belajar pengolahan jagung pasca panen mulai dari pemilahan,
pengupasan, hingga pemipilan (pemisahan biji jagung dari bonggol). Pengolahan
jagung pasca penen ini dilakukan oleh warga setempat yang didominasi oleh
pekerja wanita. Pengolahan masih dilakukan secara tradisional. Pengupan jagung
dilakukan oleh 2 orang, dan 4 orang di bagian pemipilan. Pemipilan dapat
dilakukan langsung dengan menggunakan tangan atau dengan menggesekkan jagung ke
papan kayu khusus. Setelah itu, bonggol serta kulit jagung disimpan untuk
selanjutnya dijemur. Pemanfaatan limbah kulit dan bonggol jagung oleh warga
digunakan sebagai bahan bakar kompor atau bahan pembakaran lain.
“Sangat menarik, selama ini Mulyoharjo
menggunakan bahan-bahan kimia sebagai pengusir hama. Karena hal itu, hamanya
semakin kebal dan biaya obatnya semakin mahal. Dengan adanya pengenalan ini,
kami menjadi tertarik memulai pertanian yang sehat.”, kata seorang warga di
akhir kunjungan. Para mahasiswa sangat berterima kasih atas antusiasme para
petani, dan juga berharap kegiatan program ini sangat membantu petani yang ada
di Desa Muyoharjo.