Tim KKN Undip Rintis Bank Sampah di Desa Lebakgowah


LEBAKGOWAH – Mahasiswa KKN Tim II Undip mengadakan pelaksanaan program multidisiplin di Desa Lebakgowah dengan mengajak masyarakat desa untuk mensukseskan pelaksanaan program (13/8/2019). Program yang dilaksanakan mengenai pengadaan ‘Bank Sampah’ untuk desa yang mana diprakarsai oleh mahasiswa kemudian akan dilanjutkan oleh masyarakat Desa Lebakgowah.

Pendirian Bank Sampah ini dimaksudkan sebagai Bank Sampah percontohan di wilayah Desa Lebakgowah secara umum. Pelaksanaan program dilakukan di salah satu rumah warga bertempat di RT 03 RW 05 Desa Lebakgowah.

Saat pelaksanaan program multidisiplin tersebut di hadiri oleh segenap pengurus ‘Bank Sampah’ Desa Lebakgowah, selain itu dihadiri pula nasabah (anggota) serta mahasiswa KKN yang ikut serta dalam pelaksanaan program. Pelaksanaan program dimulai pada pukul 10.00 WIB sesuai dengan kesepakatan sebelumnya. ‘Bank Sampah Kenanga Mandiri’ adalah nama dari Bank Sampah yang didirikan di Desa Lebakgowah.

Pada awal kegiatan dilaksanakan, mahasiswa serta pengurus menyiapkan timbangan elektrik, tempat untuk menyimpan sampah yang kemudian akan ditimbang. Beberapa nasabah berdatangan untuk menimbangkan hasil sampah yang telah dikumpulkan kemudian mahasiswa menghitung jumlah sampah yang didapat dari masing-masing nasabah.

Setelah itu dilakukan pencatatatan ke dalam buku registrasi sebagai data nasabah kemudian hasil penimbangan sampah dituliskan ke dalam buku besar administrasi, lalu sampah yang terkumpul dikelompokan ke dalam beberapa jenis sampah. Sampah disortir oleh mahasiswa dan pengurus ‘Bank Sampah’.

Sampah yang telah didapat kemudian disortir menjadi beberapa macam, yaitu sampah kertas, sampah plastik, sampah kaleng, dan botol kaca. Dalam pemilihan sampah dilakukan dengan teliti karena nantinya akan dihitung dan dirupiahkan sesuai dengan variasi sampah. Harga dari sampah tersebut pun berbeda-beda mulai dari 1000 rupiah per kilogram hingga harga yang paling mahal adalah 2000 rupiah. Sedangkan khusus untuk botol kaca dihitung per satuan dari botol, tidak diukur per kilogram dari botol kaca tersebut.

Kegiatan selanjutnya setelah penimbangan serta pencatatatan hasil sampah, mahasiswa membagikan buku tabungan kepada nasabah ‘Bank Sampah’ yang sudah selesai penimbangan sampah. Pembagian buku tabungan tersebut nantinya akan dibawa oleh masing-masing nasabah. Buku tabungan tersebut akan dibawa oleh nasabah setiap kali melakukan penimbangan dan penabungan sampah.

Nasabah akan mengetahui berapa jumlah sampah yang sudah dikumpulkan dari buku tabungan tersebut, lalu hasil penjualan sampah mulai dapat ditarik setelah tiga bulan penabungan sampah di ‘Bank Sampah’. Nominal rupiah yang dapat ditarik oleh masyarakat tergantung dari seberapa banyak sampah yang nasabah telah setorkan pada pengurus ‘Bank Sampah Kenanga Mandiri’.



Setelah dilakukan pembagian buku tabungan kepada nasabah, mahasiswa melakukan pembagian trash bag kepada nasabah untuk pemilahan sampah rumah tangga di rumah masing-masing nasabah. Trash bag ini dimaksudkan untuk memudahkan nasabah untuk memisahkan sampah mana yang nantinya akan disetorkan pada ‘Bank Sampah’ Sampah yang dipisah yaitu berdasar sampah organik dan sampah non organik. Agar kedepannya pengurus ‘Bank Sampah’ dapat langsung menimbang sampah tanpa harus memisahkan ulang sampah yang sudah terkumpul.

Usai pelaksanaan program, acara diakhiri dengan sesi foto mahasiswa perintis ‘Bank Sampah’ bersama hasil sampah yang didapatkan. Hasil sampah yang terkumpul cukup banyak, artinya cukup banyak masyarakat Desa Lebakgowah dari RW 05 tersebut antusias terhadap program multidisiplin yang dilaksanakan.


Diharapkan kedepannya ‘Bank Sampah Kenanga Mandiri’ dapat berjalan dengan berkelanjutan, sehingga dapat memberikan motivasi kepada wilayah RW lain untuk ikut serta mendirikan ‘Bank Sampah’. Hingga pada akhirnya ‘Bank Sampah’ tersebut dapat terus berjalan dan menjadi salah satu pemasukan untuk Desa Lebakgowah.