BATANG - Belum ada pengolahan lebih lanjut terhadap hasil panen
kopi terutama menjadi olahan produk non pangan, banyak orang yang menyukai
aroma kopi, tetapi tidak bisa mengkonsumsi, misalnya karena masalah kesehatan,
dan sering terjadi pemadaman listrik di desa terutama saat musim hujan
merupakan latar belakang dari pembuatan program monodisiplin berjudul Pelatihan
pembuatan Lilin Aromaterapi Kopi kepada ibu-ibu PKK desa Surjo.
Lilin aromaterapi memiliki berbagai manfaat yaitu Dapat
meredakan stress, karena kandungan kafein dan chlorogenic, berguna ketika
terjadi pemadaman listrik sekaligus terapi, dapat digunakan untuk hiasan
ruangan seperti di meja makan restoran, dapat menjadi alternatif bagi penyuka
kopi namun tidak diperbolehkan mengkonsumsinya.
Cara pembuatan lilin aromaterapi kopi yaitu Panaskan air di
dalam panci dengan api sedang, masukkan mangkok kecil berisi lilin yang telah
dihancurkan ke dalam panci berisi air tadi. larutkan bubuk kopi dengan lilin
sampai tercampur rata, masukkan sumbu lilin tepat ditengah gelas sloki untuk
wadah lilin, tuangkan campuran lilin dan bubuk kopi ke dalam gelas, tunggu
hingga kering sempurna, lilin siap digunakan.
Program monodisiplin berjudul pelatihan pembuatan lilin
aromaterapi kopi ini dilaksanakan pada hari sabtu pukul 08.00-10.00 bertempat
di Ruang Kelas TK NU desa Surjo, kecamatan Bawang, Kabupaten Batang, Jawa
Tengah. Ibu-ibu desa Surjo yang hadir berjumlah 40 orang sangat antusias dengan
pemaparan program ini.
Acara berlangsung dengan pemaparan materi melalui media
powerpoint, pembagian booklet / hand-out sebagai pegangan, dan mempraktekan
langsung pembuatan lilin aromaterapi kopi untuk mempermudah ibu-ibu dalam
memahami materi yang disampaikan. Kemudian dilanjutkan dengan tanya jawab dan
diskusi dua arah dengan ibu-ibu PKK.
Bapak Wuryanto, S.Pd. selaku kepala desa Surjo sangat
mendukung adanya inovasi baru dalam pemanfaatan kopi khas Surjo ini, Menurutnya
lilin aromaterapi kopi ini harus dikembangkan lebih lanjut agar masyarakat desa
Surjo semakin maju dan mendapatkan hasil yang nyata adanya potensi kopi di desa
Surjo. (Anggi Krisdianto/Biologi FSM)