Mahasiswa KKN Undip Kembangkan Sistem Budidaya Akuaponik di Desa Coprayan
BUARAN – Berusaha memanfaatkan lahan pekaran rumah yang terbatas,
Tim II KKN UNDIP kembangkan sistem budidaya akuaponik di Desa Coprayan,
Kecamatan Buaran. Secara garis besar, akuaponik adalah sistem budidaya yang
mengombinasikan akuakultur dengan hidroponik dalam satu wadah. Dalam akuaponik
terjadi proses dimana tanaman memanfaatkan unsur hara yang berasal dari kotoran
ikan yang apabila dibiarkan di dalam kolam akan menjadi racun bagi ikan
tersebut. Lalu tanaman akan berfungsi sebagai filter vegetasi yang akan
mengurai zat racun tersebut menjadi zat yang tidak berbahaya bagi ikan dan
suplai oksigen pada air yang digunakan untuk memelihara ikan. Dengan siklus ini
akan terjadi siklus saling menguntungkan.
Dalam membuat akuaponik, diperlukan beberapa alat dan bahan
yang sederhana seperti kayu, paralon, terpal, pompa akuarium, dan bibit tanaman
serta ikan. Bibit tanaman yang dipilih oleh mahasiswa KKN Undip adalah selada.
Sementara untuk bibit ikan yang digunakan adalah bibit ikan lele.
Sistem budidaya akuaponik ini disosialisasikan kepada
seluruh perangkat desa dan kemudian bentuk fisiknya didisplay di Balai Desa Coprayan. Program ini merupakan salah satu
program multidisiplin yang dipilih oleh mahasiswa KKN yang merupakan gabungan
dari empat fakultas yang ada di Universitas Diponegoro. Ke-4 fakultas tersebut
adalah Fakultas Teknik, Fakultas Ilmu Sosial dan Pemerintahan, Fakultas
Perikanan dan Ilmu Kelautan, dan Fakultas Ekonomika dan Bisnis. Dari kegiatan
sosialisasi yang dilakukan, terlihat bahwa seluruh perangkat desa merasa
tertarik dan sangat berminat untuk menerapkan sistem budidaya ini.
Sistem budidaya akuaponik ini menjadi salah satu bentuk
peninggalan yang bisa dimanfaatkan oleh masyarakat Desa Coprayan dari mahasiswa
KKN Undip sekaligus sebagai percontohan bagi masyarakat setempat. Harapannya,
dengan akuaponik yang sudah dibuat oleh Tim II KKN Undip mampu memotivasi
masyarakat Desa Coprayan untuk lebih memanfaatkan pekarangan rumah yang kosong
menjadi sesuatu yang memiliki nilai lebih.
Bangun
Kesadaran Sejak Dini, Tim KKN Undip Gelar Kampanye CTPS Bagi Anak SD
BUARAN – Kesehatan merupakan asset penting dalam hidup manusia. Memiliki
tubuh yang sehat merupakan impian semua orang. Banyak faktor yang menjadi
indikator kesehatan. Salah satunya adalah faktor kebersihan. Berbicara mengenai
kebersihan, lingkungan yang bersih saja tidaklah cukup dijadikan sebagai
kategori dari kebersihan. Tubuh yang bersih merupakan salah satu hal yang juga
perlu diperhatikan agar kesehatan tetap terjaga.
Salah satu tindakan mudah yang dapat dilakukan untuk menjaga
kebersihan tubuh adalah mencuci tangan. Banyak aktivitas yang dilakukan
menggunakan tangan. Secara sadar atau tidak, banyak kuman yang bersarang di tangan
kita. Maka dari itu, menjaga kebersihan tangan sangatlah penting.
Kesadaran akan kesehatan hendaknya ditanamkan sejak dini.
Inilah yang dilakukan oleh mahasiswa KKN Undip di SD Negeri Coprayan. Kampanye
CTPS ini dimaksudkan agar anak-anak menyadari betapa pentingnya menjaga
kesbersihan tangan yang menjadi salah satu penentu kesehatan tubuh. Dengan
memberikan contoh gerakan mencuci tangan yang baik dan benar, harapannya
anak-anak dapat menerapkannya di kehidupan sehari-hari.
Kegiatan CTPS (Cuci Tangan Pakai Sabun) berlangsung pada
Jumat, 02 Agustus 2019 mulai pukul 08.00 hingga 09.00 pagi di aula SD Negeri
Coprayan. Jumlah partisipan yang meramaikan kampanye ini sekitar 50 murid, yang
berasal dari murid kelas satu dan kelas dua. Dalam pelaksanaannya, partisipan
dibagi menjadi 5 kelompok. Masing-masing kelompok beranggotakan 10 anak dengan
didampingi 2 mahasiswa KKN. Para partisipan terlihat memperhatikan materi yang
disampaikan oleh mahasiswa KKN dan sangat antusias untuk melakukan parktik
mencuci tangan secara langsung bersama dengan mahasiswa KKN Undip.
Bermasalah
dengan Air, TIM II KKN UNDIP 2019 Canangkan Program Filtrasi Air di Desa
Coprayan
BUARAN – Air merupakan komponen penting dalam kehidupan manusia.
Hampir seluruh aspek kehidupan bergantung pada air. Bahkan suatu riset
mengungkapkan bahwa sebanyak 80% tubuh manusia terdiri dari air. Hal tersebut
menandakan bahwa keberadaan air memegang peranan yang sangat vital bagi
keberlangsungan kehidupan.
Mengingat kemanfaatan air yang sangat besar, rasanya sangat
penting untuk menjaga air supaya tidak tercemar. Akan tetapi, pada kenyataannya
banyak fenomena pencemaran air yang masih terjadi di lingkungan masyarakat.
Banyak faktor yang menyebabkan pencemaran tersebut terjadi, salah satunya
adalah dampak dari adanya kegiatan industri. Permasalahan inilah yang terjadi
di Desa Coprayan, Kecamatan Buaran. Sebagian besar masyarakat Desa Corayan
menggunakan air sumur serapan sebagai sumber air mereka. Letak sumur serapan
ini berada dekat dengan sumber limbah pabrik, sehingga air yang dihasilkan dari
sumur tersebut relatif lebih keruh dan berbau amis.
Berangkat dari permasalahan tersebut, seorang mahasiswa
Teknik Mesin 2015, Mario Andi mencoba menyelesaikannya dengan membuat sistem
filtrasi air dalam skala rumah tangga. Dengan mengguanakan peralatan dan bahan
yang sederhana, ia mampu membantu mengatasi permasalahan tersebut. Sistem
filtrasi air ini menggunakan empat media penyaring yang disusun dalam satu pipa
berukuran 3 in dengan panjang 60 cm. Media penyaring yang digunakan berupa batu
zeolit, pasir silica, karbon aktif, dan busa filter akuarium. Masing-masing
media penyaring memiliki fungsi yang berbeda-beda. Batu zeolit berfungsi untuk
menurunkan kadar besi, pasir silika dan busa filter akuarium digunakan untuk
menyaring kotoran seperti lumpur dan pasir, serta karbon aktif digunakan untuk
menyerap bau dan menjernihkan air.
Program alat filtrasi air ini disosialisasikan kepada
perangkat Desa Coprayan pada hari Rabu, 07 Agustus 2019. Kegiatan ini mendapat
respon positif dari para perangkat desa karena manfaat yang dapat dirasakan
dari alat ini. Harapannya, semoga kedepannya alat filtrasi ini dapat
diaplikasikan baik dalam skala rumah tangga maupun skala yang lebih besar.