TEMANGGUNG - Topeng loreng merupakan seni tari tradisional yang
berkembang di Kabupaten Temanggung. Salah satu
paguyuban yang masih melestarikan kesenian ini ada di Desa Samiranan, Kecamatan
Kandangan, Kabupaten Temanggung. Tari topeng loreng ini sering ditampilkan pada
hari-hari besar maupun saat diadakannya hajatan oleh masyarakat setempat,
misalnya acara pernikahan. Seperti pertunjukan yang digelar pada Rabu
(17/07/2019). Topeng loreng ditampilkan pada malam puncak acara resepsi putri
dari Muntadi, ketua paguyuban topeng loreng Desa Samiranan.
Topeng loreng mencerminkan
bentuk latihan bela diri pada masa lalu, tarian ini merupakan cara kamuflase
masyarakat Temanggung untuk berlatih sehingga pasukan tentara Belanda tidak
mengetahui latihan bela diri ini. Tari ini diikuti dengan alunan musik khas Jawa
dan diiringi dengan lirik lagu yang bernuansa keislaman dengan tujuan meminta
pertolongan kepada yang Maha Kuasa. Namun, pada zaman sekarang tarian ini
dijadikan sebagai hiburan sembari menjaga agar kesenian ini tidak punah begitu
saja.
Seluruh
penari berpenampilan sama. Mereka mengenakan bulu-bulu burung di kepala mereka
yang menyerupai hiasan kepala Suku Dayak. Selain
mengenakan hiasan kepala, wajah mereka juga dicoreti dengan pewarna hitam dan
putih. Sedangkan tubuh mereka dibalut rompi. Lonceng yang bergemerincing
tergantung di hiasan kepala dan sepanjang kaki para penari. Lonceng-lonceng itu
semakin memeriahkan gamelan dan lagu berbahasa Jawa yang didendangkan.
Pada pukul 20.00 WIB acara
dimulai, dibuka dengan sambutan yang disampaikan oleh Kepala Desa Samiranan dan dilanjutkan
dengan acara inti, yakni tarian topeng loreng. Masyarakat sangat antusias untuk
menghadiri kesenian ini. Mulai dari masyarakat Dusun Maguwo, Dusun Sendang,
Dusun Tegesan, dan Dusun Samiranan berkumpul di depan kediaman Kepala Desa pada
saat kegiatan ini berlangsung. Silaturahmi antar dusun pun terjadi pada saat kegiatan ini di tampilkan. Selain
penonton yang ramai, banyak pula pedagang yang memanfaatkan kesempatan ini
untuk mengais rezeki. Mulai dari pedagang makanan, mainan, hingga arena mandi
bola.
Pada pukul
20.30 WIB para penari mulai memasuki pentas
dan alunan musik mulai dimainkan. Tarian dibuka oleh-oleh penari-penari
cilik yang masih duduk di bangku sekolah dasar hingga sekolah menengah pertama.
Selain
anak-anak sekolah, ibu-ibu juga unjuk kebolehan ikut menari topeng loreng. Penari
terus bergantian hingga tengah malam. Hingga akhirnya inti dari tari topeng
loreng ditampilkan, yaity ada penari yang kesurupan. Inilah saat yang
ditunggu-tunggu oleh para penonton. Masyarakat Desa Samiranan dan teman-teman
TIM II KKN UNDIP 2019 sangat antusias menikmati kesenian ini. Wajah senang dan takjub
tampak saat mereka menyaksikan topeng loreng. Meski malam semakin larut, namun
di sekeliling penari masih padat penonton. Acara pun usai pada Kamis
(18/07/2019) pukul 03.00 dini hari.