SEMARANG - Tiga mahasiswa Universitas Diponegoro (Undip), Dhamastya
Adhi Putra (S1 Teknik Elektro), Taufik Rahmadani (S1 Teknik Elektro), dan
Andika Dwi Wicaksono (D3 Instrumentasi dan Elektronika) menciptakan drone yang
digunakan untuk mitigasi bencana alam.
Secara geografis kepulauan
Indonesia merupakan daerah yang rawan bencana karena termasuk dalam wilayah Pacific Ring of Fire (deretan gunung
berapi Pasifik) yang bentuknya melengkung dari utara Pulau Sumatera - Jawa –
Nusa Tenggara hingga ke Sulawesi Utara.
Kepulauan Indonesia juga terletak
di pertemuan dua lempeng tektonik dunia dan dipengaruhi oleh 3 gerakan, yaitu
Gerakan Sistem Sunda di bagian barat, Gerakan Sistem pinggiran Asia Timur dan
Gerakan Sirkum Australia. Kedua faktor tersebut menyebabkan Indonesia rentan
terhadap bencana.
Penyaluran bantuan terkendala pada
daerah-daerah yang terisolir dalam medan
tempuh penyaluran yang tidak mungkin dilewati secara darat maupun laut.
Misalnya, penyaluran bantuan bencana banjir Pacitan terhambat karena jalan
lintas masih tertutup longsor (PosKotaNews, 2017) serta bantuan bencana gempa
Lombok yang terkendala sulitnya medan (CNN, 2018).
Menurut data Badan Nasional
Penanggulangan Bencana (BNPB) dalam kurun waktu 5 tahun terakhir jumlah bencana
alam yang tercatat adalah 12074 dengan menimbulkan korban meninggal dan
luka-luka.
Melalui program PKM-KC (Program
Kreativitas Mahasiswa – Karsa Cipta) yang diselenggarakan oleh Kementrian Riset
dan Teknologi Pendidikan Tinggi, tiga mahasiswa undip menciptakan inovasi yang
bertujuan sebagai pioneer atau langkah awal dalam penyaluran bantuan untuk korban bencana alam,
dibawah bimbingan Dr. Aris Triwiyatno, S.T., M.T. dengan judul “V-SAR : Pesawat
Nirawak dengan Teknologi Waypoint
Autopilot dan Payload Release
Mechanism sebagai Pembawa Muatan Bantuan pada Titik Bencana”.
V-SAR dapat terbang otomatis menempuh
rute sesuai misi berdasarkan GPS serta dilengkapi mekanisme pelepasan muatan
sehingga muatan bantuan dapat diturunkan pada titik korban yang telah
ditentukan. Muatan yang dapat diangkut V-SAR ini berupa obat-obatan, pelampung,
tenda, dll dengan beban total 2kg.
V-SAR dapat mendeteksi kadar gas
belerang di udara yang dapat dimonitor secara realtime oleh pilot dengan
teknologi IoT (Internet of Things). V-SAR dilengkapi dengan solar panel untuk charging baterai sehingga dapat menghemat
baterai dan terbang lebih lama. V-SAR mampu terbang selama 30 menit dan jarak
tempuh 3 km.