SEMARANG - Tingginya angka bayi yang
lahir tuli di Indonesia menyebabkan tingginya angka anak-anak yang nanti akan
tumbuh namun belum dapat mengenal berbagai macam huruf karena terbatas dengan
kemampuan fisiknya. Prevalensi tuli kongenital di seluruh dunia dilaporkan
berkisar antara 1–3 kejadian dari 1000 kelahiran.
Sedangkan, berdasarkan Profil
Kesehatan tahun 2005, tuli kongenital di Indonesia diperkirakan sebanyak
214.100 orang bila jumlah penduduk sebesar 214.100.000 orang. Jumlah ini akan
bertambah setiap tahun dengan adanya pertambahan penduduk akibat tingginya
angka kelahiran sebesar 0,22%. Sehingga,
untuk membantu mengenalkan huruf secara lebih luas, efektif, dan efisien
diperlukan adanya inovasi teknologi terbaru, salah satunya adalah aplikasi
pengkonversi gambar berisi teks menjadi bentuk teks dan diterjemahkan ke dalam
bahasa isyarat.
Dan salah
satu cara untuk merealisasikannya adalah dengan pembuatan aplikasi SIGN-ME ini.
Dalam pembuatan aplikasi berbasis android ini, digunakan teknologi Optical
Character Recognition (OCR) dengan menggunakan Tesseract sebagai engine
dari OCR (Optical Character Recognition) untuk pengenalan karakter
atau huruf.
Melalui
program PKM-KC (Program Kreativitas Mahasiswa – Karsa Cipta), tiga mahasiswa
Universitas Diponegoro, yaitu : Juan Adhiasta Pratama (Teknik Komputer, 2017),
Pradipta Sekar Ayu Putri Wulandari (Teknik Komputer, 2015), dan Pradipta Nimas
Ayu Putri Wulandari (Biologi, 2017) dibawah bimbingan Kurniawan
Teguh Martono, S.T., M.T. berhasil mengembangkan aplikasi penerjemah,
bernama SIGN-ME. Dan aplikasi ini dilengkapi dengan teknologi OCR (Optical Character
Recognition) yang dapat
mengkonversi gambar berisi teks berbahasa asing ke dalam tulisan lalu
diterjemahkan ke dalam Bahasa Indonesia dan kemudian diterjemahkan lagi ke
dalam Bahasa Isyarat Indonesia (BISINDO). Dengan harapan, dapat membantu
penyandang tuli kongenital untuk dapat membaca dan memahami tulisan atau teks
bahasa asing dengan lebih cepat dan efisien, tanpa harus mengetik ulang tulisan
ke dalam aplikasi penerjemah lainnya.
Teknologi
OCR (Optical Character Recognition) yang digunakan dalam pembuatan
aplikasi SIGN-ME ini memungkinkan untuk melakukan konversi gambar yang dipindai
dari karakter tercetak menjadi teks atau informasi lain yang diinginkan
pengguna menggunakan ponsel android. Teknologi OCR (Optical Character
Recognition) menggunakan tiga fase
pertama adalah Pemindaian dokumen sebagai gambar optik. Berikutnya adalah
Pengakuan yang melibatkan konversi gambar-gambar tersebut ke aliran karakter
yang mewakili huruf kata yang dikenal dan elemen terakhir yang digunakan untuk
mengakses atau menyimpan teks yang sudah dikonversi. Teks yang dikonversi tidak
lain adalah teks yang diekstraksi. Ketika, pengguna memulai menangkap gambar
menggunakan kamera ponsel yang berisi teks. Sebagian besar sistem pengenalan
karakter akan dikenali melalui gambar input dengan perangkat lunak komputer.
Teknologi OCR ini memudahkan pengguna untuk meng-scan gambar berisi teks yang
kemudian dikonversi ke dalam teks.
Sebelum
melanjutkan lebih lanjut tentang aplikasi SIGN-ME ini, ada baiknya mengenal
lebih dalam terlebih dahulu dengan BISINDO ata Bahasa Isyarat Indonesia. BISINDO
(Bahasa Isyarat Indonesia) sendiri adalah suatu sistem komunikasi yang praktis
dan efektif untuk penyandang tunarungu Indonesia dikembangkan oleh tunarungu
Indonesia digunakan sebagai komunikasi antar orang yang mendengar. BISINDO
(Bahasa Isyarat Indonesia) sendiri berawal dari bahasa awal / bahasa ibu
tunarungu, dimana penggunaan BISINDO (Bahasa Isyarat Indonesia) sendiri
menyesuaikan dengan pemahaman bahasa tunarungu dari berbagai latar belakang
tunarungu tanpa memberikan struktur imbuhan bahasa Indonesia. Namun, dalam
perkembangannya di Indonesia, tiap-tiap daerah memiliki bahasa isyarat yang
sedikit berbeda dengan daerah lainnya, dalam menginterpertasikan suatu makna.
Salah satu alasan pembuatan aplikasi SIGN-ME ini adalah
dikarenakan masih sedikit orang tuli yang berminat untuk mempelajari BISINDO
(Bahasa Isyarat Indonesia) terutama di sekolah-sekolah formal. Tidak hanya itu,
tidak sedikit pula, anak yang lahir tuli memiliki orang tua yang merupakan
orang dengar, sehingga sedikit sulit bagi orang tua yang ingin berkomunikasi
dengan anaknya jika belum paham betul mengenai BISINDO (Bahasa Isyarat
Indonesia) ini. Hal tersebut juga terjadi
pada anak-anak yang memiliki orang tua penyandang tuli. Oleh karena itu, untuk
mempermudah komunikasi dan sebagai media alternatif dalam belajar (Bahasa
Isyarat Indonesia), tim SIGN-ME ini mencoba mengembangkan kembali aplikasi
penerjemah berbasi OCR (Optical Character
Recognition) untuk penyandang tuli.
Pembuatan aplikasi SIGN-ME ini dimulai dengan pembuatan
desain halaman utama aplikasi. Setelah desain halaman interface dibuat, maka akan dibuat proyek baru dengan basis android
dan memanfaatkan teknologi OCR (Optical
Character Recognition) yang
menggunakan Tesseract sebagai engine.
OCR (Optical Character Recognition) akan
mengkonversi gambar yang berupa tulisan ke dalam bentuk teks yang selanjutnya
akan dihubungkan dengan Web Translator
seperti Microsoft (Bing) Translate
dan Google Translate. Teks (Output) akan muncul terjemahannya dalam
bahasa Indonesia. Output teks pertama ini akan dilanjutkan untuk diterjemahkan
ke dalam BISINDO (Bahasa Isyarat Indonesia) dengan menginput database file
berformat .GIF dari server. Maka akan menghasilkan keluaran berupa file .GIF
yang menerjemahkan Bahasa Indonesia per kata ke dalam BISINDO (Bahasa Isyarat
Indonesia).
Pembuatan database sebagai komponen utama dalam pembuatan
aplikasi SIGN-ME ini dilakukan dengan bantuan seorang pengguna BISINDO (Bahasa
Isyarat Indonesia), yang akan memperagakan gerakan isyarat BISINDO (Bahasa
Isyarat Indonesia) yang kemudian akan direkam dan dijadikan dalam format .GIF
untuk kemudian dijadikan sebagai output
dari aplikasi SIGN-ME. File yang
sudah dibuat akan disimpan ke dalam server,
dikarenakan akan memakan banyak kapasitas ruang apabila diletakkan dalam
aplikasi. Dalam pembuatan database ini, Tim SIGN-ME berkerja sama dengan Gerakan
untuk Kesejahteraan Tunarungu Indonesia di Semarang (GERKATIN SEMARANG) yang
juga turut memfasilitasi dan ikut menyebarkan pengetahuan mengenai BISINDO
(Bahasa Isyarat Indonesia) dengan kesediaannya menjadi model dalam pembuatan
database.
Tiap-tiap
kata yang diartikan ke dalam Bahasa Isyarat Indonesia (BISINDO) akan
dikelompokkan sesuai fungsi penggunaan kata-kata tersebut. Dalam penggunaan
aplikasi ini, user akan dipermudah
dalam memilih kelompok kata yang ingin diterjemahkan ke dalam Bahasa Isyarat
Indonesia (BISINDO). Kelompok kata-kata itu sendiri terdiri atas Warna, Nama-nama
Hari, Anggota Tubuh, Kalimat Sapaan, Alfabet, dan masih banyak lagi. Dengan
adanya pengelompokan kata per kata ini, diharapkan user mampu lebih mudah untuk memahami arti dari suatu kata ke dalam
Bahasa Isyarat Indonesia (BISINDO). Dalam pengembangannya, Tim SIGN-ME berusaha
agar terus memperbarui database kosakata Bahasa Isyarat Indonesia (BISINDO)
agar pengguna dapat mempelajari lebih banyak kosakata secara efisien dan
efektif.
Teknologi
yang sudah diterapkan saat ini dengan menggunakan teknologi OCR adalah
pembuatan “Aplikasi Penerjemah Bahasa
Inggris-Indonesia dengan Optical
Character Recognition Berbasis Android” yang dirancang oleh Utami, dkk.
pada tahun 2016 dan dipublikasikan pada Jurnal
Teknologi dan Sistem Komputer Vol. 4 No. 1:167-177. Aplikasi yang
dibuat sudah cukup baik, namun aplikasi ini hanya mampu menerjemahkan gambar
berisi teks bahasa Inggris yang akan dikonversi menjadi tulisan lalu
diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia. Aplikasi tersebut masih belum
menyediakan terjemahan ke dalam bahasa isyarat yang dapat dimengerti oleh
penyandang tuli.
Dari teknologi
yang sudah ada sebelumnya, Tim SIGN-ME mencoba memberikan pengembangan dari aplikasi yang
sudah ada, berupa pembuatan
aplikasi berbasis android yang menggunakan teknologi Optical Character
Recognition (OCR) yang akan membantu mengkonversi gambar berisi teks
berbahasa asing ke dalam tulisan lalu diterjemahkan ke Bahasa Indonesia dan
kemudian diterjemahkan lagi ke dalam Bahasa Isyarat Indonesia (BISINDO). Dengan harapan, dapat membantu
penyandang tuli kongenital untuk dapat membaca dan memahami tulisan atau teks
bahasa asing dengan lebih cepat dan efisien, tanpa harus mengetik ulang tulisan
ke dalam aplikasi penerjemah lainnya. Selain itu, membantu penyandang tuli
untuk dapat belajar mengenai bahasa isyarat Indonesia (BISINDO) baik secara
formal maupun non formal.
Aplikasi ini juga diharapkan memiliki
fungsi dan manfaat sebagai pemberi solusi pada penyandang tuli terutama tuli kongenital di
Indonesia yang ingin mempelajari bahasa asing dengan huruf non alfabet, yang saat ini pengembangannya masih berupa Huruf
Hijaiyyah saja, sehingga nantinya dapat membantu mempermudah penyandang
tuli yang ingin mempelajari arti Al-Qur’an dengan lebih efektif dan efisien.
Selain itu,
aplikasi ini diharapkan mampu membantu mempermudah penyandang tuli terutama
tuli kongenital untuk membaca buku maupun karya tulis yang dapat meningkatkan
wawasan dan ilmunya, karena penggunaannya hanya dengan meng-scan gambar berisi teks di dalam buku
bacaan, yang selanjutnya akan menampilkan video isyarat dari kata tersebut. Dan
juga untuk membantu non penyandang tuli untuk dapat berkomunikasi dengan penyandang
tuli, dan membantu mempermudah mereka dalam mempelajari Bahasa Isyarat
Indonesia (BISINDO), karena umumnya, orang dengar tidak mendapat pelajaran mengenai
Bahasa Isyarat Indonesia (BISINDO), kecuali bagi mereka yang ingin
mempelajarinya secara pribadi. Serta, aplikasi ini dapat digunakan sebagai
alternatif alat pembelajaran Bahasa Isyarat
Indonesia (BISINDO), selain karena mudah digunakan, juga dapat digunakan dimana
saja. Karena saat ini orang-orang sudah banyak memanfaatkan handphone android untuk membantu
aktivitas sehari-hari.
Oleh karena itu, aplikasi ini
akan sangat bersahabat bagi orang-orang masa kini sekaligus akan memudahkan
dalam beberapa hal yang berkaitan dengan pembelajaran maupun penggunaan Bahasa Isyarat Indonesia
(BISINDO).