SEMARANG - Tiga mahasiswa Universitas Diponegoro (Undip) menciptakan
inovasi kursi roda elektrik menggunakan gelombang otak yang dilengkapi sensor medis
dan berbasis IoT. Tim yang beranggotakan Farhan Taufiqurrahman Ashegaf (S1
Teknik Elektro), Bonaventura Ananda Daniel Naipospos (S1 Teknik Elektro), dan
Benediktus Bryan Bimantoro (S1 Teknik Elektro) menciptakan inovasi ini dengan
tujuan penyempurnaan kursi roda bagi penyandang disabilitas.
Inovasi
ini diciptakan akibat munculnya keprihatinan pada penggunaan kursi roda bagi
penyandang disabilitas yang masih belum baik. Menurut Badan Pusat Statistik,
SAKERNAS 2011 jumlah keseluruhan penduduk Indonesia adalah 237.641.326 orang.
Sejalan dengan perhitungan WHO, diperkirakan 10% persen dari penduduk Indonesia
(24 juta) adalah penyandang disabilitas. Menurut data PUSDATIN dari Kementerian
Sosial, pada 2010, jumlah penyandang disabilitas di Indonesia adalah 11.580.17 orang
dengan di antaranya 3.474.035 (penyandang disabilitas fisik), 2.547.626
(penyandang disabilitas pendengaran), 1.389.614 (penyandang disabilitas mental)
dan 1.158.012 (penyandang disabilitas kronis).
Sementara
itu kursi
roda saat ini, masih banyak menggunakan kursi roda konvensional yang masih
digerakkan menggunakan tangan ataupun didorong sehingga harus membutuhkan
bantuan orang lain untuk menggerakkannya. Sebenarnya, ada produsen kursi roda
yang sudah melengkapi kursi roda dengan motor dan dikontrol dengan joystick.
Namun memiliki kelemahan, yaitu sulit digunakan oleh penyandang disabilitas
lumpuh total jika menggunakan joystick. Karena itulah diperlukan suatu sistem
kursi roda yang baru dan lebih canggih untuk mengatasinya.
Dengan adanya inovasi KUROTA Kursi Roda Elektrik Menggunakan
Gelombang Otak Dilengkapi Sensor Medis Berbasis IoT dapat diharapkan sebagai
solusi dari permasalahan di atas. Alat ini bertujuan untuk menjadi alternatif
pengganti teknologi kursi roda yang sudah ada saat ini.
KUROTA didesain untuk menjadi kursi roda yang bisa digunakan
oleh penderita disabilitas baik itu disabilitas sebagian ataupun lumpuh total
karena menggunakan pengendalian menggunakan sinyal otak serta terdapat sensor
detak jantung dan oksigen darah, sehingga keadaan kondisi pengguna selalu
terpantau dan juga dilengkapi dengan sensor accelerometer & gyroscope untuk
mendeteksi jika kursi roda terjatuh, terguling, atau kecelakaan yang notifikasi
tersebut langsung dikirimkan ke keluarga melalui aplikasi Android secara
realtime dengan internet. KUROTA dilengkapi dengan tombol bantuan dan GPS
sehingga memudahkan jika digunakan oleh penderita disabilitas karena lokasi
akan langsung diketahui keluarga.
Dengan bimbingan Bapak Dr. Aris Triwiyatno, ST., MT., tim
ini mengembangkan penelitian yang telah dilakukan oleh Marcelinus David W. ST.
dan Finade Oza W. ST. mengenai ekstraksi ciri gelombang electroencephalogram
(EEG) pada tahun 2018. Inovasi tim ini juga didukung Pemerintah melalui
pendanaan Program Kreativitas Mahasiswa (PKM) Karsa Cipta oleh
KEMENRISTEKDIKTI.