MAASTRICHT - Lima perwakilan mahasiswa Universitas
Diponegoro (Undip) Semarang mengikuti kompetisi internasional sidang
Perserikatan Bangsa-Bangsa yaitu Euro Model United Nations (EuroMUN) yang
diselenggarakan di Kota Maastricht, Belanda (2-5/5/2019).
Tim Delegasi Undip terdiri dari Putri
Rahma Asri (Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik), Roihanatul Maziyah
(Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik), Ayu Isnaeni (Fakultas Ekonomika dan
Bisnis), Natasha Gunawan (Fakultas Psikologi), dan Dinda Putri Mulia (Fakultas
Hukum).
Sebagai informasi, EuroMUN merupakan konferensi
MUN terbesar dan paling bergengsi di Kontinental Eropa, diikuti lebih dari 500
delegasi, dan bekerja di bawah perlindungan Parlemen Eropa. Untuk tahun 2019
ini, EuroMUN mengambil tema “Exploring
the European Idea”, tema ini mengacu pada peran penting Eropa dalam
berkontribusi memberikan ide-ide inovatif yang penting bagi pengembangan
standar sosial di masa depan.
Selama kompetisi sidang PBB
berlangsung, para peserta memainkan peran sebagai hakim, diplomat dan duta
besar, yang mewakili berbagai negara atau Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM). Dengan
hadirnya kompetisi jenis ini, memungkinkan peserta untuk mendalami kompleksitas
hubungan internasional dengan fokus pada peristiwa terkini, perkembangan sejarah
serta situasi krisis yang dihadapi oleh suatu negara.
Dalam EuroMUN kali ini, delegasi Undip
berkompetisi dengan council yang berbeda. Putri mewakili Austria dalam Council
of the European Union, Roihanatul mewakili Australia pada Commission on Crime
Prevention and Criminal Justice (CCPCJ), Ayu mewakili Nigeria di Economy and Social Council (ECOSOC), Natasha mewakili Jerman pada United
Nations Human Rights Council (UNHRC), dan Dinda mewakili Rusia pada
International Atomic and Energy Association (IAEA).
Menurut Putri selaku ketua delegasi memilih council of the EU dikarenakan selaras
dengan ilmu yang dipelajarinya di Departemen Hubungan Internasional Undip.
“Dewan Uni Eropa membahas kebijakan-kebijakan Uni Eropa
sebagai organisasi supranasional. Saat itu saya membahas kebijakan bantuan bagi
negara tetangga uni eropa,” kata Putri.
Sedangkan Ayu memilih The Economic and
Social Council atau ECOSOC karena membahas tentang Foreign Direct Investment di
negara berkembang, sebagai mahasiswa akuntansi program internasional, Ayu memang memiliki ketertarikan di bidang investasi.
Natasha sebagai mahasiswa Psikologi
memilih United Nations Human Rights Council (UNHRC).
“Di council ini saya berdebat dan
bernegosiasi terkait isu hak asasi manusia khususnya tentang kebebasan
berekspresi di dunia cyber, topik ini sangat seksi mengingat kebebasan
berekspresi seringkali dijadikan tameng untuk menggunakan sosial media dengan
tidak bijak, terlebih lagi untuk kepentingan politik,” jelas Natasha.
Pada akhirnya, perjuangan yang telah
diemban berbuah manis. Roihanatul Maziyah yang akrab dipanggil Hana meraih Best
Academic Award dalam Commission on Crime Prevention and Criminal Justice (CCPCJ).
Keberadaannya sebagai satu-satunya delegasi yang berasal dari Benua Asia tidak menjadi penghalang untuk terus berusaha
memberikan yang terbaik.
Prestasi lainnya juga didapat oleh
Dinda Putri Mulia sebagai peraih Verbal Commendation dalam International Atomic
Energy Agency (IAEA).
Dua penghargaan yang berhasil diraih
oleh delegasi Undip tersebut tentunya tidak dapat dilepaskan dari kerja keras
dan kerja sama tim.
Hana merasa tidak percaya bahwa dirinya
mampu mendapatkan penghargaan di salah satu kompetisi MUN paling bergengsi di
dunia.
“Award yang aku dapat ini lebih layak
untuk temen-teman delegasi EuroMUN Undip yang lain, tanpa mereka aku mungkin
malah tidak bisa berangkat ke Belanda, selama satu tahun persiapan, aku kayak
dapat keluarga baru gitu, berantem bareng, seneng bareng, nangis bareng,
pokoknya menjadi bagian dari tim ini adalah hal yang tidak pernah saya sesali
dalam hidup, dan saya tidak henti-hentinya mengucap syukur pada Tuhan karena
telah diberikan kesempatan untuk mengharumkan panji Diponegoro di tingkat
internasional,” ungkap Hana.