BATANG - Tim 1 KKN Undip 2019
mengikuti kegiatan perkumpulan PKK (Pembinaan Kesejahteraan Keluarga) yang
diselenggarakan tanggal 17 Januari 2019 pukul 14.00 WIB yang dilaksanakan di
Balai Desa Silurah Kecamatan Wonotunggal Kabupaten Batang.
Perkumpulan ini selalu dilaksanakan pada
tanggal 17 setiap bulannya, dimana ketua dari PKK ialah istri Kepala Desa
Silurah yaitu ibu Riswati. Anggota PKK ini terdiri dari ibu – ibu yang berada
di Desa Silurah, yang setiap dukuhnya memiliki perwakilannya masing – masing.
Pada perkumpulan rutin para ibu – ibu yang
berasal dari berbagai dukuh di Desa Silurah menyambut niat baik mereka dalam
pemberian ilmu baru. Semangat dan antusiasme para ibu – ibu ini ditunjukan
dengan keberangkatan mereka ke Balai Desa walaupun hujan mengguyur dengan deras
dari pagi hingga acara dimulai. Hal ini menandakan antusiasme para ibu – ibu
ini dalam memperoleh ilmu baru.
Sebelum acara utama perkumpulan PKK yang
biasa dilakukan, acara itu mereka isi terlebih dahulu dengan pembuatan sabun.
Pembuatan ini merupakan ide dari saudara Rastra Patria Dwinayoka, dimana
menurutnya minyak cengkeh yang diproduksi di Desa Silrah dapat dijadikan
sebagai bahan untuk pembuatan sabun dan pestisida.
Pembuatan minyak cengkeh sendiri
diproduksi oleh bapak Supriyadi yang berasal dari dukuh Batur, Silurah. Prosesnya
sendiri diproduksi menggunakan daun cengkeh bukan cengkehnya, sehingga
prosesnya memakan waktu lama. Pengeringan daunpun masih menggunakan cahaya
matahari, sehingga itu memproses daun yang masih kuning untuk menjadi kering
memakan 3 – 4 hari ketika cerah.
Untuk cuaca yang tidak menentu seperti
musin hujan diperlukan waktu yang lebih lama sekitar 5 – 7 hari pengeringan
menggunakan sinar matahari. Setelah daun cengkeh sudah kering kemudian di
proses dalam tungku khusus yang dipanaskan menggunakan kayu bakar.
Tungku ini berdiameter kurang lebih 2 – 3
meter dengan tinggi 3 – 4 meter, dimana tungku ini dihungkan dengan pipa air
dan pipa penyuling yang masing – masing berada di atas dan bawah tungku. Proses
penyulingan menjadi minyak cengkeh memerlukan waktu 7 – 8 jam untuk mendapatkan
1 tong minyak cengkeh murni tanpa ada airnya.
“Minyak ini biasanya saya jual ke bawah
mas, nggak saya bikin apa – apa. Biasanya saya jual Rp 268.00,00 per kg-nya mas
, orang sana biasanya yang mroses lebih lanjut. Kalau untuk pengirimannya dua
kali seminggu,” Ujar pak Supriyadi kepada TIM KKN UNDIP yang berkunjung kesana.
Saudara Rastra Patria Dwinayoka kemudian
memanfaatkan hasil olahan daun cengkeh pak Supriyadi menjadi bahan yang
menguntungkan. Pembuatan sabun dan pestisida di uji coba terlebih dahulu
beberapa hari sebelum ditampilkan ke ibu – ibu PKK. Pembuatan sabun sendiri
terdiri dari bahan – bahan kimia seperti 500 gram Emal N270 (Sodium Laureth Sulfate),
20 ml Amphitol (Cocamide Propyl Betaine), 250 gram NaCl, 50 gram Citrid Acid,
50 gram STPP (Sodium Tri Polyphospate), 50 gram Sodium Benzanat, 50 cc minyak
cengkeh, 50 cc Tergitol NP10, 10 cc Trigliserin, 10 cc pewarna makanan.
Untuk cara pembuatannya pertama mencampurkan bahan –
bahan tadi kemudian diaduk secarata rata, dalam pengadukan bahan tersebut akan
membuat busa dimana setelah didiamkan busa itu akan menghilang yang menandakan
bahwa sabun sudah siap. Sabun yang sudah jadi diamsukkan kedalam wadah yang
sudah disiapkan oleh saudara Rastra
Patria Dwinayoka. Sabun tersebut ditunjukan kepada para ibu – ibu PKK yang
hadir dalam acara rutin bulanan itu.
Cara pembuatan sabun juga dipraktekan di
depan ibu – ibu tersebut, dimana antusiasme para ibu – ibu ini tidak kalah
dengan keingintahuan mereka. Setelah proses pembuatan selesai, para ibu – ibu
menanyakan hal yang terkait dengan sabun tersebut seperti, “ Mas kalau pake
sabun itu apa sama kayak pake sabun biasanya mas?” “ Tidak apa – apa kok bu,
ini sama seperti sabun cuci lainnya namun ini hanya memakai minyak cengkeh
untuk pewanginya saja. Coba ibu cium ada baunya cengkeh kan bu?” ujar saudara
Rastra menjawab pertanyaan ibu tersebut.
Tidak hanya sebagai pewangi sabun cuci
piring namun dalam penjelasan saudara Rastra, minyak cengkeh dapat dijadikan
sebagai pestisida. Pestisida ini merupakan pestisida alami yang mampu digunakan
kepada tanaman tanpa merusak tanaman itu sendiri. Sehingga tanaman yang disemproti
pestisida ini tidak mengandung bahan kimia yang berbahaya untuk perkembangan
tumbuhan dan aman untuk dimakan.
Pembuatan pestisida ini sangatlah mudah
yaitu dengan mencampurkan 20 ml minyak cengkeh kedalam satu liter air, kemudian
pestisida ini dapat digunakan untuk tanaman. Dalam penyemprotan pestisida ke
tanaman dilakukan sehari tiga kali, hal ini dilakukan untuk mengusir serangga
penggangu dan menyuburkan tanaman tersebut.
Setelah penjelasan saudara Rastra para ibu
– ibu PKK mendapatkan ilmu tambahan yang dapat digunakan dalam keseharian
mereka. Dimana biasanya mereka tidak tahu kegunaan minyak cengkeh itu apa,
sekarang tahu tentang sedikit kegunaan minyak cengkeh.
Setelah penjelasan dan pembuatan yang
diajarkan oleh saudara Rastra selesai kemudian diisi oleh TIM KKN UNDIP yang
lain dan di ikuti acara utama perkumpulan PKK hingga pukul 15.30 WIB. Ketika
acara selesai TIM KKN UNDIP diberi ucapan terima kasih kepada para ibu – ibu
PKK yang telah mau mengisi kegiatan mereka (Fitricia Angelina)