Pemanfaatan Limbah Minyak Jelantah Oleh Mahasiswa KKN Undip


GROBOGAN - Minyak jelantah adalah minyak yang diperoleh dari sisa menggoreng makanan dalam proses memasak. Dengan kata lain, minyak jelantah adalah minyak goreng bekas pakai yang sebenarnya adalah limbah yang mengandung senyawa-senyawa bersifat karsinogenik yang dapat memicu terjadinya kanker. Senyawa karsinogenik ini timbul ketika minyak dipakai atau dipanaskan saat menggoreng. Alasan inilah yang menjadikan masyarakat membuang minyak jelantah hasil rumah tangganya. Jelantah yang dibuang ini akan mencemari lingkungan sekitarnya. Sifat minyak yang tidak bisa bersatu dengan air menyebabkan minyak susah dibersihkan secara menyeluruh.

Hal tersebut membuat seorang mahasiswa Universitas Diponegoro (Undip) Departemen Teknik Kimia bernama Dessy Noor Istiqomah melakukan suatu pelatihan bagi masyarakat khususnya ibu-ibu di Desa Ngarap-arap Kecamatan Ngaringan Kabupaten Grobogan untuk membuat sabun berbahan dasar minyak jelantah. Kegiatan pelatihan diikuti dengan antusias oleh ibu-ibu PKK dari Desa Ngarap-arap. Cara pembuatan yang relatif mudah dan murah menjadikan warga tertarik dan ikut mempraktikan pembuatan sabun bersama. Bahan dan alat yang dibutuhkan antara lain : minyak jelantah, soda api, air, pewangi, wadah stainless steel atau wadah plastik, pengaduk (sendok) stainless steel / plastik, cetakan, lap / tisu, masker dan sarung tangan.


Cara membuat :
1.      Siapkan semua alat dan bahan
2.      Takar semua bahan yang diperlukan
3.      Masukkan soda api ke air. Aduk sampai benar-benar larut lalu biarkan sampai dingin atau sampai suhu ruang.
4.      Masukkan minyak jelantah ke dalam larutan soda api. Aduk sampai mencapai  kekantalan mayones. Cirinya adalah jika sendok diangkat, akan meninggalkan jejak pada adonan
5.      Tuang ke cetakan. Diamkan sampai sabun memadat. Lalu angin-anginkan di tempat berventilasi. Setelah sekitar 3 minggu, sabun bisa digunakan.


Kesulitan dalam pengembangan program ini adalah tidak adanya toko kimia sehingga untuk membeli bahan berupa soda api (NaOH) dan pewangi. Namun, seiring dengan berkembangnya teknologi informasi dan komunikasi, bahan-bahan ini dapat dibeli secara online dan harganya pun masih terjangkau. Setelah dilakukan pelatihan ini, diharapkan dapat terbentuk UMKM sabun jelantah di Desa Ngarap-arap. (Ugie Novitamurtiani, 21/02/2019)