GROBOGAN - Desa Genengadal memiliki mata pecarian yang sebagian besar pada
petani. Pusat kelompok tani di desa Genengadal sebagian besar ada didusun Beru
yang bernama Pelita Rahayu. Sebagian besar rumah warga yang ada di sekitar
termasuk dari kelompok tersebut,akan tetapi jika tidak memiliki kegiatan atau
tidak ada kegiatan warga hanya berdiam saja. Mahasiswa KKN Genengadal
mengadakan pemberdayaan masyarakat kelompok tani yang bertempatan di dusun
Beru, karena target yang diperoleh akan bermanfaat untuk para petani dan
lingkungan sekitarnya. Pelaksanaan program dimulai pada pukul 13.00 - 16.00
yang materinya diisi oleh 3 mahasiswa KKN dari peternakan, pertanian dan kesehatan
masyarakat yang pesertanya dari kelompok tani yang jumlahnya sekitar 20 orang
(4/2/2019).
Penyampaian
materi pertama disampaikan oleh Inngam Zamzami dari Fakultas Kesehatan
Masyarkat sekaligus penyampaian materi selanjutnya yang berjudul
"Pemberdayaan Penggunaan Pestisida pada Petani Bawang Merah dan APD yang
Tepat" dan "Pelatihan Pembuatan Alat Perangkap Larva Nyamuk Sebagai
Vector DBD dengan Fermentasi Gula". Materi pertama menunjukkan bagaimana
dampak berbahaya yang dapat ditimbulkan saat penggunaan pestisida tidak sesuai
dengan prosedur yang telah disampaikan pada umumnya didunia pertanian, jika
selalu diabaikan bisa saja merusak kesehatan pekerja sendiri dan dapat
meresahkan warga sekitar. Pada materi yang disampaikan berikutnya, pembuatan
perangkap larva nyamuk akan membantu pencegahan penyakit demam berdarah karena
larva nyamuk merupakan sumber utama penyakit. Memanfaatkan botol bekas sebagai
wadah penampung larva nyamuk, fermentasi gula sebagai sumber makanan lalat,
saringan untuk memisahkan cairan dan larva nyamuk setelah berkembang biak,
plastik hitam sebagai pemancing lalat. Pembuatan perangkap ini akan membantu
melindungi keluarga dari wabah penyakit.
Materi kedua
disampaikan oleh Magfiro dari Fakultas Peternakan dan Pertanian yang berjudul "Pembuatan
Pestisida Nabati dari Tanaman Serai". Bahan yang digunakan dalam pembuatan
pestisida ini adalah serai, air, dan detrgen. pembuatan pestisida nabati dari
tanaman serai dilakukan dengan menghaluskan serai sebanyak 200 g, kemudian
dicampus dengan air sebanyak 10 l dan detergen sebanyak 0,5 g semua bahan
tersebut diaduk hingga homogen setelah itu difermentasikan selama 3 hari,
setelah 3 hari pestisida tersebut di saring dan dapat diaplikasikan kepada
tanaman yang terkena serangan ulat dan penyakit dengan cara disemprotkan.
Karena bahan pembuatannya berasal dari bahan alami, tanaman tidak akan rusak
karena tercampur dengan bahan kimia secara langsung sehingga tidak merusak
lingkungan. Menurut para petani yang memberikan respon, bahan-bahannya yang diperoleh
tidak mengeluarkan biaya yang besar untuk pembuatannya dan cukup efisien dan
dapat menjauhi dari obat kimia yang memiliki potensi bahaya.
Materi
ketiga oleh Dearestantrianto Hadits Fardana dari Fakultas Peternakan dan
Pertanian yang berjudul "Pemanfaatan Kulit Bawang Merah Sebagai Pupuk
Organik". Pembuatan pupuk ini ternyata tidak terlalu sulit karena cukup
menyampurkan bahan-bahan yang telah didapatkan. Bahannya yaitu kulit bawang
merah, jerami padi, serbuk gergaji, gula, air dan EM4. Bahan tersebut
dimasukkan dalam wadah yang disiapkan untuk campurannya, air dimasukkan setelah
gula telah masuk setelah itu dicampur sampai merata dan ditambahkan EM4
kira-kira sebanyak 250 ml serta diaduk sekali lagi. Saat selesai atas
bahan-bahan yang sudah tercampur dapat disemprotkan EM4 secara merata sebelum
ditutup agar terfermentasi selama 21 hari. Sumber pembuatan pupuk organik ini
sebagian besar berasal dari bahan alami sehingga jika diaplikasi dalam tanaman
baik untuk taman ataupun lahan pertanian tidak terlalu berbahaya. Respon
peserta yang bertanya tidak perlu dikhawatirkan dari cara pembuatannya dan
bahan yang diperoleh tidak mengeluarkan uang dalam jumlah banyak.