SEMARANG,
KampusUndip.com - Di Indonesia, menurut data Komnas Perlindungan Anak
Indonesia, Komisioner KPAI Jasra Putra mengungkapkan bahwa pihaknya menemukan 116
kasus kekerasan seksual pada anak di tahun 2017. Kemudian pada tahun 2018 hingga bulan Februari, KPAI
telah menerima 223 aduan kekerasan seksual. Di sisi
lain, Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo pada tahun 2016 telah menyampaikan bahwa Kota Semarang menjadi salah satu wilayah zona merah,
artinya memiliki angka kekerasan terhadap perempuan dan anak yang tinggi.
Menurut Lyness (Maslihah, 2006) kekerasan seksual terhadap anak
meliputi tindakan menyentuh atau mencium organ seksual anak, tindakan seksual
atau pemerkosaan terhadap anak, memperlihatkan media atau benda porno, menunjukkan
alat kelamin pada anak dan sebagainya. Bentuk kekerasan seperti ini
biasanya
dilakukan oleh orang yang telah dikenal anak, seperti keluarga, ayah
kandung, ayah tiri, paman, tetangga, guru maupun teman sepermainannya sendiri. Kekerasan
seksual yang terjadi pada anak memberikan efek trauma jangka panjang yang akan
mempengaruhi kehidupan anak hingga usia dewasa.
Berdasarkan data diatas menunjukkan angka kekerasan seksual
pada anak masih tergolong tinnggi. Hal ini dikarenakan anak merupakan
pribadi yang sangat rentan atau lemah posisinya. Maka
edukasi dini mengenai
kekerasan seksual merupakan hal yang penting.
Keprihatinan karena masih maraknya kejadian kekerasan seksual
pada anak membuat
mahasiswi Psikologi Universitas Diponegoro (Undip) yang terdiri dari Yoan
Angeline, Laras Ramadhani, Rahma Zahidah, Ariqoh Nadia, dan Herning Widhiastri
menciptakan suatu buku edukatif “PESAN
ALADIN’ sebagai media untuk penegahan kekerasan seksual pada anak usia dini.
Anak usia dini
merupakan masa yang tepat untuk memberikan pendidikan dan pembentukan tingkah
laku karena
masa-masa usia dini disebut dengan istilah golden
age, dimana seorang anak memiliki potensi yang luar biasa dalam
perkembangannya.
Buku
edukatif seksualitas PESAN ALADIN bertujuan untuk membantu anak-anak pada usia
dini di usia 2-6 tahun dalam mengetahui seluruh anggota tubuh yang boleh dan
tidak boleh disentuh oleh orang lain serta untuk mengenal berbagai bentuk
kekerasan seksual. Selain itu, anak-anak juga diajarkan perilaku
yang harus diterapkan
jika kekerasan seksual terjadi pada dirinya.
“Buku
PESAN ALADIN kami buat semenarik mungkin dimana Aladin sebagai maskot yang
membawakan pesan berupa informasi mengenai kekerasan seksual. Buku ini memuat
gambar-gambar visual yang menarik yang disertakan halaman untuk mewarnai supaya
anak-anak mudah membayangkan penampilan objek dan informasi yang akan
disampaikan.
Selain itu
kami mengajarkan gerakan 3T+C (TOLAK, TERIAK, TOLONG dan CERITA)
sebagai upaya penolakan jika kekerasan seksual terjadi.” Tutur Yoan.
Kepala
sekolah, guru dan orang tua siswa tempat dimana tim melaksanakan program
menyatakan
bahwa anak-anak bisa jaga diri bila orang lain menyentuh hal hal yang tidak
diperbolehkan dari gambar yang diwarnai merah mereka bisa mengantisipasinya. Kemudian
anak-anak menjadi tahu nama-nama anggota tubuhnya, bagian mana yag boleh dan
tidak boleh disentuh oleh orang lain serta anak sekarang sudah bisa mengingat
gerakan 3T+C ( (TOLAK, TERIAK, TOLONG dan CERITA).