SEMARANG,
KampusUndip.com -
Masalah kesehatan mengenai penyakit defisiensi anemia menjadi salah satu
penyakit yang ramai diperbicangkan saat ini. Data menunjukkan defisiensi
mengenai zat besi menjadi prevalensi yang cukup tinggi di Indonesia serkisar 40-88% (WHO, 2013).
Anemia defisiensi zat besi
merupakan penurunan jumlah sel darah merah yang disebabkan oleh besi terlalu
sedikit. Penyebabnya dikarenakan jumlah zat besi yang dikonsumsi tidak sesuai
dengan jumlah yang dibutuhkan oleh tubuh. Dimana kondisi tersebut dapat diatasi
dengan cara mengkonsumsi suplemen penambah zat besi atau dengan mengkonsumsi
pangan yang terfortifikaasi dengan zat besi.
Selain permasalahan mengenai
masalah anemia, import beras di Indonesia saat ini juga masih menjadi salah
satu permasalahan di Indonesia. Hal ini dikarenakan beras merupakan salah satu
kebutuhan pokok 95% masyarakat di Indonesia. Jumlah penduduk yang terus
meningkat setiap tahunnya membuat kebutuhan masyarakat akan beras juga semakin
meningkat.
Menurunnya jumlah lahan
pertanian menyebabkan penyediaan beras semakin rendah sehingga untuk memenuhi
kebutuhan nasional pemerintah melakukan impor beras. Impor beras dilakukan
untuk memenuhi kebutuhan nasional yaitu dengan jumlah rata-rata per tahun meningkat
sekitar 4,7% dari pasokan beras nasional.
Berawal dari latar belakang
tersebut, tim PKM-PE dari Universitas Diponegoro (Undip) yang terdiri dari
Hanifah Mustika Wahda (Teknologi Pangan, 2015), Hidayatul Munawaroh (2015) dan
Febryan Taufiq (Agroekoteknologi, 2016) dengan dosen pembimbing Dr. Nurwantoro
berinovasi dengan menciptakan produk “Betarice : Beras Analog Uwi
Ungu (Dioscorea alata l.) dengan penambahan Umbi Bit sebagai
Pengendali Anemia”.
Penggunaan
bahan baku berupa uwi
ungu dan buah bit merupakan salah satu jenis umbi-umbian yang masih jarang
digunakan dalam pengolahan pangan. Uwi ungu dapat dimanfaatkan sebagai salah
satu komoditas diversifikasi pangan. Beberapa hasil penelitian menunjukkan bahwa
kandungan
dalam umbi uwi ungu memiliki daya serat 0,67% dan kandungan pati sebesar 10,93%
(Lubag, 2008).
Selain itu, buah bit juga memiliki kandungan zat besi dan mikronutrien yang
cukup tinggi seperti vitamin dan mineral dapat
digunakan sebagai penambah nutrisi untuk mencegah anemia.
Harapannya, penelitian yang
dilakukan ini dapat memberikan kontribusi berupa data-data teknis untuk
nantinya dapat dikembangkan lebih lanjut mengenai produk beras analog dan ikut
berperan andil dalam mengembangkan ilmu pengetahuan diera saat ini.