SEMARANG, KampusUndip.com - Telur itik merupakan
salah satu produk itik yang banyak diminati masyarakat. Namun telur itik
memiliki kandungan kolestrol yang cukup tinggi. Nilai kolestrol yang tinggi
pada telur dapat mengakibatkan berbagai masalah kesehatan, antara lain jantung
coroner yang diakibatkan oleh penyumbatan kolestrol pada pembuluh darah dan
kompilasi penyakit. Oleh karena itu diperlukan solusi untuk menurunkan kadar
kolestrol pada telur itik agar dapat mengurangi resiko terkena penyakit jantung
coroner yang diakibatkan oleh tingginya kadar kolestrol pada telur itik.
Hal ini
yang medorong TIM PKM PE yang terdiri dari tiga mahasiswa Universitas
Diponegoro (Undip) yaitu Achmad Iqbal Fauzi (S1 Peternakan 2014), Gemilang
Bagus Pramana (S1 Peternakan 2014) dan Muhammad Zainul Asror (S1 Peternakan
2015) dengan bimbingan dosen Bapak Daud Samsudewa, S.Pt., M.Si., Ph.D. membuat
suatu inovasi yang diberi nama SINTEROL (Sinbiotik untuk Telur Rendah
Kolestrol).
“Sinterol
ini kami buat dengan memanfatkan bakteri asam laktat dengan limbah jamu
temulawak sebagai sinbiotik agar dapat menurunkan kolestrol telur itik,
sehingga dapat mengurangi resiko terkena penyakit jantung coroner pada
masyarakat yang diakibatkan oleh penyumbatan kolestrol pada pembuluh darah.” kata
Iqbal selaku ketua tim PKM.
Sinbiotik
merupakan salah satu inovasi dari bidang peternakan dengan mengkombinasikan
probitoik dan prebiotik untuk meningkatkan fungsi kimiawi dan biologis dalam
tubuh ternak. Keunggulan dari produk PKM ini adalah probiotik dan prebiotik sebagai
penyusun Sinbiotik yang berasal dari bahan sisa ekstraksi jamu sehingga
mengurangi pencemaran akibat limbah jamu yang dihasilkan di pabrik-pabrik jamu
di Semarang dan memiliki nilai jual serta biaya produksi yang sangat ergonomis.
Probiotik
yang digunakan adalah Lactobacillus plantarum yg berfungsi menurunkan kolestrol
dengan skema garam empedunya. Sementara prebiotik yang digunakan adalah limbah
ekstrasi temulawak yang sering tidak termanfaatkan yang mengandung
oligodakarida untuk nutrisi probiotik. Temulawak juga mengandung kurkumin yang
dapat mengoptimalkan distribusi kolestrol dalam pembentukan telur, sehingga
dengan begitu kadar kolestrol dalam telur itik dapat menurun.
Penggunaan
sinterol nantinya diharapkan mampu mengangkat kesejahteraan peternak telur itik
sekaligus menyehatkan masyarakat secara tidak langsung.