SEMARANG, KampusUndip.com - Ayam
broiler merupakan salah satu produk peternakan yang sangat diminati masyarakat
Indonesia, seiring berkembangnya jaman tingkat konsumsinya semakin meningkat.
Sehingga menimbulkan banyak peternakan ayam broiler di Indonesia. Salah satu
alasan masyarakat memilih ayam broiler adalah masa memeliharanya yang lebih
cepat dan tekstur daging yang lebih lunak dibandingkan dengan
daging
unggas lainnya. Waktu yang dibutuhkan untuk memelihara ayam broiler yaitu
sekitar 35-40 hari untuk mendapatkan bobot 1,5 kg. Perilaku konsumsi masyarakat
Indonesia
saat ini adalah lebih menyukai pola sehat, sehingga dalam hal mengkonsumsi
daging pun menyukai daging yang rendah lemak. Ayam broiler cenderung menimbun
pakan yang dikonsumsinya menjadi lemak, sehingga jika pemeliharaan ayam broiler
melebihi masa panennya akan menyebabkan penambahan lemak yang disimpan dibawah
kulit dan dalam abdomen. Permasalah tersebut akan menyebabkan tingkat kesukaan
masyarakat terhadap daging ayam broiler menjadi menurun dan akan merugikan para
peternak.
Berawal
dari permasalahan diatas timbulah sebuah gagasan dari TIM PKM PE dari
Universitas Diponegoro (Undip) yang terdiri dari Intan Nur Fathur Rowi (Peternakan 2016),
Imas Pupah Siti Alfauziah (Peternakan 2016) dan Diah Wulandari (Peternakan
2016) dengan dosen pembimbing Bapak Sugiharto, S.Pt., M.Sc., Ph.D untuk mengatasi
permasalahan tersebut dengan membuat S-Drafusi (Skin Dragon Fruit
Fermentation).
“S-Drafusi kami buat untuk memanfaatkan salah
satu limbah pertanian yaitu kulit buah naga, dimana keberadaan buah naga di
Indonesia sekarang melimpah. Sehingga tidak dapat dipungkiri lagi limbah yang
ada akan melimpah. Gaagasan yang kita ciptakan juga akan menjawab permasalahan
pengatasan limbah organik. Kulit buah naga yang kita manfaatkan berasal dari
tempat-tempat yang memanfaatkan buah naga, seperti tukang jus, restaurant
ataupun industri olahan buah naga lainnya. Kulit buah naga dilakukan perlakuan
fermentasi yang ditambahkan dengan Bacillus sp. Alasan mengapa kita
memanfaatkan kulit buah naga adalah karena kulit buah naga memiliki beberapa
zat yang sangat penting seperti kandungan β-amirin, α-amirin, oktakosan,
γ-sitosterol, oktadekan, l-tetrakosanol, heptakosan, kampesterol, antioksidan
dan antibakteri. Antioksidan yang terkandung dalam kulit buah naga yang sangat
tinggi mampu mendegradasikan lemak (Oktaviani, 2014). Pemberian antioksidan
pada ransum ternak tidak dapat menurunkan performa ternak dan tidak
mempengaruhi kandungan asam-asam lemak, pemberian antioksidan pada ternak dapat
menurunkan lemak baik pada daging, hati, kulit maupun tunggir (Randa, 2007). Kombinasi
antioksidan yang mengandung senyawa vitamin A, C dan E dapat mempertahankan
stabilitas lipid daging (Randa, 2007)