PATI, KampusUndip.com - Semangat Para Pejuang Program Kreativitas Mahasiswa (PKM)
delegasi dari Universitas Diponegoro (Undip) kembali menggebu. Kali ini, tim PKM bekerjasama dengan
Karangtaruna Sumohadiwijayan yang diberi nama karangtaruna Sumohadiwijayan.
Tim PKM itu sendiri
terdiri dari 4 anggota, yaitu Faiz Pajaran (2014), Ilham Alkian
(2014), Novita (2016), dan Kencana (2017) dibawah
bimbingan bapak Rabith Jihan Amaruli M. Hum. Proposal mereka yang berjudul
“Kadjen Heritage of Religion” berhasil disoroti oleh Kemenristekdiki hingga akhirnya tim
ini bisa bergulat dalam meraih kemajuan di Desa Kajen. Kajen sendiri merupakan
sebuah desa yang terletak di Kecamatan Margoyoso, kira-kira 18 Km dari
pusat Kota Pati.
“Desa Kajen
merupakan desa yang memiliki potensi luar biasa terutama dalam bidang
pengembangan kawasan edu-religi. Apabila dikembangkan dengan baik dan intensif,
desa ini bisa dijadikan ikon Kabupaten
Pati sebagai kawasan edu-religi yang
ramai di kunjungi. Itulah sebabnya saya bersama tim saya tertarik untuk
menjadikan Desa Kajen sebagai obyek mitra dari proposal kami,” ucap Faiz Pajaran selaku
ketua tim PKM. Pendapat tersebut didukung dengan berbagai unsur-unsur religi
yang dimiliki Desa Kajen.
Setelah menjalankan
beberapa program, akhirnya telah sampailah mereka di puncak program , yakni
pemasangan plang jalan dan launching buku. Pemasangan plang tersebut bertujuan
untuk memudahkan para pengunjung dalam membaca peta jelajah pusaka. Untungnya,
saat ini tim PKM dan karangtaruna berhasil menciptakan sebuah sistem baru bagi
para pengunjung yaitu sistem paket. Paket tersebut terdiri dari paket A dan
paket B. Paket A merupakan paket paket edukasi, yaitu pengunjung diajak
untuk menikmati asyiknya berkeliling jelajah pusaka Kajen sambil mendengarkan
sejarah unik masing masing obyek bersama tour
guide.
Sementara paket B
merupakan paket religi, yaitu paket ziarah ke makam KH. Mutamakkin dan tokoh
agama lainnya. Itulah sebabnya, saat ini dicetaklah semacam peta saku yang
digunakan mempermudah para pengunjung dalam melakukan kegiatan jelajah pusaka
maupun berziarah. Hal ini dibuat karena mengingat kasus-kasus sebelumnya yakni
banyaknya seseorang yang hilang atau terlepas dari rombongan ziarahnya karena
kondisi tempat yang sangat ramai dan padat oleh para pengunjung maupun para
santri.
Acara yang diadakan
pada pagi hari itu disertai dengan acara launching buku karya karangtaruna dan
tim PKM. Judul dari proposal yang dinamai “Kadjen Heritage of Religion” tersebut juga
sekaligus sebagai judul dari buku topografis karya remaja Kajen. Buku tersebut
berisi tentang sejarah makam, benda pusaka, artefak serta pondok-pondok yang
ada di Kajen. Untuk memperoleh informasi sejarah tersebut, karangtaruna
Sumohadiwijayan dibagi menjadi beberapa kelompok untuk melakukan sebuah
penelitian di Desa Kajen. Penelitian tersebut akhirnya dituangkan dalam sebuah
buku yang berjudul “Kadjen Heritage of Religion”.
Kunci goal terbesar
dari serangkaian program tim PKM Undip tersebut sebenarnya ada di acara ini karena program ini sekaligus
bebarengan dengan penyerahan Proyek dari tim PKM Undip kepada Karangtaruna
Sumohadiwijayan.
Harapannya,
karangtaruna dapat tetap menjalankan keberlanjutan program dan mengembangkan
potensi edureligi Desa Kajen dengan baik dan intensif. Tidak hanya itu, acara
yang terakhir ini didatangi oleh karangtaruna se-Desa Kajen, tokoh-tokoh agama,
perangkat desa dan santri-santri pondok Desa Kajen. Tim PKM juga bekerja sama
dengan DISKOMINFO Kabupaten Pati agar artikel kegiatan tersebut dapat diunggah
di laman web DISKOMINFO Kabupaten Pati.
Segala rangkaian
acara tersebut tidak hanya semata-mata membranding Desa kajen tetapi juga
menuai suatu keberkahan sesuai dengan
teriakan semangat antara TIM PKM Undip dan karangtaruna yang berbunyi
“Berkah, berkah, berkah”.
Selain itu,
diharapkan pula keberlanjutan program dapat berjalan dengan baik. Apabila
keberlanjutan program dan perkembangan edu-religi dapat berkembang dengan baik,
maka Desa Kajen dapat dikatakan sukses dalam menggali potensi edureligi yang
terpendam dan Desa kajen sudah sepantasnya untuk dijadikan sebagai ikon
Kabupaten Pati yang ramai di kunjungi.