SEMARANG, KampusUndip.com - Bencana kebakaran menjadi
permasalahan penting dalam pengendalian struktur suatu bangunan di daerah
perkotaan padat penduduk. Banyak kasus kebakaran menyebabkan gedung sudah tidak
bisa terpakai akibat turunnya performa beton pada struktur gedung, tentu hal
ini mengakibatkan kerugian yang sangat besar.
Permasalahan
tersebut menjadi tantangan bagi 3 mahasiwa teknik sipil Universitas Diponegoro (Undip)
angkatan 2016 untuk menciptakan struktur beton yang mampu menahan panas dari
kebakaran. Mereka ini mencoba untuk menginovasikan material beton yang memiliki daya hantar panas cukup
kecil.
Tim yang beranggotakan Bagas Indra Cahyo, M.
Rasyad Jati Pangestu, dan Erika yulianti
ini menjelaskan bahwa hipotesis awal yang muncul dari suatu penelitian
Rutherfas asal Belanda yang menyimpulkan dengan menambahkan bahan bangunan yang
menyimpan banyak pori dan memiliki berat jenis ringan akan memiliki nilai daya
hantar panas yang lebih rendah pula.
Mengenai material yang ditambahkan Bagas
selaku ketua tim menjelaskan bahwa untuk mengurangi massa jenis beton timnya
menggunakan batu Pumice breksi yang kuantitasnya sangat melimpah di
Indonesia khususnya di daerah pegunungan.
“Beton ringan ini akan memiliki daya hantar
panas cukup rendah akibat material yang kami gunakan memiliki pori-pori yang
cukup banyak sehingga efek kebakaran tidak akan berdampak besar pada performa
beton. Terlebih lagi beton yang kami ciptakan ini memiliki kelebihan mereduksi
panas sehingga penggunaan AC pada gedung dapat dikurangi,” Ujar Bagas.
Tim ini berharap, penelitian yang mereka
lakukan mampu menjadi solusi dalam permasalahan inovasi bahan konstruksi dalam
penanggulangan turunnya performa beton akibat kebakaran.