11 Warna Bendera

Representasi dari 11 fakultas di Undip

Patung Diponegoro (Pangeran Diponegoro)

Icon-nya Kampus Universitas Diponegoro

Tugu Bundaran Kampus Undip Tembalang

Pintu gerbang utama masuk kampus Undip Tembalang

Ruang Terbuka Hijau Kampus Undip

Menuju Kampus Undip yang Asri dan Sejuk untuk Aktivitas Mahasiswa dan Masyarakat Sekitar

Gedung Prof. Soedarto S.H

Pusat Kegiatan Seminar, Workshop, Seni, Verifikasi-Registrasi, dll

Gedung ICT Centre dan Laboratorium Terpadu

Pusat Informasi Dalam dan Luar Negeri, IT, dan Laboratorium Penelitian

Masjid Kampus (Maskam) Undip

Pusat Kegiatan Islam Mahasiswa (Kajian, Wisata Ruhani, Wisata Ilmu, Mentoring, TPQ, Muslimah Training, dll)

Rusunawa Undip

Fasilitas Tempat Tinggal yang disediakan Pihak Kampus Bagi Mahasiswa

SPBU Undip Tembalang

Stasiun Pengisian Bahan Bakar yang Terintegrasi di Dalam Area Kampus. Satu-satunya di Jawa Tengah

Rumah Sakit Nasional Diponegoro (RSND)

Rumah Sakit Universitas Milik Undip Berstandar Nasional. Satu-satunya di Jawa Tengah

'Futsal Indoor Stadium' Undip

Stadion Futsal Kampus Undip Berkelas Internasional. Satu-satunya di Jawa Tengah

Bendungan Waduk Undip

Mega Proyek Pembangunan Waduk Kampus Undip. Satu-satunya di Jawa Tengah

Waduk Undip (Waduk Pendidikan Diponegoro)

Area Konservasi, Wisata Pendidikan dan Penelitian Mahasiswa, Pembangkit Listrik, dll. Satu-satunya di Jawa Tengah

Stadion Sepakbola Undip

Pusat Kegiatan Olahraga Sepakbola di Kompleks Gelora Undip Tembalang, Semarang

Upacara PMB di Stadion Undip

Lebih Dari 50 Ribu Mahasiswa Menimba Ilmu di Kampus Undip

Upacara Penerimaan Mahasiswa Baru di Stadion Sepakbola Undip

Menerima rata-rata 10 Ribu Mahasiswa Baru Tiap Tahun

Widya Puraya

Salah Satu jantung Kampus Undip Tembalang (UPT Perpustakaan, LP2MP, Posko KKN, Lapangan Upacara, dll)

Mahasiswa Undip Temukan Solusi Antidiabetes dari Ekstrak Buah Mengkudu


SEMARANG, KampusUndip.com - Diabetes Melitus (DM) adalah kelainan metabolisme karbohidrat, dimana glukosa darah tidak dapat digunakan dengan baik sehingga menyebabkan keadaan hiperglikemia. DM dan penyakit dapat menimbulkan komplikasi yang spesifik akibat perjalanan penyakit seperti retinopati (bisa menyebabkan kebutaan), gagal ginjal, neuropati, ateroklerosis (bisa menyebabkan stroke), gangrene, dan penyakit arteria koronaria (Coronary artery disease).

Pada tahun 2011, Indonesia berada pada peringkat ke-10 untuk kasus diabetes tertinggi di dunia dengan jumlah penderita 7,2 juta jiwa dan pada tahun 2013 naik menjadi peringkat ke-7 dengan jumlah penderita mencapai 8,5 juta jiwa.

Menurut data sample registration survey pada artikel Kementerian Kesehatan bahwa pada tahun 2014 diabetes menjadi penyebab kematian terbesar ketiga di Indonesia sebesar 6,7% setelah stroke dan penyakit jantung koroner (PJK). Penyakit ini membunuh 3,8 juta orang per tahun dan dalam setiap 10 detik seorang penderita akan meninggal karena sebab-sebab yang terkait dengan diabetes.

Berawal dari permasalahan tersebut, Tim PKM-PE yang beranggotakan Maulina Susilaningtyas, Pelastri Rahayu dan Viqi Iddahan mahasiswa Fakultas Kesehatan Masyarakat (FKM) Universitas Diponegoro (Undip) dengan pembimbing dr. Siswi Jayanti, M.Sc meneliti kombinasi ekstrak buah mengkudu, kunyit dan bawang putih sebagai terapi penurun hiperglikemia.

Dari ketiga kombinasi tersebut memiliki kandungan masing-masing flavonoid pada buah mengkudu, kurkumin pada kunyit dan allicin pada bawang putih yang dapat mengurangi resistensi insulin pada penderita Diabetes Mellitus tipe 2.


Penelitian ini diuji cobakan kepada tikus wistar jantan dengan memberikan masing-masing kelompok kombinasi ekstrak mengkudu + kunyit, mengkudu + bawang putih, kunyit + bawang putih, dan kombinasi dari ketiga ekstrak mengkudu + kunyit + bawang putih.


Hasil penelitian menunjukkan bahwa kombinasi mengkudu + bawang putih dapat menurunkan kadar gula darah pada tikus wistar paling tinggi sebesar 42% dibandingkan kombinasi ekstrak yang lain.

PKM Undip Era Berseri, Terapi Anak Korban Verbal Abuse dengan Seni


SEMARANG, KampusUndip.com - Individu yang mengumpat dengan cara berkata kasar, jorok, dan tidak pantas merupakan fenomena yang kerap ditemukan. Namun, sulit rasanya untuk percaya bahwa anak-anak seusia sekolah kerap melakukan hal serupa. Anak-anak menyerap perbendaharaan kata melalui apa yang dilihat dan didengar melalui lingkungan sekitarnya.

Faktanya, lingkungan sekitar kurang mendukung tumbuh kembang anak-anak. Sebagai contoh, anak-anak yang tinggal di pinggiran kota besar, yang mana masyarakatnya rentan mengalami permasalahan sosial. Individu dewasa tersebut cenderung berperilaku secara “bebas” yang menyebabkan anak-anak di sekitarnya mengalami beberapa bentuk perlakuan yang mengarah pada kekerasan.

Kekerasan verbal maupun fisik memberi dampak yang cukup serius terhadap perkembangan psikologis anak seperti kemampuan regulasi emosi yang menimbulkan perilaku agresif. Sehingga tidak dapat dipungkiri bahwa fenomena anak-anak di Indonesia yang meniru tindakan kekerasan secara verbal maupun fisik kerap ditemukan.

Tim PKM-M Universitas Diponegoro (Undip) Era Berseri mengupayakan sebuah program berbasis seni kepada anak-anak SD Servatius Semarang berusia 9-12 tahun yang rentan mengalami kekerasan verbal. Subjek diberi pendampingan dalam mengerjakan tugas-tugas khusus berbasis seni dengan melibatkan aktifitas seperti menggambar, mewarnai, menempel, hingga membuat prakarya dari barang bekas.


Selain itu, tim Era Berseri juga merancang sebuah modul interaktif agar subjek dapat mengerjakan secara mandiri kapanpun dan dimanapun, modul tersebut telah dirancang berisi tugas-tugas serta cuplikan motivasi dengan menyesuaiakan kondisi subjek. Subjek dalam menjalankan aktivitas seni tersebut tidak diharuskan memiliki keterampilan menggambar, kreativitas tertentu maupun kemampuan estetik.

Namun, tujuan dari intervensi ini adalah sebagai upaya pelatihan regulasi emosi dalam mengatasi amarah, ketegangan, rasa takut serta perasaan tidak tentram lainnya pada anak korban kekerasan verbal. Perasaan-perasaan tersebut timbul karena subjek kerap mengendap emosi kemarahan yang didapat dari lingkungannya dan sulit untuk mengungkapkan.


Dosen Pembimbing:
Dra. Frieda Nuzulia Ratna Hadiyati M.S.

Anggota Tim:
- Afaafa Yuniss Puspita                 
- Retno Utami
- Tirshavira Andaristi
- Yusrina Sabila Zaujati Hanifah 

Tagline: Keep Calm, and Let’s Grow with the Joy

Mahasiswa Undip Manfaatkan Kulit Singkong Atasi Pencemaran Limbah Tekstil


SEMARANG, KampusUndip.com - Masalah pencemaran di atas tentunya tidak asing bagi kita, bukan? Tingkat pencemaran tersebut sejalan dengan peningkatan sektor industri. Seperti yang kita ketahui bahwa Indonesia mengalami kemajuan yang sangat pesat di bidang industri, salah satunya pada industri tekstil. Kemajuan industri tekstil dapat meningkatkan jumlah limbah zat warna, namun seringkali pembuangan limbah kurang diperhatikan. Kita tahu bahwa pembuangan limbah zat warna ke sungai tersebut dapat mengakibatkan pencemaran dan berbahaya bagi kesehatan masyarakat. Penurunan kualitas air yang menyebabkan sungai tersebut tidak dapat dimanfaatkan sebagaimana mestinya. Oleh karena itu, diperlukan solusi yang tepat untuk menangani pencemaran air sungai oleh limbah zat warna industri tekstil. 

Singkong (Manihot esculenta L.)  merupakan tanaman yang banyak ditemukan di Indonesia. Hal tersebut ditandai dengan meningkatnya produksi panen tanaman ini setiap tahunnya. Sejauh ini pemanfaatan singkong hanya terbatas sebagai bahan makanan pokok pengganti beras dan bahan mentah untuk berbagai produk olahan, sedangkan kulitnya seringkali dibuang. Padahal, kulit singkong mengandung senyawa pati yang dapat dimanfaatkan sebagai sumber karbon dalam pembuatan material karbon nanodot atau yang lebih dikenal dengan C-dot melalui metode hidrothermal.

Berdasarkan permasalahan tersebut, mahasiswi Universitas Diponegoro (Undip), Kharisma Madda Ellyana, Kharisma Luthfiaratri Rahayu dan Ratri Febriastuti yang dibimbing dosen Kimia Undip, Drs. Abdul Haris, M.Si dalam Program Kreatifitas Mahasiswa berinovasi untuk mengatasi masalah pencemaran air sungai oleh limbah zat warna adalah pembuatan komposit TiO2/C-dot berbahan dasar kulit singkong (Manihot esculenta L.) sebagai material fotodegradasi limbah zat warna, khususnya senyawa methylene blue, di mana efektifitasnya diuji menggunakan instrumen spektrofotometer UV-Vis. Keunggulan dari inovasi ini adalah proses pembuatan komposit TiO2/C-dot yang mudah, sumber bahan baku yang murah dan melimpah, serta peningkatan kemampuan fotodegradasi terhadap senyawa methylene blue, sehingga dapat menjadi solusi untuk mengatasi permasalahan limbah zat warna industri batik.


Kharisma Madda, selaku ketua Tim mengungkapkan bahwa hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa TiO2/C-dot mampu mendegradasi limbah insdustri tekstil dengan efektivitas tinggi sehingga kulit singkong Cdot/TiO2 dapat dimanfaatkan sebagai penjernih limbah tekstil di sungai.

Stres Gara-Gara Kuliah? Kotak Semata Karya Mahasiswa Undip Solusinya


SEMARANG, KampusUndip.com - Tim PKM-PSH Kotak Semata dari Fakultas Psikologi UNDIP yang beranggotakan Anisa Kusumaningtyas, Ainaya Nuril Alifa,  dan Magdalena Margaretha yang dibimbing oleh Dr.phil Dian Veronika Sakti Kaloeti, S.Psi, M.Psi.

Salah satu fakultas di perguruan tinggi yang sering sekali mengalami stres akademik yaitu fakultas teknik. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan di Karpaga Vinayaga Educational Institute, menunjukkan bahwa 75% mahasiswa Fakultas Teknik mengalami stres yang berkaitan dengan masalah perkuliahan. (Vidya D.C dkk, 2017).

Dari data tersebut, dapat dilihat bahwa persoalan yang berkaitan dengan akademik merupakan salah satu penyebab utama timbulnya stres pada mahasiswa.

Cara yang dapat dilakukan untuk membantu menurunkan stres yaitu dengan memberikan upaya intervensi terhadap stres tersebut. Kami tertarik untuk melakukan penelitian mengenai efektivitas intervensi terhadap stres akademik mahasiswa Fakultas Teknik Universitas Diponegoro (Undip). Dimana dalam penelitian ini intervensi yang diberikan kepada subjek penelitian yaitu berupa Kotak Semata (Semangat Bersama Kita).


Kotak Semata adalah bentuk intervensi psikologi dengan cara memberikan beberapa buah kotak sebagai tempat untuk mengumpulkan kertas yang bertuliskan tentang pengalaman stres yang dialami, strategi untuk menghilangkan stres dan kebersyukuran yang dirasakan oleh mahasiswa Fakultas Teknik dan akan menjadi suatu bentuk motivasi atau dorongan di saat mahasiswa stres dalam menjalani segala tuntutan akademis di perkuliahan. Dorongan ini adalah dorongan positif yang bersifat membangun.

PKM Undip Kalong Berdasi, Kaos Oblong Edukasi Gizi Masa Kini


SEMARANG, KampusUndip.com - Tim (Program Kreativitas Mahasiswa) PKM-Kewirausahaan Mahasiswa Universitas Diponegoro (Undip) yang diketuai  Lilis Wijayanti, dan beranggotakan Elma Aprilia, Fatmala Sinta Kartika, Resti Mawarni, Rindi Antika memanfaatkan kaos sebagai salah satu media promosi gizi kepada masyarakat.

Kaos merupakan pakaian sehari-hari yang banyak digunakan oleh masyarakat dari kalangan anak-anak hingga dewasa. Kaos dapat dimanfaatkan sebagai media promosi kesehatan seperti halnya pamplet maupun brosur. Kaos dengan edukasi gizi ini di namai Kalong Berdasi yang merupakan singkatan dari kaos oblong dengan edukasi gizi.

Kalong berdasi ini dibuat dari bahan kaos cotton combed 30s yang nyaman dipakai sehari-hari. Kainnya nyaman dipakai dan lembut, bahannya lebih kuat dan tidak mudah robek, tidak mudah kisut bila dicuci, tidak panas saat dipakai, menyerap keringat, dan tidak berbulu setelah dicuci. Selain itu bahan sablon yang digunakan merupakan sablon rubber dengan kualitas yang baik sehingga tahan pencucian berulang tanpa menghilangkan gambar pada kaos.






Kalong Berdasi memiliki sasaran promosi gizi di semua usia mulai dari anak-anak hingga dewasa. Desain kaos yang menghiasi Kalong Berdasi merupakan desain dengan tema edukasi gizi, seperti gambar hidup sehat dengan makanan sehat, konsumsi air putih, olahraga teratur, makan buah dan sayur, serta meningkatkan aktivitas fisik.




Dengan adanya kaos dengan edukasi kesehatan terutama tentang gizi ini diharapkan dapat membantu menggencarkan promosi kesehatan di bidang gizi serta memberikan manfaat kepada masyarakat agar dapat menerapkan kebiasaan hidup sehat dengan gizi yang seimbang.

S-Drafusi, Penurun Lemak Abdominal Inovatif Karya Mahasiswa Undip


SEMARANG, KampusUndip.com - Ayam broiler merupakan salah satu produk peternakan yang sangat diminati masyarakat Indonesia, seiring berkembangnya jaman tingkat konsumsinya semakin meningkat. Sehingga menimbulkan banyak peternakan ayam broiler di Indonesia. Salah satu alasan masyarakat memilih ayam broiler adalah masa memeliharanya yang lebih cepat dan tekstur daging yang lebih lunak dibandingkan dengan daging unggas lainnya. Waktu yang dibutuhkan untuk memelihara ayam broiler yaitu sekitar 35-40 hari untuk mendapatkan bobot 1,5 kg. Perilaku konsumsi masyarakat Indonesia saat ini adalah lebih menyukai pola sehat, sehingga dalam hal mengkonsumsi daging pun menyukai daging yang rendah lemak. Ayam broiler cenderung menimbun pakan yang dikonsumsinya menjadi lemak, sehingga jika pemeliharaan ayam broiler melebihi masa panennya akan menyebabkan penambahan lemak yang disimpan dibawah kulit dan dalam abdomen. Permasalah tersebut akan menyebabkan tingkat kesukaan masyarakat terhadap daging ayam broiler menjadi menurun dan akan merugikan para peternak.

Berawal dari permasalahan diatas timbulah sebuah gagasan dari TIM PKM PE dari Universitas Diponegoro (Undip) yang terdiri dari Intan Nur Fathur Rowi (Peternakan 2016), Imas Pupah Siti Alfauziah (Peternakan 2016) dan Diah Wulandari (Peternakan 2016) dengan dosen pembimbing Bapak Sugiharto, S.Pt., M.Sc., Ph.D untuk mengatasi permasalahan tersebut dengan membuat S-Drafusi (Skin Dragon Fruit Fermentation).



“S-Drafusi kami buat untuk memanfaatkan salah satu limbah pertanian yaitu kulit buah naga, dimana keberadaan buah naga di Indonesia sekarang melimpah. Sehingga tidak dapat dipungkiri lagi limbah yang ada akan melimpah. Gaagasan yang kita ciptakan juga akan menjawab permasalahan pengatasan limbah organik. Kulit buah naga yang kita manfaatkan berasal dari tempat-tempat yang memanfaatkan buah naga, seperti tukang jus, restaurant ataupun industri olahan buah naga lainnya. Kulit buah naga dilakukan perlakuan fermentasi yang ditambahkan dengan Bacillus sp. Alasan mengapa kita memanfaatkan kulit buah naga adalah karena kulit buah naga memiliki beberapa zat yang sangat penting seperti kandungan β-amirin, α-amirin, oktakosan, γ-sitosterol, oktadekan, l-tetrakosanol, heptakosan, kampesterol, antioksidan dan antibakteri. Antioksidan yang terkandung dalam kulit buah naga yang sangat tinggi mampu mendegradasikan lemak (Oktaviani, 2014). Pemberian antioksidan pada ransum ternak tidak dapat menurunkan performa ternak dan tidak mempengaruhi kandungan asam-asam lemak, pemberian antioksidan pada ternak dapat menurunkan lemak baik pada daging, hati, kulit maupun tunggir (Randa, 2007). Kombinasi antioksidan yang mengandung senyawa vitamin A, C dan E dapat mempertahankan stabilitas lipid daging (Randa, 2007)

Siskoponik Karya Mahasiswa Undip Solusi Tepat Pemberian Nutrisi Tanaman


SEMARANG, KampusUndip.com - Penyempitan lahan pertanian akibat pembangunan infrastruktur telah menjadi permasalahan yang berakibat pada penurunan produktivitas hasil pertanian khususnya pada komoditas sayuran. Usaha untuk mengatasi hal tersebut ialah dengan sistem budidaya hidroponik. Hidroponik merupakan salah satu solusi untuk mengatasi keterbatasan lahan di daerah perkotaan. Hidroponik sudah banyak dilakukan oleh masyarakat, namun dalam pengaplikasiannya banyak faktor yang menentukan keberhasilan dalam budidaya sayuran secara hidroponik, diantaranya ialah unsur hara, media tanam, oksigen dan air.

Pemberian nutrisi harus teratur sesuai dengan kepekatan yang dibutuhkan oleh setiap jenis tanaman. Menurut Kaunang et al. (2016) menyebutkan bahwa 70% masyarakat pengguna sistem hidroponik tidak memahami cara pemberian nutrisi sehingga pemberian nutrisi dilakukan hanya sebulan sekali. Selain itu, masyarakat memiliki kesibukannya masing-masing sehingga terkendala  dalam pengecekan nutrisi masih manual dan dilakukan setiap hari.

Berangkat dari permasalahan di atas, tiga mahasiwa Universitas Diponegoro (Undip) yaitu Syahrul Mubarok (Instrumentasi & Elektronika 2015), Dicky Wisnu Dwi Wahyudi (Instrumentasi & Elektronika 2015) dan Devy Octaviany (Agroekoteknologi 2015) yang tergabung dalam tim Program Kreativitas Mahsiswa Karsa Cipta (PKM-KC) serta Dosen Pembimbing Ir. Karno, M. Appl. Sc., PhD ini termotivasi untuk menciptakan solusi berupa SISKOPONIK “Sistem Kontrol Nutrisi dan pH Otomatis pada Hidroponik NFT untuk Sayuran”.


SISKOPONIK mengenalkan cara untuk menerapkan pemberian nutrisi secara tepat waktu, dengan sistem pemberitahuan komponen ketersediaan nutrisi dan pH yang otomatis sehingga dapat menyelesaikan permasalahan intensivitas pemberian nutrisi. Besaran set point pada sensor bisa diatur berdasarkan jenis tanaman yang akan ditanam pada hidroponik. Pembacaan sensor dan pengaturan set point ini akan menjadi acuan untuk melakukan pemberian nutrisi dan pH secara otomatis pada hidroponik. Pemantauan juga dilakukan secara real time, sehingga tidak perlu untuk dilakukannya pengecekan kandungan kualitas air pada hidroponik, karena sudah dilakukan monitoring oleh sistem secara otomatis.

Petrik Cetar, Peta Interaktif Tingkatkan Wawasan Budaya Karya Mahasiswa Undip


SEMARANG, KampusUndip.com - Proses Pembelajaran merupakan suatu bentuk kegiatan dalam rangka pelaksanaan kurikulum pada suatu lembaga pendidikan. Sebagai bagian dari kurikulum pembelajaran di persekolahan, selayaknya materi atau bahan ajar pembelajaran disampaikan secara menarik dan penuh makna dengan memadukan seluruh komponen pembelajaran secara efektif terkait dengan media pembelajaran yang digunakan.

Media seperti alat peraga berperan untuk menunjang tenaga pendidik dalam menyampaikan bahan belajar agar lebih efektif dan efisien. Peraga akan melengkapi, mempermudah, sekaligus mempercepat pemahaman suatu topik atau bahasan bagi siswa dibandingkan dengan konsep yang abstrak dalam buku teks.

Bahan ajar yang penting untuk dipelajari oleh siswa sekolah dasar salah satunya yaitu pengetahuan tentang Keanekaragaman budaya di  Indonesia melalui peta. Namun sampai saat ini peta yang ada hanya di produksi dengan material kertas dalam bentuk 2 dimensi. Hal ini tentu dirasa kurang efektif sebagai media pembelajaran karena membosankan, kurang komunikatif, dan interaktif bagi siswa Sekolah Dasar

Berdasarkan permasalahan tersebut muncullah ide kreatif dari mahasiswa Undip melalui Program Kreatif Mahasiswa (PKM) yang diketuai oleh Khofifatul Azizah (Teknik Geodesi 2016) dan beranggotakan Rizki Baehaki (Teknik Geodesi 2017), Flavian Ria Finola (Teknik Geodesi 2017), Ramadhani Sarah Alicya Bilqis (Teknik Geodesi 2017), serta Andrie Tri Nur Cahyanto (Teknik Geodesi 2017) dibawah bimbingan Andri Suprayogi, S.T., M.T. untuk menciptakan media pembelajaran berupa alat peraga Peta Indonesia yaitu PETRIK CETAR (Peta Tematik Elektrik Cerdas dan Pintar) yang mampu menampilkan informasi kebudayaan Indonesia seperti Ibukota Provinsi, Suku Daerah, Rumah Adat, Tarian Tradisional, Alat musik tradisional, dan Lagu Daerah berupa audio berbasis Smart Technology Map Voice  hanya dengan sekali sentuh pada provinsi yang diinginkan.



Ide kreatif yang mereka temukan tersebut kemudian diaplikasikan sebagai bentuk Pembelajaran di Sekolah Dasar Negeri Pedalangan 02 dengan sasaran siswa/siswi kelas 4 yang mana telah mereka sesuaikan dengan kurikulum pendidikan dan materi pembelajaran. Rangkaian kegiatan pembelajaran yang mereka lakukan yaitu dipandu oleh Ibu Murti sebagai wali kelas 4 SD N Pedalangan 2 untuk mereview materi pengetahuan tentang kebudaayan Indonesia yang telah mereka dapat sebelum nya, hal ini untuk mengetahui seberapa jauh tingkat pemahaman para siswa. Setelah itu dilanjut dengan proses pembelajaran interaktif dengan menggunakan Peta Tematik Elektrik dengan diselingin oleh beberapa game sehingga mampu meningkatkan rasa antusiasme para siswa nya untuk belajar tentang kebudayaan Indonesia.


Tujuan yang diharapkan dari adanya kegiatan tersebut yaitu: siswa mampu memiliki rasa antusiasme yang tinggi dalam hal pengetahuan akan kebudayaan indonesia mulai sejak dini, siswa memperoleh metode pembelajaran yang lebih efektif dan efisien karena konsep pembelajaran lebih santai dan sambil bermain dengan alat peraga tersebut serta mampu merangsang daya pikir dan nalar siswa karena memadukan pendekatan secara abstrak dan konkrit sehingga siswa tidak lagi menjadi siswa yang pasif.

Mahasiswa Undip Ciptakan Struktur Beton Ringan Tahan Bakar


SEMARANG, KampusUndip.com - Bencana kebakaran menjadi permasalahan penting dalam pengendalian struktur suatu bangunan di daerah perkotaan padat penduduk. Banyak kasus kebakaran menyebabkan gedung sudah tidak bisa terpakai akibat turunnya performa beton pada struktur gedung, tentu hal ini mengakibatkan kerugian yang sangat besar.

Permasalahan tersebut menjadi tantangan bagi 3 mahasiwa teknik sipil Universitas Diponegoro (Undip) angkatan 2016 untuk menciptakan struktur beton yang mampu menahan panas dari kebakaran. Mereka ini mencoba untuk menginovasikan material beton yang memiliki daya hantar panas cukup kecil.

Tim yang beranggotakan Bagas Indra Cahyo, M. Rasyad Jati Pangestu, dan Erika yulianti  ini menjelaskan bahwa hipotesis awal yang muncul dari suatu penelitian Rutherfas asal Belanda yang menyimpulkan dengan menambahkan bahan bangunan yang menyimpan banyak pori dan memiliki berat jenis ringan akan memiliki nilai daya hantar panas yang lebih rendah pula.

Mengenai material yang ditambahkan Bagas selaku ketua tim menjelaskan bahwa untuk mengurangi massa jenis beton timnya menggunakan batu Pumice breksi yang kuantitasnya sangat melimpah di Indonesia khususnya di daerah pegunungan.

“Beton ringan ini akan memiliki daya hantar panas cukup rendah akibat material yang kami gunakan memiliki pori-pori yang cukup banyak sehingga efek kebakaran tidak akan berdampak besar pada performa beton. Terlebih lagi beton yang kami ciptakan ini memiliki kelebihan mereduksi panas sehingga penggunaan AC pada gedung dapat dikurangi,” Ujar Bagas.


Tim ini berharap, penelitian yang mereka lakukan mampu menjadi solusi dalam permasalahan inovasi bahan konstruksi dalam penanggulangan turunnya performa beton akibat kebakaran.

MISOA, Teknologi Rumah Tangga Ramah Lingkungan Karya Mahasiswa Undip


SEMARANG, KampusUndip.com – Saat ini banyak kabar sungai dan lingkungan sekitar tercemar dimana-mana, yang meresahkan masyarakat di sekitarnya. Banyak yang berpendapat bahwa sebab lingkungan tercemar hanya dari Industri. Padahal taukah kalian bahwa kita sendiri juga merupakan bagian dari penyebab pencemaran tersebut?

Sebagai upaya menangani masalah lingkungan terdapat Program Sustainable Development Goals (SDG’s) 2030. 100-0-100 berarti 100 persen untuk target akses Air Minum, 0 pemukiman kumuh, dan 100 persen untuk sanitasi yang layak. Program ini merupakan upaya dari Pemerintah Indonesia yang dilaksanakan melalui Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat yang mengamanatkan Universal Acces dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah.
               
Mahasiswa dengan segala bentuk kreativitasnya tidak mungkin tinggal diam melihat kondisi lingkungan sekitarya dan program yang dijalankan untuk mengatasi permasalahan tersebut. Guna turut serta mensukseskan program tersebut, mahasiswa Universitas Diponegoro (Undip) menciptakan alat pengolah air limbah rumah tangga. Dwi Fitri Lestari, Rakhmat Ryandi Sopyan dan Ajeng Yasinta Rahmadani merupakan 3 mahasiswa Undip yang menciptakan teknologi tersebut.


Dengan bimbingan Dr.-Ing Sudarno, S.T., M.Sc, ketiga mahasiswa ini menciptakan teknologi sederhana yang murah dan ramah lingkungan yang dapat disebut MISOA (Multi Soil Layer). Teknologi ini merupakan hasil dari Program Kreativitas Mahasiswa Karsa Cipta (PKM-KC) yang diselenggarakan oleh DIKTI.

“Alat MISOA ini memanfaatkan campuran tanah, batuan zeolite, baru kerikil, arang aktif, dan pasir silika. Kemudian proses yang terjadi di dalam alat ini menggunakan prinsip dari sistem multi soil layering dengan kombinasi anaerobic biofilter dan saringan pasir lambat, Tutur Dwi Fitri Lestari selaku ketua dari Tim PKM-KC.


“Pengolahan dengan alat ini diharapkan mampu menyisihkan zat pencemar seperti COD, BOD, TSS, Fosfat, minyak dan lemak, dan Amoniak. Sesuai dengan Peraturan Menteri Lingkungan Hidup No. 68 Tahun 2016 tentang Baku Mutu Limbah Domestik, zat pencemar tersebut merupakan zat yang dapat ditemukan di limbah rumah tangga dan tentunya berbahaya bagi lingkungan maupun kesehatan manusia.Jika di dalam suatu pemukiman terdapat 100 rumah, dan semuanya tidak memiliki pengolahan limbah maka dapat dipastikan lingkungan tempat tinggal tersebut akan semakin tercemar, dan tentunya hal ini akan mempengaruhi generasi yang akan datang,” Ujar Rakhmat Ryandi Sopyan, anggota Tim PKM-KC.


Tujuan dari dibuatnya alat ini adalah, alat ini dapat menjadi teknologi yang sederhana dan user friendly ini akan mengubah gaya hidup masyarakat untuk lebih peduli pada lingkungan tempat tinggalnya, terutama peduli pada limbah yang dihasilkan dari rumah tangga sendiri. Selain itu, rancang bangun alat yang telah dibuat diharapkan dapat dipatenkan dan diproduksi dalam jumlah yang banyak sehingga masyarakat dapat memperoleh alat tersebut dengan mudah, dan tentunya akan mempercepat pemenuhan target 100-0-100. (Dwi Fitri Lestari)

Mahasiswa Undip Kembangkan Character Building Melalui Pendekatan Budaya Lokal Indonesia


SEMARANG, KampusUndip.com - Dengan perkembangan teknologi yang pesat di era sekarang ini membuat perubahan karakter yang pesat pula pada generasi muda, atau yang biasa disebut generasi zaman now. Hal ini dikarenakan adanya perubahan pada sikap individu yang lebih suka menyendiri dengan gadget mereka daripada harus berkomunikasi pada sesama. Pola asuh yang diberikan oleh orang tua atau lingkungan khususnya sangat mempengaruhi perkembangan pada anak.

Berawal dari masalah tersebut, mahasiswa Fakultas Ilmu Budaya (FIB) Universitas Diponegoro (Undip) mencoba untuk mengembangkan metode pembangunan karakter pada anak menggunakan beberapa permainan tradisional dan cerita rakyat. Mahasiswa yang terdiri dari Ainil Faroh (Sastra Inggris), Amelia Noormalita Setyani (Ilmu Perpustakaan), Husnul Khosyiyatul Mazidah (Sastra Inggris), dan Juniar Chassy Ferrara (Sastra Inggris) dengan dosen pembimbing Dra. Rukiyah, M.Hum menganggap bahwa metode yang digunakan dapat mengembangkan karakter positif pada anak-anak di era serba digital ini.

"Dewasa ini banyak terjadi pembiaran anak-anak dalam bermain gadget oleh orang tua, berbeda dengan era sebelumnya dimana orang tua lebih menekankan anak-anak untuk bersosialisasi dengan sekitar. Hal ini membuat perbedaan karakter pada anak yang mana dulunya peka terhadap sosial, kini cenderung menjadi asosial. Yang mana dulunya menjunjung tinggi budaya nusantara, kini satu per satu budaya nusantara tersebut mulai luntur dan terkalahkan oleh budaya asing yang membuat manusia cenderung individual." ucap Amelia, salah seorang anggota tim.


"Metode yang kami gunakan dalam kegiatan ini adalah dengan melakukan pendekatan dan pelatihan terhadap anak-anak dengan cara menanamkan nilai-nilai moral dan dengan dibekali pemahaman sederhana yang dapat mereka aplikasikan dalam kehidupan sehari-hari. Misalnya dalam permainan tradisional congklak / dakon, awalnya anak-anak cenderung tidak sabar dan masih suka berebut satu sama lain, namun seiring berjalannya permainan, kami mulai menyisipkan nilai-nilai kesabaran dan tidak egois atau tidak mementingkan diri sendiri dengan menunggu giliran untuk memainkan dakon. Mereka sedikit demi sedikit memahami bahwa sikap tidak sabar dan egois itu bukan hal yang baik." ujar Ferrara menambahkan.

Selain itu, tim membuat modul pembelajaran yang nantinya akan berguna bagi masyarakat dan tenaga pendidik. Hal ini bisa menjadi salah satu metode pelestarian budaya lokal bangsa Indonesia.


Dari kegiatan ini, tim berharap dapat menumbuhkan lagi karakter luhur anak bangsa dan menghidupkan kembali warisan budaya lokal pada generasi muda agar mereka lebih merasa memiliki terhadap budaya yang ada.

Prosedur Publikasi PKM Undip. Gratis!


Tatacara prosedur publikasi Program Kreativitas Mahasiswa (PKM) Universitas Diponegoro (Undip) KAMPUSUNDIP.COM:

Prosedur pengiriman:
1. Artikel ditulis di Ms. Word
2. Menyertakan nama Tim PKM/Anggota dalam artikelnya
3. Melampirkan foto Tim PKM/Kegiatan

Dikirim ke Email kampusundip@gmail.com (Subjek “PKM Undip”)
Artikel yang sudah dikirim akan dipublish di website www.kampusundip.com GRATIS! TANPA SYARAT!

KAMPUSUNDIP.COM
“Ringan Mencerdaskan”

Cegah Jantung Koroner, Mahasiswa Undip Teliti Ekstrak Brokoli


SEMARANG, KampusUndip.com - Tim mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro (Undip) melakukan penelitian mengenai pemberian ekstrak etanol brokoli terhadap penyakit jantung koroner, dengan histopatologi aorta tikus wistar hiperlipidemia sebagai sampel percobaan.

Penyakit Jantung Koroner (PJK) masih menjadi masalah kesehatan dengan angka kematian yang tinggi di dunia, diperkirakan angka tersebut akan terus meningkat. Di Indonesia sendiri PJK merupakan penyebab utama dari seluruh kematian yang terjadi, tidak hanya terjadi pada usia tua namun penyakit ini juga sudah banyak diderita pada usia muda.

Jadi apakah sebenarnya Penyakit Jantung Koroner itu? Penyakit jantung koroner (PJK) adalah penyakit yang disebabkan karena terjadinya aterosklerosis pada arteri koroner. Dan atherosklerosis merupakan penyakit sumbatan arteri, di mana lesi lemak yang  disebut plak atheromatosa timbul pada permukaan dalam dinding arteri.

Nah, bagaimana sumbatan tersebut bisa terbentuk? Gaya hidup masyarakat yang cenderung mengkonsumsi makanan tinggi lemak menyebabkan kenaikkan kadar LDL (Low Density Lipoprotein) atau yang biasa disebut koleterol jahat dan menurunkan kadar HDL (High  Density Lipoprotein) atau kolesterol baik di dalam tubuh. Kondisi ini disebut sebagai hiperlipidemia.

Oleh karena paparan radikal bebas LDL akan teroksidasi menjadi LDL-ox. Makrofag yang bertugas mempertahankan tubuh dari benda-benda asing yang bersifat jahat akan menelan LDL yang teroksidasi hingga akhirnya akan membentuk fatty streak, dimana ini merupakan lesi awal terbentuknya atherosklerosis yang akan menyumbat pembuluh koroner jantung. Oleh karena itu, pencegahan Penyakit Jantung Koroner yang utama adalah dengan mengurangi kolesterol dan menangkal paparan radikal bebas menggunakan antioksidan.

Salah satu bahan kaya antioksidan yang dapat diajukan sebagai agen antiaterogenik adalah brokoli. Brokoli pasti sudah tidak asing lagi di kalangan masyarat, selain mudah ditemukan dan diperjual belikan dengan harga yang terjangkau, brokoli juga dikenal sebagai sayuran hijau yang memiliki banyak manfaat untuk kesehatan tubuh.

Tapi ternyata brokoli bukanlah sayuran hijau biasa, brokoli mengandung karotenoid, flavonoid, vitamin A, C, E, tiamin, riboflavin, betakaroten, lutein ,glutation, dan triterpenoid yang bersifat antioksidan. Flavonoid dapat menghambat oksidasi LDL sehingga keutuhan lapisan pembuluh darah terjaga dan mengurangi risiko terjadinya aterosklerosis. Brokoli juga memiliki kandungan Lutein yang dapat melindungi sel-sel terhadap kerusakan yang diakibatkan oleh radikal bebas.


Karena itu ektrak etanol brokoli ini diharapkan mampu mencegah kerusakan endotel pembuluh darah, dan menurunkan kadar kolesterol untuk menghindari terjadinya Penyakit Jantung  Koroner, serta dapat membantu memberikan solusi bagi permasalahan kesehatan masyarakat di Indonesia.

Sinterol, Sinbiotik Inovatif dan Menyehatkan Karya Mahasiswa Undip


SEMARANG, KampusUndip.com - Telur itik merupakan salah satu produk itik yang banyak diminati masyarakat. Namun telur itik memiliki kandungan kolestrol yang cukup tinggi. Nilai kolestrol yang tinggi pada telur dapat mengakibatkan berbagai masalah kesehatan, antara lain jantung coroner yang diakibatkan oleh penyumbatan kolestrol pada pembuluh darah dan kompilasi penyakit. Oleh karena itu diperlukan solusi untuk menurunkan kadar kolestrol pada telur itik agar dapat mengurangi resiko terkena penyakit jantung coroner yang diakibatkan oleh tingginya kadar kolestrol pada telur itik.

Hal ini yang medorong TIM PKM PE yang terdiri dari tiga mahasiswa Universitas Diponegoro (Undip) yaitu Achmad Iqbal Fauzi (S1 Peternakan 2014), Gemilang Bagus Pramana (S1 Peternakan 2014) dan Muhammad Zainul Asror (S1 Peternakan 2015) dengan bimbingan dosen Bapak Daud Samsudewa, S.Pt., M.Si., Ph.D. membuat suatu inovasi yang diberi nama SINTEROL (Sinbiotik untuk Telur Rendah Kolestrol).

“Sinterol ini kami buat dengan memanfatkan bakteri asam laktat dengan limbah jamu temulawak sebagai sinbiotik agar dapat menurunkan kolestrol telur itik, sehingga dapat mengurangi resiko terkena penyakit jantung coroner pada masyarakat yang diakibatkan oleh penyumbatan kolestrol pada pembuluh darah.” kata Iqbal selaku ketua tim PKM.

Sinbiotik merupakan salah satu inovasi dari bidang peternakan dengan mengkombinasikan probitoik dan prebiotik untuk meningkatkan fungsi kimiawi dan biologis dalam tubuh ternak. Keunggulan dari produk PKM ini adalah probiotik dan prebiotik sebagai penyusun Sinbiotik yang berasal dari bahan sisa ekstraksi jamu sehingga mengurangi pencemaran akibat limbah jamu yang dihasilkan di pabrik-pabrik jamu di Semarang dan memiliki nilai jual serta biaya produksi yang sangat ergonomis.

Probiotik yang digunakan adalah Lactobacillus plantarum yg berfungsi menurunkan kolestrol dengan skema garam empedunya. Sementara prebiotik yang digunakan adalah limbah ekstrasi temulawak yang sering tidak termanfaatkan yang mengandung oligodakarida untuk nutrisi probiotik. Temulawak juga mengandung kurkumin yang dapat mengoptimalkan distribusi kolestrol dalam pembentukan telur, sehingga dengan begitu kadar kolestrol dalam telur itik dapat menurun.


Penggunaan sinterol nantinya diharapkan mampu mengangkat kesejahteraan peternak telur itik sekaligus menyehatkan masyarakat secara tidak langsung.

Pena-Map, Salep Limbah Nanas Solusi Obat Luka Karya Mahasiswa Undip


PEMALANG, KampusUndip.com - Nanas, tanaman dengan ciri khas buah yang berwarna kuning dan memiliki mahkota ini sangat mudah ditemui di pasaran, mulai dari pasar tradisional, supermarket, atau tak jarang banyak penjual yang menjajakan dagangannya di sepanjang jalan. Tanaman yang memiliki nama latin Ananas comosus (L.) Merr. ini memang tumbuh subur di Indonesia.

Salah satu daerah penghasil nanas ialah Desa Beluk, Kecamatan Belik, Kabupaten Pemalang yang terkenal dengan nanas madunya. Siapa sangka tanaman yang tergolong dalam famili Bromeliaceae  ini memiliki segudang manfaat pada setiap bagiannya. Tidak banyak yang tahu ternyata bagian-bagian nanas yang biasanya dibuang begitu saja ternyata memiliki nilai ekonomis yang tidak kalah dengan buah nanas yang biasanya hanya dijual dalam bentuk buah atau diolah menjadi produk makanan.

Batang nanas misalnya, yang jumlahnya terus bertambah apalagi jika musim panen tiba memiliki kandungan enzim yang bisa dimanfaatkan menjadi obat luka luar. Enzim Bromelin, yang struktur utamanya terdiri dari protease sistein terdapat pada seluruh bagian tanaman nanas dalam jumlah berbeda, tetapi berdasarkan penelitian kandungan enzim bromelin paling banyak ditemukan pada batang yang selama ini dibiarkan begitu saja. Enzim ini memiliki kemampuan menguraikan struktur kompleks protein sehingga mudah diserap tubuh. Protease sistein yang terkandung di dalamnya berperan dalam proses pembekuan darah.

Oleh karena itu, kelompok mahasiswa Universitas Diponegoro (Undip) Semarang yang beranggotakan Silvia Handayani (Kimia 2016), Akhmad Arief Widodo (Teknik Komputer 2017), Sofyan Atsari (Oseanografi 2017), Naufal Prima Wianto (Kedokteran Umum 2017), Meliana Puspasari Dewi (Kimia 2017), membuat suatu program yang bertujuan untuk memanfaatkan limbah batang nanas.


Melalui Program Kreativitas Mahasiswa (PKM) Bidang Pengabdian kepada Masyarakat, batang nanas yang mengandung enzim bromelin dimanfaatkan menjadi obat luka luar dalam bentuk salep. Salep yang diberi nama “Pena-Map” ini menggunakan metode kitchen preparation dalam proses pembuatannya yang memanfaatkan alat-alat yang ada di dapur, sehingga memudahkan masyarakat untuk membuat sendiri. Bahan yang digunakan juga sangat sederhana dan mudah ditemukan di pasaran.

SIAngkot, Inovasi Baru Mahasiswa Undip di Era Transportasi Online


SEMARANG, KampusUndip.com - Teknologi informasi menjadi suatu inovasi untuk bersaing di bidang transportasi. Salah satu yang telah besar di Indonesia adalah ojek dan angkutan berbasis aplikasi online. Contoh perusahaan penyedia jasa angkutan berbasis aplikasi online adalah Gojek dan Grab. Hal ini tentunya membuat transportasi lama seperti angkot tergeser eksistensinya dikarenakan angkot tidak menerapkan inovasi teknologi layaknya yang telah diterapkan perusahaan ojek dan angkutan berbasis aplikasi online. Di sisi lain, penumpang angkot mengalami permasalahan pada pelayanan jasa yang diberikan oleh angkot. Hal tersebut menimbulkan rasa yang tidak aman dan nyaman bagi penumpang dalam menggunakan jasa angkot.

Oleh sebab itu, Tim PKM-KC dari Universitas Diponegoro (Undip) yang diketuai oleh Krismon Budiono yang beranggotakan Fikri Salahudin dan Deninta Wulansari dibawah bimbingan Bapak Sumardi, ST, MT  menciptakan SIAngkot (Sistem Informasi Angkot). SIAngkot ini bertujuan membuat inovasi teknologi pada angkot dengan memanfaatkan GPS (Global Positioning System) dan QR (quick response) code yang terintegrasi aplikasi dengan smartphone android untuk memberikan inovasi teknologi berupa sistem informasi penghubung supir dan penumpang seperti yang telah diterapkan pada angkutan berbasis aplikasi online agar angkot bisa bersaing dengan angkutan berbasis aplikasi online. Selain itu, alat dan aplikasi SIAngkot ditujukan untuk meningkatkan kenyamanan serta keamanan bagi penumpang angkot.  

Alat SIAngkot yang berbasis GPS ditempatkan pada angkot sedangkan QR-code digunakan untuk menyimpan data latitude dan longitude suatu tempat sepanjang trayek angkot yang dicetak menjadi stiker. Melalui aplikasi android SIAngkot, penumpang bisa melakukan pemindaian terhadap stiker QR-code tersebut dan mendapatkan lokasi keberadaan dan identitas supir angkot terdekat. Supir juga dapat mengetahui bahwa sedang ada penumpang yang melakukan pemindaian di tempat QR code ditempel. Selain itu penumpang juga dapat memeberi penilaian terhadap pelayanan dari angkot yang telah dinaiki.


Sementara itu, Krismon Budiono selaku ketua tim menyatakan bahwa “penelitian ini didanai oleh Kementerian Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Kemenristekdikti) Republik Indonesia melalui Program Kreativitas Mahasiswa Karsa Cipta (PKM-KC) Tahun 2018”. PKM-KC ini bertujuan untuk menumbuh kembangkan kreativitas serta inovasi mahasiswa dalam ilmu dan teknologi yang dapat diterapkan ditengah-tengah kehidupan masyarakat maupun dalam dunia bisnis.

Inovasi Produk Herbal Cengkeh Undip Tingkatkan Kesejahteraan Masyarakat


KAB. SEMARANG, KampusUndip.com - Indonesia merupakan salah satu negara tropis dengan keanekaragaman hayati yang tinggi. Sejak dulu, Indonesia terkenal akan rempah-rempahnya. Rempah-rempah yang dapat ditemukan di Indonesia beraneka macam, salah satu komoditas rempah-rempah yang menjadi incaran adalah cengkeh.

Cengkeh banyak diproduksi salah satunya di Desa Gebungan, Kabupaten Semarang. Kebanyakan mata pencaharian warga desa ini adalah memproduksi cengkeh. Namun, daun yang dihasilkan dari pohon cengkeh dengan jumlah yang melimpah setiap tahunnya tidak dimanfaatkan secara optimal sehingga terbuang begitu saja.

Salah satu inovasi yang dapat digunakan untuk mengatasi permasalahan ini adalah dengan pemanfaatan daun cengkeh untuk produk herbal. Produk herbal ini oleh beberapa mahasiswa Fakultas Sains dan Matematika, Universitas Diponegoro (Undip) yang beranggotakan Devi Kurniasih sebagai ketua, Puji Nur Hana, Amnan Haris, Regina Cahya Cendekianesti, Ibnu Riski dibuat untuk minyak aromaterapi dan wedang uwuh herbal.

Produk ini sudah disosialisasikan kepada penduduk sekitar Desa Gebugan khususnya adalah ibu-ibu PKK. Pemanfaatan daun cengkeh untuk produk herbal ini diharapkan dapat meningkatkan perekonomian masyarakat sekitar dan menjadikan masyarakat yang awalnya tidak produktif menjadi masyarakat yang produktif. Program yang dipelopori oleh mahasiswa ini diharapkan menjadi kegiatan mandiri bagi ibu-ibu di Desa Gebungan yang mampu dilaksanakan secara rutin dan berkelanjutan. Kegiatan ini diketuai dan dikoordinasikan langsung oleh internal ibu PKK setempat dengan mahasiswa sebagai media pengantar.


Setelah program terlaksana secara mandiri serta mampu berproduksi rutin, program dapat dinyatakan berhasil dan berdaya guna bagi masyarakat sekitar. Program-program seperti ini diharapkan dapat terus berkembang di masyarakat sebagai UMKM yang berproduksi aktif.

Tempur Anker, Teh Daun Simpur Anti Kolestrol Karya Mahasiswa Undip


SEMARANG, KampusUndip.com - Tim “Tempur Anker” ini terdiri dari mahasiswa S1 Ilmu Gizi Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro (Undip) yang beranggotakan lima orang (Uchida Titis Sari Dewi, Ulfa Dzakiyyah Al-istiqoma, Epifaniga Lintang Kuswardhani, Vistha Rachma Handayani, dan Yoanita Rosa) dan di bimbing oleh Dr. Diana Nur Afifah, STP, M.Si menggagas suatu inovasi produk teh celup berbahan daun simpur.

Salah satu dampak negatif dari perkembangan zaman yang begitu pesat saat ini adalah adanya pergeseran pola makan, dari pola makan yang seimbang dan alami menjadi pola makan yang monoton dan serba instan sehingga kecenderungan untuk mengonsumsi makanan berlemak tinggi semakin meningkat yang akan menimbulkan suatu keadaan tingginya kadar lemak dalam darah atau yang disebut dengan kondisi hiperlipidemia yang akan berdampak pada kesehatan jantung dan pembuluh darah.

Menurut WHO tahun 2002 dalam Ika Aprilia tahun 2015, penyakit jantung dan pembuluh darah saat ini menjadi penyebab kematian utama di dunia, yaitu sepertiga dari seluruh kematian total di dunia. Di Asia Tenggara, total kematian akibat penyakit kardiovaskuler pada tahun 1999 adalah 3,797 juta jiwa, dan 1,972 juta jiwa dari kematian tersebut disebabkan oleh penyakit jantung koroner. Tingginya kadar kolesterol jahat dalam darah merupakan penyebab aterosklerosis yang menyebabkan penyumbatan pembuluh darah.



Menurut Gandhi dan Mehta tahun 2013, daun Dillenia indica diketahui mengandung flavonoid, triterpenoid, steroid, dan tanin. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa terdapat korelasi negatif antara asupan flavonoid dengan resiko munculnya penyakit jantung koroner. Sejauh ini, khususnya di Indonesia penelitian mengenai daun Simpur telah banyak dilakukan untuk mengidentifikasi kandungan antioksidan, anti bakteri, dan anti hiperglikemia, serta bersamaan dengan susutnya lahan alami, serta gaung dan publikasi tentang manfaat Dillenia indica sebagai sumber plasma nutfah. Namun, masyarakat kurang mengenal baik tumbuhan tersebut, penyebarannya, dan pemanfaatanya terutama pemanfaatan daun.

Saat ini, minum teh menjadi kebiasaan di beberapa wilayah di Indonesia, karena cara penyajian teh untuk dapat dikonsumsi yang sederhana. Selain itu, saat ini masyarakat mulai berfikir visioner untuk menemukan asupan yang tidak hanya memberikan rasa kenyang, tetapi juga dapat meningkatkan kualitas kesehatan. Namun, teh kesehatan yang beredar saat ini memiliki harga yang cukup mahal.



Berdasarkan dari pemikiran tersebut, maka kami menggagas sebuah inovasi produk berupa teh celup dengan bahan dasar daun simpur yang tumbuh liar di beberapa wilayah di Indonesia dan belum dikelola dengan baik. Selain itu, melalui pembuatan produk teh daun simpur ini diharapkan dapat meningkatkan efektivitas pemanfaatan sumber daya hayati di Indonesia khususnya Dillenia indica sehingga menghasilkan produk olahan yang berkualitas, menyehatkan, dan bernilai ekonomis


Melalui latar belakang tersebut, kami konsisten terhadap bisnis “Tempur Anker” Teh Daun Simpur (Dillenia indica) Anti Kolesterol dengan bahan dasar daun simpur Dilenia indica yang diolah menjadi teh celup dapat menjadi usaha yang menjanjikan.