Krisis energi menjadi isu di dunia dengan ketersediaan energi
fosil yang semakin menipis. Sedangkan kebutuhan masyarakat semakin meningkat.
Hal ini menjadikan pengembangan sumber energi terbarukan dianggap menjadi
solusi untuk mengatasi krisis energi. Angin menjadi salah satu Energi Baru Terbarukan
(EBT) yang dapat dimanfaatkan untuk menggerakkan turbin angin sehingga
menghasilkan energi listrik dengan prinsip konversi energi.
Di Indonesia sendiri kecepatan angin dikategorikan sebagai angin
berkecepatan rendah antara 2-6m/s yang dinilai cocok untuk mengembangkan
pembangkit listrik tenaga angin skala kecil (10 kW) dan menengah (10-100kW)
(Yulinda, 2009). Oleh karena itu, diperlukan adanya rekayasa model turbin angin
yang dapat memaksimalkan potensi angin untuk menghasilkan energi yang lebih
besar.
Dari
permasalahan tersebut , tim PKM-P Undip yang terdiri dari Nidaul Hasanah
(Fisika 2014), Titik Tiyas Nofanda (Fisika 2014), Gemma Tritadaksa A (Fisika 2014), Ulfatun Ni’mah (Fisika
2015), dan Muhamad Nurfajri Widhatama (Fisika 2014) di bawah bimbingan Drs. K.
Sofjan Firdausi, M.Sc., Dosen S1 Fisika Undip melakukan penelitian dengan
mengembangkan turbin angin savonius, turbin model savonius tipe U 2, 3
dan 5 sudu dengan Octagonal Tube Converter.
Konsep
kerja turbin angin savonius yaitu menghasilkan daya dari gaya drag yang
terjadi pada tiap sudunya. Drag merupakan gaya yang bekerja berlawanan dengan
arah angin yang menumbuk sudu. Oleh karena itu, turbin savonius tidak
bergantung pada arah angin yang datang dan dapat bergerak pada kecepatan angin
rendah. Penambahan Octagonal Tube Converter (OTC) adalah untuk
meningkatkan efisiensi turbin angin savonius dan
meningkatkan perkembangan teknologi dalam memanfaatkan sumber energi terbarukan
sebagai pengganti energi fosil.
Penelitian dilakukan dengan pengambilan
data. Pengambilan data terdiri dari pengujian turbin pada kecepatan angin
tetap, pengukuran kecepatan angin dari sumber angin dengan menggunakan
anemometer. Pengambilan data dilakukan dengan variasi kecepatan angin antara
sumber angin dengan turbin untuk mengetahui efisensi turbin. Data yang diperoleh
yaitu voltase dan arus. Selanjutnya hasil yang diperoleh dianalisis untuk
mengetahui efisiensi turbin yang dihasilkan.
Dari
proses pengujian yang dilakukan, didapatkan hasil bahwa turbin angin yang
menggunakan Octagonal Tube Converter (OTC) memiliki efisiensi yang lebih
besar. Hal ini dikarenakan angin dapat diarahkan menggunakan OTC sehingga
memaksimalkan kerja turbin angin. Berdasarkan perhitungan efisiensi dihasilkan
bahwa 2 blades menggunakan Octagonal Tube Converter (OTC) memiliki nilai efisiensi paling tinggi.