Perkembangan teknologi dan informasi yang sangat pesat menimbulkan
banyak kebiasaan dan gaya hidup baru di masyarakat. Contohnya perkembangan telepon genggam yang sekarang
bertransformasi menjadi smartphone.
Smartphone memiliki keunggulan, antara lain adalah
mudahnya berkoneksi dengan internet yang dapat memudahkan komunikasi dua arah
tidak langsung dimana saja dan kapan saja. Sejalan
dengan hal tersebut, penggunaan smartphone untuk
berkomunikasi dalam keseharian sudah membudaya di kalangan masyarakat. Tidak sedikit
pula yang kemudian memanfaatkan kemudahan tersebut untuk melakukan usaha jual
beli karena mudahnya produsen dan konsumen dalam melakukan transaksi tanpa
harus bepergian. Tren ini lama
kelamaan berkembang dan populer dengan julukan online shop.
Berkaitan dengan hal tersebut, di Kabupaten Semarang tepatnya di daerah Bandungan, banyak
dari penduduk sekitar yang
berprofesi sebagai petani bunga, khususnya bunga hias seperti mawar karena
didukung oleh kondisi iklim
dan lingkungan dalam penanaman berbagai macam bunga mawar tersebut. Oleh karena hal tesebut komoditas
bunga hias adalah
potensi unggulan yang ada di Bandungan.
Bunga hias dipercaya dapat memberikan sentuhan makna dengan keindahan yang dimiliki oleh bunga
tersebut sebagai pendamping dalam berbagai bentuk acara. Orang Indonesia masih mempercayai hal tersebut
sehingga dalam berbagai kegiatan resmi pasti ada dekorasi dengan bunga hias
yang terpampang sebagai pelengkap sebuah acara baik itu sebagai hiasan saja
atau bisa sebagai souvenir maupun hadiah.
Melihat dari apa yang menjadi sebuah kebiasaan
masyarakat, dapat ditarik sebuah kesimpulan bahwa sebenarnya bunga
memiliki nilai jual yang tinggi apabila dapat dipasarkan pada tempat yang
tepat.
Empat mahasiswa FISIP Undip yakni M. Andhika Yudistira, Tenty Setyowati
(Hubungan Internasional), Audina Rahma Fitirani (D3 Manajemen Pemasaran), dan
Diyah Novitasari (Ilmu Administrasi Publik) yang tergabung dalam kelompok PKM-K
didanai Dikti 2017 dibawah bimbingan dosen administrasi bisnis Bulan Prabawani,
S.Sos, MM, PhD, berupaya untuk dapat mengangkat nilai jual bunga Bandungan
dengan mengemasnya menjadi buket bunga premium berkualitas tinggi yang bertajuk
coup de foudre.
Coup de foudre merupakan sebuah tim
kewirausahaan di Undip yang mengembangkan potensi lokal dari Bandungan yang awalnya hanya bunga tangkai biasa bernilai
rendah, kemudian menjadi sebuah buket bunga dengan nilai jual tinggi.
Tentunya hal tersebut dilakukan dengan melakukan teknis pengemasan
yang khas serta berbagai cara Branding Products. Keunggulan lain
daripada kelompok kewirausahaan tersebut adalah melakukan penjualan secara peluru kuat (pesan
dulu baru kemudian buat).