Indonesia merupakan
salah satu negara dengan luas laut terbesar di dunia. Namun sangat disayangkan
Indonesia masih mengimpor garam dari luar negeri dikarenakan kualitas garam
belum sesuai SNI.
Sangat dibanggakan,
mahasiswa Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan (FPIK) Undip menemukan cara baru untuk membuat garam murni dari limbah kulit
udang.
Kulit udang dibuat
menjadi khitosan yang dapat mengikat logam yang merupakan pengotor dari garam
itu sendiri.
Hal ini dibuat oleh
tiga mahasiswa Teknologi Hasil Perikanan Undip yang terdiri dari Anjar Setyaji,
Aditya Chandra, dan Hilaria Deanti.
"Ide ini bermula
dari salah satu dosen kami yang mengajarkan tentang penggaraman ikan di
Indonesia, namun garam yang digunakan berkualitas rendah karena Indonesia masih
impor garam," kata Hilaria selaku anggota dari tim tersebut.
Pemurnian garam
menggunakan khitosan dikombinasikan dengan metode hydroekstraksi di mana
kristal garam terlebih dulu difiltrasi menggunakan larutan khitosan setelah itu
dikontakkan dengan garam jenuh untuk mempertahankan kandungan NaCL dari garam.
Garam yang sudah
dikontakkan, dilakukan uji AAS dan titrasi kompleksiometri untuk mengetahui kadar
NaCL dan logam pada garam.
Dengan adanya temuan
ini, diharapkan Indonesia dapat mengurangi impor garam dari luar negeri dan lebih
memanfaatkan potensi yang dimiliki oleh generasi mudanya.