Kepiting tapal kuda (Limulus
polyphemus) merupakan hewan avertebrata purba yang memiliki darah berwarna
biru. Kandungan darah hewan ini dimanfaatkan oleh negara maju seperti Amerika, Jepang,
dan Inggris sebagai pendeteksi alat-alat kedokteran agar bebas dari bakteri dan
jamur.
LAL (Limulus
Amoebocyte Lysate) test merupakan metode pengujian yang digunakan
dalam deteksi endotoksin bakteri gram negatif.
Menurut Kumar, et.al.,
(2015) kandungan tembaga dalam hemocyanin menyebabkan darah berwarna biru. Darah
kepiting tapal kuda mengandung amoebocytes, yang memainkan peran yang mirip
dengan sel-sel darah putih vertebrata dalam mempertahankan organisme terhadap
patogen.
Mahasiswa Universitas
Diponegoro (Undip) melalui Program
Kreativitas Mahasiswa (PKM) yang beranggotakan Nanik Nurhana (THP
15), Eni Setyani (T.Elektro 15), dan Rani Tri Mustika Novitasari (THP 15)
mencoba meneliti kandungan dan kualitas ekstrak darah menggunakan jenis yang
berbeda. Tachypleus gigas merupakan salah satu spesies dari kepiting
tapal kuda yang biasa ditemukan di perairan Asia Tenggara.
Sampel kepiting tapal
kuda didapatkan dari perairan utara jawa Pati, Jawa Tengah. Ekstrak darah Tachypleus gigas diharapkan mampu menghambat
pertumbuhan bakteri patogen pada produk perikanan.
Proses
pengujian zona hambat ekstrak darah Tachypleus gigas dilakukan dengan
menggunakan 4 jenis bakteri patogen yang terdiri dari gram positif dan gram
negatif. Bakteri yang digunakan yaitu E. Coli,
S. aureus, S. parahaemolyticus dan V.
parahaemolyticus.
Hasil pengujian menunjukkan bahwa ekstrak darah Tachypleus gigas mampu menujukkan proses
penghambatan bakteri yang signifikan. Zona hambat juga dideteksi pada jenis
bakteri gram positif yaitu S. aureus. Sehingga Tachypleus gigas memiliki
efektivitas yang lebih dalam proses penghambatan bakteri baik jenis gram
negatif dan gram positif dalam produk perikanan.