Realisasi Peran Mahasiswa dalam
Membantu Pemerintah untuk Menanamkan Semangat dan Jiwa Wirausaha Anak-Anak
Panti Asuhan di Daerah Semarang
“Beri
aku 1.000 orang tua, niscaya akan kucabut semeru dari akarnya beri aku 10
pemuda, niscaya akan kuguncangkan dunia,” - Soekarno
Bulusan, Semarang (14/5) – Anak-anak merupakan
fondasi awal penentu keberlangsungan hidup sebuah negara, karena merekalah
calon-calon pemimpin negeri yang akan membawa perubahan yang lebih baik. Inilah
modal vital Indonesia yang harus selalu ditingkatkan kualitasnya demi kemajuan
bangsa dan negara. Bangsa Indonesia sebagai negara dengan penduduk terbanyak keempat di dunia
setelah Tiongkok, India, dan Amerika Serikat seharusnya dapat menjadi Negara
yang mandiri melihat berlimpahnya sumber daya manusia.
Panti
Asuhan atau Panti Sosial Asuhan Anak juga Lembaga Kesejahteraan Sosial Anak (LKSA) ialah lembaga sosial nirlaba yang
menampung, mendidik dan memelihara anak-anak yatim, yatim piatu, dan anak telantar. Panti Asuhan Riyadussalam yang terletak di Jalan Ngumpal Sari Raya RT 2 RW 4, Kelurahan Bulusan,
Kecamatan Tembalang, Semarang merupakan panti asuhan yang dikelola oleh Bapak
Sohihun. Panti asuhan yang telah berdiri sejak tahun 2001 ini memiliki fokus untuk
membiayai hidup anak-anak yang tidak mampu sekaligus diberikan pendidikan agama
layaknya di pesantren.
Melalui program kreativitas mahasiswa bidang
pengabdian masyarakat (PKM-M) yang diusung oleh mahasiswa Undip dengan
mengusung tema Pembentukan POSDAYA LSU (Lele, Sayur, Unggas) dengan Metode Hidroponik
di Panti Asuhan Semarang Guna Mewujudkan Kemandirian Panti Asuhan. Rif’at Ayu Wijdan
Irham (Ekonomi Islam 2015), Rahmat Fitriansyah (Ekonomi Islam 2015), Khisnun
Baani (Manajemen 2014), dan Annisa Larasati Dewi (Budidaya Perairan 2014) menitik
beratkan pada pentingnya peran mahasiswa dalam membantu pemerintah untuk
menciptakan semangat dan jiwa wirausaha dalam diri anak-anak panti asuhan Riyadussalam.
Gagasan awal dari pelaksanaan
program ini sebagai releksi dari ungkapan terkenal milik presiden pertama
Republik Indoneisa, Soekarno yaitu beri
aku 1.000 orang tua, niscaya akan kucabut semeru dari akarnya beri aku 10
pemuda, niscaya akan kuguncangkan dunia. Mahasiswa dalam upaya mewujudkan
misi itu harus memastikan
bahwa anak-anak panti tersebut mempunyai modal hati dan pikiran yang kuat
sebagai bekal untuk masa depan negara. Adapun pelatihan kewirausahaan merupakan
salah satu cara untuk memberikan modal pikiran dan pengetahuan agar kelak
mereka bisa mandiri secara finansial. Nasib mereka, yang berarti juga nasib
bangsa, ada ditangan kita. Penting sekali untuk menanamkan nilai-nilai kebaikan
sedini mungkin melalui peran keluarga, lembaga, sekolah dan pendidikan.