Program Kreativitas Mahasiswa
(PKM) lolos dikti sudah diumumkan beberapa waktu lalu. Undip menempati
peringkat ke-2 PKM lolos dikti terbanyak di Indonesia. Seluruh tim PKM Undip mulai gencar melaksanakan programnya,
mengingat Monev ke-2 sebentar lagi akan dilaksanakan.
Salah satu PKM yang gencar
melaksanakan program yaitu PKM-KC dengan judul “Cookies Pregnant” yang beranggotakan mahasiswa Psikologi (Hanif
Taftazani, Iftah Nur Indah Khikmatin, Adhita Nirmala Putri), mahasiswa Gizi
(Nabila Rifka), serta mahasiswa Teknologi Pangan (Brilly Cahyo K).
Selintas ketika mendengar judul
PKM ini, telinga terasa tergelitik “cookies
pregnant?”, “Bagaimana mungkin cookies
hamil?” Atau kah “Cookies untuk ibu
hamil?”
Setelah dikonfirmasi, ternyata cookies pregnant bukan cookies hamil ataupun cookies untuk ibu hamil “cookies pregnant” adalah singkatan dari
cookies pegagan preventif kepikunan. Cookies ini mengandung ekstrak pegagan
yang memiliki berbagai senyawa salah satunya triterpenoid yang dapat
memperbaiki kerusakan otak.
“Pegagan (centella asiatica) merupakan salah satu
tanaman obat yang banyak tumbuh di Indonesia. Pegagan memang sudah dikonsumsi
masyarakat akan tetapi hanya masyarakat yang di desa. Itu pun minoritas. Selain
itu pegolahan pegagan masih sederhana, biasanya diolah dalam bentuk obat,
salad atau lalapan, ramuan jamu, dan lain-lain. Oleh sebab itu, kami ingin menawarkan alternatif konsumsi
pegagan dengan cara praktis yaitu dalam bentuk cookies. Cookies ini sudah melewati
proses yang panjang. Kami sudah melakukan beberapa review jurnal mengenai
konsumsi aman ekstrak pegagan. Selain itu, kami sudah mencari lebih dari 10
laboratorium yang bisa menguji cookies pregnant. Kami memutuskan melakukan uji di
laboratorium Undip dan IPB. Berdasarkan hasil uji, cookies pregnant positif
mengandung senyawa triterpenoid yang dapat memperbaiki sel otak," ujar
Hanif selaku ketua PKM.
Setelah dilakukan uji laboratorium, PKM ini telah membuat
cookies dalam jumlah masal. Pada hari Minggu 30 April 2017, PKM ini sudah menyebarkan
cookies kepada subjek dengan kriteria yang sudah ditentukan. Sebelumnya, subjek
tersebut telah dilaksanakan pre-test dan telah dilakukan pengolah data sehingga
terpilihlah 20 orang.
Sebagai subjek, 20 orang ini telah menyetujui dengan menendatangani
inform consent. Subjek akan mengkonsumsi cookies pregnant setiap hari selama
tiga minggu berturut-turut untuk mengetahui apakah ada pengaruh pemberian cookies yang mengandung pegagan kepada
kepikunan seseorang.
Diharapkan cookies pregnant bisa menjadi inovasi pegolan pangan yang dapat mencegah
kepikunan untuk pralansia serta mengurangi kepikunan untuk lansia.