Abi Care (Aplikasi Mobile Homecare), Inovasi Pencarian Homecare Berbasis Smartphone
“Cari homecare, Abi Care aja”
Dewasa ini, sistem online telah menjadi kebutuhan bagi masyarakat
karena potensinya dalam mendorong perekonomian dan pemasaran secara efisien.
Minggu, (14/05), Abi Care yang dicetuskan oleh lima mahasiswa Keperawatan
Universitas Diponegoro yaitu Muchammad
Fikri Al Ghifari, Rizqi Amilia, Rana Rofifah, Riyantika Ayu Ramandhani, dan
Muhammad Zakariya telah menjaring kerja sama bersama Lelik Ardiyanto S.Kep
selaku pengurus pusat Indonesian
Wound Care Clinican Association (InWCCA)
di Ballroom Guntur 2 Hotel Grasia, Semarang. Acara ini juga turut dihadiri oleh
Gubernur IWCCA Jawa Tengah, Ns. Niken Safitri
S.Kep,.M.Sc.
Abi Care adalah sebuah aplikasi mobile karya mahasiswa yang tercetus melalui Program Kreativitas
Mahasiswa bidang Karsa Cipta (PKM-KC) yang lolos hibah dana Dikti tahun 2016.
Aplikasi ini memfasilitasi klinik mandiri (homecare)
keperawatan untuk memasarkan layanan kesehatan kepada masyarakat. Aplikasi ini
memiliki beberapa sub bagian pelayanan kesehatan yaitu perawatan luka (wound care), perawatan stoma, pijat
bayi, spa, aromaterapi, hipnoterapi, dan akupuntur.
Fikri Al Ghifari, selaku ketua tim Abi Care mengatakan bahwa karya
ini diciptakan untuk memudahkan perawat dalam mempromosikan klinik mandirinya (homecare) kepada masyarakat. Hal
tersebut memanfaatkan peluang merebaknya penggunaan smartphone di Indonesia di berbagai aspek kehidupan yang digunakan
dari kalangan anak-anak hingga dewasa.
Homecare memiliki fungsi dalam memperluas
lapangan pekerjaan bagi tenaga medis serta mengoptimalkan peran perawat, homecare juga berguna untuk meningkatkan
derajat kesehatan masyarakat. Hal tersebut dikarenakan homecare memberikan perawatan lanjutan setelah pasien pulang dari
rumah sakit maupun pada pasien yang membutuhkan perawatan secara berkelanjutan.
Homecare juga berperan untuk menekan
angka kejadian amputasi, infeksi, serta komplikasi pada penyakit tidak menular
di Indonesia.
“Aplikasi ini bisa membantu perawat untuk mengejar ketertinggalan
selama ini,” jelas Lelik Adriyanto selaku pengurus pusat InWCCA sekaligus
praktisi hipnoterapi.