Assalamu’alaikum wr
wb…
Yth. Pimpinan
Universitas Diponegoro beserta jajarannya. Salam hormat untuk seluruh civitas
akademika Undip dimanapun berada. Semoga kesehatan selalu menyertai kita semua.
Perkenalkan, saya
yang namanya disebut dalam tulisan ini, ingin meminta izin untuk sedikit
menyampaikan apa yang ada dalam benak saya terkait keikutsertaan Undip dalam
ajang Pekan Ilmiah Mahasiswa Nasional (PIMNAS).
Begini bapak ibu
dosen pimpinan universitas dan rekan-rekan mahasiswa semuanya, tentu sebagian
besar mereka yang kenal dengan istilah PIMNAS, paham akan apa itu PIMNAS.
Sebuah ajang kompetisi ilmiah bergensi antar mahasiswa perguruan tinggi
se-Indonesia dengan segala hal yang ada di dalamnya.
Sembari kuliah, saya
ikut mengamati perkembangan Undip dalam keikutsertaannya di PIMNAS. Apalagi
ketika Undip jadi tuan rumah PIMNAS ke-27 di tahun 2014 lalu. Banyak hal yang
saya dapatkan dari sana. Tak ketinggalan pula ketika PIMNAS ke-28 tahun 2015 di
Kendari. Meski tak ikut, setidaknya saya juga mengamati perkembangannya dari
media massa.
Sudah 2 tahun
berlalu, selama itu pula saya mengamati dari luar. Meski bukan siapa-siapa,
hanya mahasiswa biasa dari desa yang jauh dari hiruk pikuk kegiatan keilmiahan.
Tapi saya merasa apa yang ada dalam benak saya ini ingin saya sampaikan. Siapa
tahu ke depan ada manfaatnya.
Langsung to the point
saja, berikut beberapa pemikiran yang ingin saya sampaikan untuk Undip di ajang
PIMNAS. Jika sekiranya sudah dilaksanakan berarti pengamatan saya yang
terlewat. Jika belum dan sekiranya berkenan bisa dipertimbangkan :
1. Bentuk Tim Peliput Khusus
Saya mengusulkan
Undip membentuk tim “peliput khusus” di PIMNAS. Tim ini nantinya adalah
orang-orang yang memang tugasnya “khusus untuk meliput”. Artinya tugas utama mereka
selama di PIMNAS selalu memegang “alat rekam video”. Misal handycamp dan
sejenisnya. Sekali lagi “alat rekam video”, bukan sekedar kamera.
Lalu dengan alat
rekam itu mereka merekam tim PIMNAS Undip saat presentasi. Jangan lupa bawa
tanda pengenal atau ID Card sebagai peliput. Dan agar tidak bingung, cari tahu
dan catat jadwal serta ruang presentasi dimana. Pasti sudah ada di bagian
informasi.
Tak hanya tim Undip,
jika perlu rekam juga tim dari kampus yang sudah pernah juara. Tak ada salahnya
belajar dari presentasi mereka. Rekam itu semua. Simpan dan jaga rekaman itu.
Lalu bawa pulang ke Kampus Undip.
Jadi dengan seperti
ini, ketika selesai PIMNAS, apapun hasilnya, Undip punya “oleh-oleh” yang bisa dibawa
untuk dijadikan evaluasi, pelajaran, dan gambaran tentang PIMNAS kepada
adek-adek kelas selanjutnya. Sehingga sepulang dari PIMNAS, ada “hal lebih”
yang bisa didapatkan Undip selain medali. Bukan hanya foto selebrasi, bukan
hanya testimoni, tapi suasana “real” yang sesungguhnya ketika presentasi, yang
menjadi tahap akhir berhasil tidaknya memperoleh medali.
Pemikiran saya
simpel. Mumpung sedang PIMNAS, yang hanya setahun sekali, bisa ketemu langsung dengan para tim tangguh, tidak
perlu harus pergi study banding ke tiap-tiap kampus, cukup di 1 kampusnya si tuan rumah,
kenapa tidak dimanfaatkan semaksimal mungkin? Kalau bisa dapat lebih, kenapa
tidak?
Perlu diketahui,
izinkan saya menyampaikan disini bahwa ketika Undip jadi tuan rumah PIMNAS
ke-27 tahun 2014 lalu, 3 besar kampus yang memperoleh peringkat terbaik kala
itu, 2 diantaranya mengirimkan tim peliput. Saya tidak tahu apakah 1 kampus
sisanya mengirimkan atau tidak, mungkin karena saya tidak tahu atributnya.
Saya mengetahuinya
karena saya berada langsung di tengah event tersebut. Baik saat opening &
closing ceremony maupun presentasi. Meski modalnya nekat dengan ID Card dari
UKM yang mungkin orang akan bertanya-tanya jika pertama kali mengetahuinya.
Kala itu, saya melihat alat yang mereka bawa bukan sekedar handycamp. Ada benda
yang lebih besar yang ditaruh di pundak.
Sebenarnya tak hanya
ketika PIMNAS, saya pun berpikiran Undip bisa merekam kegiatan sebelum (pra)
PIMNAS. Seperti Monev Internal, Monev Eksternal, bahkan masa karantina. Dan itu
dalam bentuk rekaman video. Supaya nanti di tahun berikutnya bisa disampaikan
kepada adek kelas suasana real-nya sehingga setiap tahun tak perlu mengulang
lagi dari awal.
Soal fasilitas alat
perekam seperti handycamp misalkan, tanpa mengurangi rasa hormat sepertinya
bisa donk Undip menyediakannya. Atau seluruh dekan atau pejabat tinggi se-Undip
sepakat menabung/iuran untuk beli. 1 saja sudah cukup. Insya Allah…
2. PIMNAS Diperkenalkan Sejak Awal Ketika Maba
Hal kedua yang ingin
saya sampaikan adalah pengetahuan akan PIMNAS diberikan sejak dini kepada
Mahasiswa Baru Undip. Yakni ketika Orientasi Diponegoro Muda (ODM). Sejauh yang
saya ketahui dari berita yang ada selama ini, saya tidak menemukan adanya
pembahasan PIMNAS di ODM (mohon maaf jika salah).
Di ODM, coba sediakan
waktu khusus untuk materi PIMNAS. Sekitar 15 menit cukup. Sampaikan kepada Maba
tentang apa itu PIMNAS secara garis besar. Jika perlu, datangkan tim yang
sebelumnya telah ikut PIMNAS (karena biasanya ODM digelar setelah PIMNAS) lengkap
dengan mengenakan seragamnya.
Bahkan kalau perlu, bawa
juga medalinya dan Piala Adhikarta Kertawidya yang diraih (aamiin). Perlihatkan
semua itu kepada maba supaya mereka paham apa itu PIMNAS dan makin cinta dengan
almamater Undip.
Saya pilih ODM karena
ODM lebih pas, baik dari segi moment maupun waktu. Karena jika disampaikan saat
upacara PMB, saya kira belum saatnya. Tapi silahkan nanti tergantung kondisi di
lapangan.
Jika belum bisa
mendatangkan orang yang expert banget tentang PIMNAS, minimal perlihatkan
kakak-kakak kelas yang sudah pernah tampil di ajang PIMNAS. Apalagi yang sudah
2 atau 3 kali lolos PIMNAS dan meraih medali? Sebelas dua belas! Saya yakin tidak
kalah expert! Soal usia yang jadi pembeda.
Dari pengenalan sejak
dini ini, diharapkan setiap mahasiswa sudah tahu apa itu PIMNAS sejak mereka menjadi Maba di awal
kuliah. Karena saya pikir, untuk menumbuhkan ketertarikan akan PIMNAS bisa
dimulai dari hal-hal yang ringan dan sederhana.
Penutup
Itulah 2 hal yang
ingin saya sampaikan dalam tulisan ini. Satu alasan kenapa saya membuat tulisan
ini karena sejauh yang saya amati, saya belum menemukan 2 hal demikian di kampus
Undip. Sehingga sekali lagi jika kedua hal tersebut ternyata sudah
dilaksanakan, berarti pengamatan saya yang terlewat. Dan saya mohon maaf.
Dan harapannya jika
sudah dilaksanakan, segala macam aktivitas Undip menuju PIMNAS mulai dari Monev
Internal, Monev Eksternal, bahkan masa karantina di hotel dan ajang PIMNAS sendiri tentunya, itu bisa Undip share dan disebarkan oleh bagian IT seluas-luasnya kepada publik mahasiswa Undip sendiri.
Agar jangan sampai ada
yang mengatakan PIMNAS hanya dirasakan oleh mereka yang ikut monev, karantina
di hotel, maupun di ajang PIMNAS saja karena alasan tadi. Tapi juga bisa
dirasakan oleh setiap element civitas akademika di kampus Undip, khususnya mahasiswa. Jika perlu sampai ke
pegawai, karyawan, dan sebagainya. Minimal menambah pengetahuan bagi beliau.
Sehingga dengan
demikian diharapkan akan timbul semangat kebersamaan untuk sama-sama mewujudkan
Undip Juara PIMNAS dan membawa pulang piala Adhikarta Kertawidya.
Sekian pesan ini saya
buat. Mohon dimaafkan jika ada kata atau kalimat yang kurang berkenan. Semoga
bermanfaat dan sukses selalu untuk tim PIMNAS Undip.
Wassalamu’alaikum wr
wb.
Semarang, 6 Agustus
2016 Pukul 20.41 WIB | Dari sudut kamar kecil | Orang desa biasa
Aji Kurniawan AP
Jurusan Ilmu Kelautan
Fakultas Perikanan dan
Ilmu Kelautan
Universitas
Diponegoro Semarang
#KawalPIMNAS
- Ringan Mencerdaskan
-