SEMARANG (Kampusundip.com) - Batik
merupakan produk andalan Indonesia dalam menghadapi Persaingan Masyarakat
Ekonomi ASEAN (MEA). Namun dalam proses produksinya, industri batik telah
menimbulkan masalah yang serius bagi lingkungan terkait penggunaan zat warna
sintetik yang sukar diuraikan seperti remazol black B dan yellow FG,
karena dalam proses pewarnaannya, 95% zat warna tersebut akan dibuang sebagai
limbah dan menghasilkan senyawa amina yang sangat berbahaya bagi perairan. Isu
lingkungan mengenai pencemaran sungai akibat limbah zat warna dari proses
produksi batik banyak dimuat di media massa baik lokal maupun nasional. Maka
untuk menyelesaikan masalah tersebut diperlukan adanya inovasi teknologi
pengolahan limbah batik yang sederhana, efektif dan efisisien sehingga masalah
limbah batik dapat teratasi.
Hal tersebut memacu ide dan mendorong
lima mahasiswa kimia Undip yakni Muhammad Alvien Ghifari, Arofah Nuraini, Desy
Permata Sari, Nur Kamila, dan Teguh Imanullah untuk mencari solusi dan
menciptakan Satelite (Surfactant Modified
Nano-zeolite) yaitu suatu adsorben zeolit termodifikasi surfaktan CPB
berbasis nanoteknologi sebagai removal limbah zat warna batik dalam Program
Kreativitas Mahasiswa (PKM) yang didanai DIKTI tahun 2016.
Adsorpsi merupakan salah satu metode
yang popular dan efektif dalam proses pengolahan limbah zat warna. Penggunaan
zeolit ini dipilih karena adanya medan elektrostatik di dalam rongga-rongga
zeolit yang menghasilkan interaksi yang sangat kuat dengan molekul polar, sedangkan molekul nonpolar dapat dijerap
karena adanya tenaga polarisasi dari medan listrik. Kelebihan ukuran nano dari
partikel zeolit adalah dapat
meningkatkan daya serap dan laju adsorpsi karena luas permukaan kontak zeolit
semakin besar. Modifikasi permukaan dengan surfaktan kationik seperti Cetylpyridinium
Bromide (CPB) dapat mengubah muatan zeolit menjadi menjadi netral dan
bersifat hidrofobik sehingga zeolit lebih maksimal dalam mengadsorpsi limbah
zat warna.
Menurut Alvien selaku ketua tim Satelite, kelebihan adsorben ini sangat
efisien serta mudah digunakan dan dipisahkan dari limbah yang telah diadsorpsi
sehingga tidak diperlukan penanganan khusus dalam penggunaannya. Selain itu,
material adsorben ini memiliki harga yang ekonomis mengingat bahwa zeolit
merupakan mineral yang sangat melimpah di Indonesia. Berdasarkan hasil
penelitian yang diperoleh, adsorben ini terbukti mampu mendekolorisasi limbah
zat warna dan berhasil memecah senyawa organik toksik dari limbah tersebut
dengan efektif sehingga tidak lagi mencemari lingkungan.
Luaran yang diharapkan dari penelitian
ini adalah terciptanya sebuah produk adsorben zeolit termodifikasi surfaktan Cetylpyridinium
Bromide berbasis nanoteknologi yang efektif, efisien dan mudah digunakan
oleh industri penghasil limbah zat warna seperti industri batik sehingga
lingkungan masyarakat disekitar kita menjadi bersih dan dapat menurunkan
aktivitas pencemaran oleh senyawa toksik. (KUC/
Desy P)
- Ringan Mencerdaskan -