SEMARANG
(Kampusundip.com) - Tahu adalah makanan yang umum dikonsumsi di
Indonesia. Tahu banyak digemari di Indonesia karena harganya yang murah dan
memiliki gizi yang tinggi. Tinggi nya minat masyarakat terhadap tahu menimbulkan
banyaknya industri tahu di Indonesia. Jumlah industri tahu di wilayah Indonesia
mencapai 84.000 unit usaha dan 80% berada di Pulau Jawa, kapasitas produksi
lebih dari 2,56 juta ton per tahun dan industri tahu ini memproduksi limbah
cair sebanyak 20 juta meter3 per tahun.
Namun, sebagian besar dari industri
tahu adalah industri kecil skala rumah tangga yang tidak memiliki unit pengolah
air limbah, sehingga limbah yang dihasilkan dapat mencemari lingkungan. Sebagai
contoh hasil pengukuran BOD5 dan COD di dalam air limbah tahu di
daerah Sumur Jurang, Kecamatan Gunung Pati, Kabupaten Semarang menunjukkan
pencemaran yang cukup tinggi. Nilai BOD5 limbah tahu sebesar 3500
mg/l, dan nilai COD sebesar 7300 mg/l. Limbah cair tahu ini dapat menimbulkan
bau yang tidak sedap di lingkungan dan dapat menjadi sarang vektor penyakit
seperti lalat.
Berdasarkan permasalahan tersebut, tim
PKM-PE Soybon (Soya as Activated Carbon) yang beranggotakan Sa’idatul Wafiyah
(Kimia, 2013), Nana Nurviana (Kimia, 2013), Dentatama Mulayawati (Kimia, 2013),
Akhmad Masykur (Teknik Lingkungan, 2013), dan M.Fayedh Nizom (Teknik
Lingkungan, 2015) yang dibimbing oleh Didik Setiyo Widodo, S.Si, M.Si
menawarkan sebuah solusi yakni pembuatan adsorben limbah tahu dari limbah kulit
ari kedelai berbasis teknologi nano. Adsorben ini digunakan untuk menurunkan
kadar BOD, COD, dan amonia pada limbah cair industri tahu sehingga aman untuk
dibuang ke lingkungan.
Berdasarkan penelitian yang dilakukan,
adsorben ini efektif dalam menyisihkan COD, BOD, dan amonia yang terdapat di
dalam limbah tahu. Selain dapat menurunkan COD, BOD, dan amonia, limbah tahu yang
telah diolah dengan soybon juga menjadi tidak berbau sehingga jika dibuang ke
lingkungan tidak akan mengganggu masyarakat. Adsorben yang telah digunakan dapat
digunakan kembali setelah dilakukan proses reaktivasi sehingga umur pemakaian
adsorben lama. Selain efektif, adsorben ini juga memiliki keunggulan lain yakni
terbuat dari limbah pengolahan tempe berupa kulit air kedelai yang juga melimpah
di Indonesia sehingga selain dapat meningkatkan kualitas limbah cair industri
tahu juga dapat mengurangi jumlah limbah padat industri tempe. (KUC/Tim PKM Undip)
- Ringan Mencerdaskan -
LINE : https://line.me/ti/p/%40mfz4715g