Eceng gondok (Eichornia crassipes) merupakan tumbuhan air yang tumbuh di
rawa-rawa, danau, waduk dan sungai yang sering dianggap sebagai gulma karena dapat
menurunkan kualitas perairan. Kesuburan perairan menurun sebagai akibat dari
pertumbuhan eceng gondok yang cepat. Hal ini dapat menghalangi penetrasi cahaya ke perairan dan mengganggu proses budidaya maupun
penangkapan ikan di daerah rawa,
danau, waduk, maupun sungai. Pengendalian pertumbuhan eceng gondok
telah dilakukan melalui berbagai upaya, mulai dari pengangkatan, penebaran ikan
pemangsa alga dan pemanfaatan eceng gondok. Eceng gondok yang dianggap gulma
tersebut juga sudah dimanfaatkan oleh penduduk sekitar. Namun, pemanfaatan
eceng gondok yang selama ini dilakukan hanya diperuntukkan sebagai bahan
kerajinan dan pupuk padat.
Mahasiwa Budidaya Perairan Undip
mengajak kelompok pembudidaya
ikan (Pokdakan) di Desa Asinan, Ambarawa, untuk memanfaatkan eceng gondok
sebagai bahan baku pakan buatan ikan (pelet). Eceng gondok yang tersedia secara melimpah dan gratis dapat menekan harga
pembelian pakan, yang notabene
merupakan 80% kebutuhan dalam kegiatan produksi budidaya perikanan. Selain itu,
pemanfaatan eceng gondok untuk bahan baku pelet ikan dapat mengurangi efek kerusakan lingkungan yang
disebabkan oleh menumpuknya eceng gondok di perairan Rawa Pening, Desa Asinan, Ambarawa. Kerusakan
lingkungan sudah dikeluhkan oleh pembudidaya di Rawa Pening yang berakibat pada
penurunan produksi perikanan.
Eceng gondok basah yang diambil
dari perairan terlebih dahulu dipisah dari bagian akarnya. Batang dan daun
eceng gondok kemudian dijemur sampai kering. Setelah kering, dilakukan
penepungan hingga menjadi tepung eceng gondok.
Lalu dilakukan fermentasi pada tepung eceng gondok selama 2 minggu.
Sesudah difermentasi, tepung eceng gondok dicampur dengan bahan pakan lain,
yaitu tepung ikan, tepung jagung, tepung
kedelai, vitamin mineral, minyak ikan, minyak jagung, dan CMC (perekat).
Pencampuran dimulai dari bahan dengan dosis terkecil hingga terbesar, dan
diberi air hangat. Setelah bahan-bahan tercampur semua, maka dilakukan
pengadukan/penggilingan hingga kalis. Lalu dicetak pada mesin pencetak pakan
dengan ukuran pakan sesuai umur/stadia ikan. Pakan yang sudah tercetak,
dikeringkan pada mesin pengering/oven hingga benar-benar kering.
Potensi peningkatan ekonomi
Para pembudidaya ikan yang tergabung
dalam Pokdakan “Mardi
Mulya” ini belum pernah mengolah pakan untuk budidayanya
sendiri, mereka selalu membeli pakan pelet, padahal harga pelet komersial cukup
mahal. Biaya
produksi yang diperlukan untuk membuat pakan buatan dari eceng gondok jauh
lebih murah dan kualitas pelet yang dihasilkan tidak kalah dengan pelet
komersial.
Eceng gondok berperan sebagai pengganti
dedak yang merupakan sumber karbohidrat dalam pakan. Harga dedak di pasaran
yaitu sekitar Rp. 2500,-/kg, sedangkan harga tepung eceng gondok yaitu Rp.
1000,-/kg. Selama proses budidaya, para pembudidaya biasanya menggunakan pakan
sebanyak 30 kg untuk setiap karamba. Jika pembudidaya di Rawa Pening
memproduksi pakannya sendiri, maka akan ada penghematan biaya jika dibandingkan
dengan membeli pelet komersial. Perbandingan harga pakan komersial dan pakan
eceng gondok buatan sendiri yakni Rp 8700,- berbanding Rp 6058.33,-.
Jika dibandingkan dengan harga
pakan komersil yang biasa digunakan pembudidaya ikan, harga pakan yang dibuat
sendiri lebih murah sehingga dapat menghemat biaya produksi. Terdapat
penghematan biaya pakan sebesar Rp. 2642,- untuk setiap kg pakan. Jika dalam 1
bulan digunakan 30 kg pakan, maka pembudidaya menghemat biaya sebesar Rp.
79.260,- untuk setiap keramba. Jika seluruh anggota Pokdakan yang berjumlah 10
orang menggunakan pakan dari eceng gondok yang diproduksi sendiri, maka biaya yang
berkurang yaitu sebesar Rp. 792.600,- setiap bulan.
Perbaikan kualitas lingkungan
Tanaman eceng gondok yang
berlebihan di rawa pening mengganggu kegiatan budidaya karena menghambat
pergerakan arus, penetrasi cahaya matahari dan kadar oksigen terlarut pada
perairan. Akibatnya, seringkali ikan yang dibudidayakan mati karena kualitas
air yang memburuk. Apabila permasalahan eceng gondok tidak segera ditangani
maka dikhawatirkan akan terjadi pendangkalan rawa, rendahnya kesuburan perairan
dan kualitas air sehingga tidak dapat lagi digunakan untuk budidaya ikan. Oleh
karena itu, dilakukan pemanfaatan eceng gondok sebagai bahan baku pakan ikan sehingga
dapat mengurangi kepadatan eceng gondok di Rawa Pening. (KUC/Tim PKM Undip)
- Ringan Mencerdaskan -