SEMARANG (Kampusundip.com) - Penyakit kardiovaskular merupakan penyakit mematikan nomor
satu di dunia. Penyakit yang disebabkan oleh gangguan fungsi jantung dan pembuluh darah dimana keadaan kadar
kolesterol dalam darah yang tidak
normal. Menurut data dari WHO tahun 2008, angka
kematian akibat penyakit kardiovaskular diperkirakan akan meningkat menjadi
17,5 juta hingga 20 juta per tahun pada 2015 dan akan terus meningkat hingga 30
juta pertahun tahun 2030. Obat anti kolesterol telah banyak beredar di pasaran namun hampir
semuanya merupakan senyawa sintesis yang dimungkinkan akan menimbulkan resiko
untuk pemakaian dalam jangka panjang. Di sisi lain Indonesia memiliki
keanekaragaman sumber daya hayati yang melimpah. Sebut saja Temulawak (Curcuma xanthorrhiza)
yang merupakan salah satu tanaman unggulan Indonesia yang menyimpan segudang
khasiat kesehatan seperti memperbaiki sistem pencernaan, serta sebagai
antioksidan untuk membantu memelihara kesehatan dan membantu menghambat
penggumpalan darah sehingga perlu dikembangkan dan dimanfaatkan masyarakat
luas. Selain itu Indonesia juga memiliki
kekayaan hayati bawah laut salah satunya adalah Udang. Udang adalah binatang air yang biasa dijadikan makanan oleh manusia. Namun
kulit udang seringkali disingkirkan dengan alasan yang beragam, sehingga limbah
kulit udang sebanyak 325.000 ton per tahun belum dimanfaatkan secara optimal. Padahal kulit udang memiliki
banyak manfaat bagi kesehatan tubuh manusia seperti, menurunkan kadar kolesterol, meringankan beban kerja liver, bahkan menghambat
pembanyakan sel kanker di lambung.
Atas akar permasalahan tersebut memacu
ide dan mendorong lima mahasiswa yakni Dita Widia Ningrum (S1 Kimia), Keti Yuliani (S1 Kimia), Mega Fatimah (S1 Kimia), Diyah Putri Permata Sari (S1 Kesmas),
dan Fonisyah M. Habibah (S1 Kimia) untuk memberikan solusi dengan mengembangkan “NOBETASOL”
(Nano Herbal Antihiperkolesterol) dari nanopartikel kitosan – ekstrak Temulawak menggagas inovasi dengan memodifikasi
ekstrak temulawak untuk mengoptimalkan khasiatnya sebagai antihiperkoleserol. Dalam
Program Kreativitas Mahasiswa (PKM)
Univesitas Diponegoro yang lolos pendanaaan DIKTI tahun 2016. Penelitian ini dibimbing oleh Ngadiwiyana, M.Si Dosen
S1 Kimia UNDIP.
Penelitian ini bertujuan melakukan pengembangan nanopartikel
kitosan-ekstrak temulawak sebagai senyawa antihiperkolesterol. Pembuatan
senyawa antihiperkolesterol ini dimulai dengan ekstraksi komponen aktif
temulawak dan sintesis nanopartikel kitosan dari kulit udang. Selanjutnya
dilakukan enkapsulasi ekstrak temulawak dalam nanopartikel kitosan. Hasilnya
kemudian dilakukan uji sifat kimia, uji sifat fisika dan uji antikolesterol.
Gabungan nanokitosan-ekstrak
temulawak merupakan inovasi
di bidang nano
herbal yang mempunyai efek
sinergis yang saling
menguatkan, sehingga dapat
menghasilkan senyawa antihiperkolesterol berkhasiat tinggi. Luaran yang
diharapkan dari penelitian
ini adalah dihasilkannya
senyawa antihiperkolesterol
bekhasiat tinggi dari
gabungan nanokitosan-ekstrak temulawak yang telah diuji secara in vitro,
artikel ilmiah serta draf paten.
Kelebihan
dari ekstrak temulawak yang dienkapsulasi kitosan yaitu ekstrak alami dapat
terlindungi dari terjadinya degradasi dan dapat dilepaskan secara perlahan dan
terus menerus dalam jangka waktu tertentu. Sehingga penghantarannya menuju sel
target terjadi secara tepat serta penggunaan ekstrak alami tersebut menjadi
optimal. Dengan demikian dari kegiatan ini
diharapkan diperoleh sebuah inovasi untuk mendapatkan senyawa
antihiperkolesterol dengan aktivitas yang tinggi sehingga mampu mengurangi,
bahkan dapat mengatasi permintaan obat antihiperkolesterol sintetis, dan
menggantikannya dengan bahan baku yang murah dan melimpah di Indonesia, serta
menggunakan metode yang sederhana. (KUC/Diyah Putri Permata)
LINE : https://line.me/ti/p/%40mfz4715g