PATI (Kampusundip.com) - Abrasi pantai di Indonesia telah
mencapai tingkat yang mengkhawatirkan. Di pesisir timur semenanjung Muria,
tepatnya di Kabupaten Pati memiliki garis pantai sepanjang 60 km pun mengalami
kerusakan. Hal ini terjadi akibat adanya pembukaan lahan mangrove untuk tambak.
Apabila hal itu dibiarkan, yang terjadi adalah tenggelamnnya daratan di tepian
pantai karena abrasi. Sebetulnya kejadian tersebut dapat dihindari dengan cara
penanaman mangrove dan perawatan pesisir dengan baik. Akan tetapi, keberadaan
ekosistem mangrove di pesisir pantai di Desa Kertomulyo sudah mulai
mengkhawatirkan. Minimnya kesadaran masyarakat pesisir pantai pun ikut
berpengaruh terhadap eksistensi mangrove di sana.
Keadaan tersebut membuat Tim PKM
Pengabdian Masyarakat Undip yang terdiri dari Danny, Wahyu, Khanif, Azmi, dan
Sekar berinisiatif untuk mengadakan program yang dapat meningkatkan kesadaran
masyarakat pesisir pantai mengenai abrasi. Kegiatan tersebut dilatarbeakangi
rasa ketidakpuasan dan kasian saat melihat pesisir Kertomulyo yang seakan
diabaikan. Berbekal pengalaman ketika duduk di bangku SMA para mahasiswa Undip
ini mencoba lebih peduli dengan mengadakan kegiatan PKM Pengabdian Masyarakat
dengan judul “Peningkatan Kesadaran
Masyarakat Tentang Abrasi Di Desa Kertomulyo Kecamatan Trangkil Kabupaten Pati Berbasis
CLINSING (Conseling, Planting, and Processing)”.
Metode yang digunakan dalam
peningkatan kesadaran masyarakat akan pentingnya keberadaan ekosistem mangrove
adalah CLINSING, yaitu Conseling, Planting, dan Processing.
Pelaksanaan kegiatan ini diawali dengan penyuluhan, dilanjutkan dengan
penanaman mangrove, dan terakhir dengan kegiatan pengolahan buah mangrove.
Luaran yang diharapkan adalah meningkatnya kesadaran masyarakat akan pentingnya
mengelola daerah pesisir pantai Kertomulyo dengan baik dan benar, serta mampu
mengembangkan potensi alam yang ada.
Conselling, yaitu memberikan penyuluhan dan
pelayanan bimbingan kepada masyarakat sekitar tentang permasalahan abrasi serta
memberikan alternatif pemecahan masalahnya. Planting, yaitu memberi
pengetahuan dan membantu masyarakat mengenai tahapan dan cara penanaman
mangrove yang benar. Processing yaitu memberdayakan masyarakat dan
memberikan pelatihan tentang cara mengolah mangrove, bagaimana buah mangrove
itu bisa dijadikan olahan yang bernilai ekonomis. Melalui program ini
diharapkan masyarakat mampu berkreasi dan mengembangkan potensi yang ada.
Melalui Program Kreativitas Mahasiswa Pengabdian ini diharapkan dapat
memberikan solusi nyata untuk menumbuhkan sikap peduli lingkungan, sekaligus
ikut serta dalam pelestarian hutan mangrove di Indonesia.
Para mahasiswa yang berasal dari
jurusan Ilmu Pemerintahan angkatan 2014 ini sangat berharap apa yang mereka
lakukan di Kertomulyo bisa menjadi pemantik kesadaran warga pesisir khususnya
di desa Kertomulyo dan warga pesisir Pati secara umum untuk lebih peduli dengan
pesisirmya. Karena sebenarnya apabila ekosistem pesisir dijaga dan dirawat
dengan baik maka dapat menjadikan manfaat yang sangat besar untuk warga sekitar
dan dengan adanya ekosistem mangrove akan meminimalisir dampak abrasi di lingkungan
itu.
Dalam jangka panjang kedepannya
diharapkan mangrove yang ada di Desa Kertomulyo dapat dikelola menjadi kawasan
wisata dan edukasi mangrove yang terkenal di Kabupaten Pati, maupun hingga
tingkat provinsi. (KUC/Tim PKM Undip)