SEMARANG (Kampusundip.com) - Lima mahasiswa Universitas Diponegoro
yang tergabung dalam Progam Kreativitas Mahasiswa (PKM) berhasil membuat
electromedic baru pencegah lumpuh tidur atau yang sering disebut dengan tindihan
(sleep paralysis). Mereka membuat alarm
otomatis pencegah sleep paralysis berbasis
Vibarating Arduino yang diberi nama dengan ALAS PARY (Alarm Anti Sleep Paralysis).
Munculnya ide gagasan ini, berangkat dari keprihatinan terhadap semakin
tingginya tuntunan ketersediaan alat kesehatan yang aman, bermutu dan
bermanfaat, namun berdasarkan Permenkes RI tahun 2013, 90% alat kesehatan yang
beredar di Indonesia adalah produk Impor. Jumlah perusahaan di Indonesia yang
memproduksi alat-alat electromedic masih sedikit.
Kelima mahasiswa tersebut yaitu Satria Indra Nugraha dari Fakultas
Teknik Elektro, Zahrotul Mahmudati,
Hafidzoh Najwati, Zakiyah Islamiyati O.P,
dan Oktaviana Warits Putri Pratama dari Fakultas Kesehatan Masyarakat.
ALAS PARY menggunakan tiga komponen utama yaitu Optocoupler,
Central Processing Unit (CPU), dan Vibrator. ALAS PARY akan membangunkan penderita sleep
paralysis dengan menggunakan vibrator melaui tiga tahap yaitu input,
prosess, dan output. Tahap Input, Sensor Optocoupler melakukan pembacaan bpm dan mengirimkan hasil pembacaan melalui radio frequency transmitter ke CPU,
Tahap proses, CPU menerima hasil
pembacaan bpm. Apabila bpm di atas batas, maka CPU mengirim sinyal listrik untuk mengaktifkan
vibrator, dan tahap Output yaitu Vibrator
menerima sinyal pengaktifan dan akan aktif untuk membangunkan penderita sleep paralysis dengan rangsangan fisik
berupa getaran. Jelas Satria.
Anggota Tim, Zahrotul menambahkan ALAS PARY
ini akan membantu penderita sleep
paralysis, yang kasus kejadiannya
hampir di seluruh dunia, antara lain menurut penelitian Ruby tahun 2008 sebanyak
91% dari 107 mahasiswa Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia
terindentifikasi sleep paralysis, dan
menurut penelitian Liu tahun 2007, 62% dari 148 mahasiswa Ottawa Canada
dilaporkan mengalami sleep paralysis.
“Kejadian Sleep Paralysis yang terlalu sering, mengindikasikan
terjadinya penyakit tertentu, Seseorang yang menderita asma atau penyakit
jantung kronis saat mengalami sleep paralysis, jika tidak dapat mengontrol
keadaan mereka akan menyebabkan kematian. ALAS PARY turut membantu perkembangan
electromedic untuk mengatasi salah satu masalah kesehatan di Indonesia,yaitu
tindihan (sleep paralysis).” Katanya
Tim yang bekerja dibawah bimbingan Baju Widjasena, Dosen Fakultas
Kesehatan Masyarakat Universitas Diponegoro. Mereka telah berhasil
mempublikasikan karyanya dalam Proceeding Seminar Nasional
Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3), yang diselenggarakan oleh Universitas
Gadjah Mada di Yogyakarta pada tanggal 23 April 2016 lalu.
Desain ALAS PARY pada bantal |
Desain ALAS PARY |
![]() |
Perancangan ALAS PARY |
Penemuan karya ini juga talah lolos pendanaan
Progam Kreativitas Mahasiswa (PKM Karsa-Cipta) yang diselenggrakan oleh Kementerian Riset Teknologi Dan
Pendidikan Tinggi Republik Indonesia tahun 2016, yang
selanjutnya akan di seleksi ke tahap penentuan FINALIS dalam Pekan Ilmiah Mahasiswa
Nasional (PIMNAS ) ke-29 bulan Agustus. ALAS PARY sebagai penemuan electromedic baru, dapat dijadikan produk unggulan Indonesia dan
potensial ekspor dalam menghadapi
Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA). kata Hafidzoh
yang juga anggota tim. (KUC/Tim PKM Undip)
Gambar Awal Utama : Publikasi karya Ilmiah Proceeding (Oral Presentation) pada Seminar Nasional Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) Universitas Gadjah Mada, 23 April 2016
Gambar Awal Utama : Publikasi karya Ilmiah Proceeding (Oral Presentation) pada Seminar Nasional Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) Universitas Gadjah Mada, 23 April 2016