SEMARANG (Kampusundip.com) -
Bagian timur Indonesia
merupakan pertemuan tiga lempeng yaitu lempeng Philipina, Pasifik dan
Australia. Kondisi pertemuan lempeng tersebut menyebabkan Indonesia berpotensi terhadap
gempa bumi, letusan gunung berapi, tanah longsor dan tsunami.Tidak jarang pemukiman yang dibangun di sekitar perbukitan
kurang memperhatikan masalah kestabilan lereng, struktur batuan, dan
proses-proses geologi yang terjadi di kawasan tersebut sehingga secara tidak
sadar potensi bahaya longsoran tanah setiap saat mengancam jiwa penduduk.
Kelongsoran yang
terjadi menyebabkan kerugian harta benda dan jiwa.
Hal ini karena minimnyainformasi dan cepat
tanggap dari pihak warga untuk melakukan mitigasi dini. Banyak faktor yang
menyebabkan terjadinya longsor, umumnya terjadi saat musim hujan. Pengikisan
tanah terjadi secara perlahan-lahan diakibatkan beban massa tanah tidak mampu
lagi untuk menampung air sehingga terjadilah longsor. Hal ini masih menjadi
pokok permasalahan ditiap tahunnya terutama saat musim hujan.
Maka dari itu dibuatlah Emitor (Erosion Monitoring System) yang merupakan alat
monitoringpergeseran tanah.Emitor dilengkapi dengan GPS dan modul SIM sehingga
dapat memberikan informasi tentang derajat lintang bujur pergerakan tanah melalui SMSGateway. Kemudian informasi ini akan di
alokasikan ke stasiun darat / pos pemantauan. Penempatan lokasi Emitor terletak
dikawasan yang rawan akan terjadinya bencana longsor.
Interface yang ditampilkan melalui PC / komputer diletakkan pada
stasiun pengamat secara wireless dan diakses melalui web lokal.
Data ini tersimpan secara otomatis melalui database berupa web lokal sehingga
dapat bermanfaat sewaktu-waktu. Sehingga
ketika longsor akan terjadi dan diketahui tanah itu bergerak maka dapat segera untuk di antisipasi lebih lanjut. Pemberian informasi secara dini terhadap masyarakat merupakan
bentuk mitigasi bencana longsor yang kita terapkan.
Keunggulan dari alat ini ialah desain yang
minimalis sehingga menambah nilai futuristik dan harga yang ekonomis. Selain
itu keakuratan data GPS yang terhubung dengan 3 satelit mampu memberikan nilai
yang lebih akurat.
Alat ini dibuat oleh Mahasiswa Fisika
Undip S-1 yang sedang menjalankan Hibah PKM 2015. Tim yang diketuai oleh Didin
Pathudin beranggotakan 4 orang yakni Yurixa Sakhinatul Putri, Wisnu Indrawan,
Tutur Urip dan Dedi Nugroho. Tentunya dalam pelaksanaan program ini kami
dibimbing oleh Dosen Fisika S-1 Bapak Dr. Suryono, M.Si.(KUC/Tutur)
Foto lainnya:
- Ringan Mencerdaskan -