SEMARANG (Kampusundip.com) – Sejumlah mahasiswa menyuarakan aspirasinya dalam diskusi menyoroti Uang Kuliah Tunggal (UKT) dan rencana pemberlakuan Sumbangan Pengembangan Institusi (SPI) oleh Universitas Diponegoro (Undip) yang digelar BEM Undip (1/4).
Dalam diskusi
yang dilaksanakan di Student Center (SC) Kampus Undip Tembalang, Semarang tersebut,
salah seorang peserta menyuarakan aspirasinya bahwa UKT bukan sekedar soal
murah atau mahal, melainkan yang lebih penting dari itu semua adalah UKT
merupakan hak-hak mahasiswa yang harus diterima setelah menunaikan
kewajibannya membayar UKT. Seperti sarana dan fasilitas kampus yang memadai untuk mahasiswa.
“UKT itu adalah
tentang hak-hak!” Ujar salah satu peserta diskusi.
Dalam
aspirasinya, peserta yang mengenakan kaos putih tersebut juga menjawab analogi
yang muncul saat diskusi ketika diminta memilih antara kamar mandi kotor yang
gratis dengan kamar mandi bersih tapi bayar. Maka ia memilih yang pertama (kamar
mandi kotor yang gratis-red) karena tidak punya uang.
Begitu pula
dengan SPP. Beasiswa yang di dapat kadang belum cukup dan tidak sebanding dengan biaya UKT. (KUC)
- Ringan Mencerdaskan -