SEMARANG (Kampusundip.com) – Pembantu
Rektor (PR) III Universitas Diponegoro (Undip) Budi Setiyono memberi tanggapan
terkait aksi demo menolak kenaikan Uang Kuliah Tunggal (UKT) dan pengadaan
Sumbangan Pengembangan Institusi (SPI) oleh Aliansi Mahasiswa Undip pada
Selasa, (5/4) di Rektorat Widya Puraya Kampus Undip Tembalang, Semarang.
Hal itu beliau sampaikan usai
tiba di Undip, tepatnya saat Senam Bersama di Fakultas Kesehatan Masyarakat
(FKM) pada Jum’at (8/4) setelah sebelumnya pergi ke Jakarta dan tidak bisa
menemui mahasiswanya yang demo.
Dalam sambutannya di hadapan
dosen, karyawan, dan mahasiswa usai senam, Budi Setiyono menilai demo yang
dilakukan mahasiswanya itu justru adalah hal yang bagus.
“Pada saat kalian demo itu ada wartawan
yang SMS, telpon, juga ada temen-temen kalian yang memberi tahu, “Pak, di Undip
ada demo mahasiswa besar-besaran!” Saya bilang, “Bagus!” “Dimana pak bagusnya?”
“Ndak papa. Mahasiswa itu memang harus peka terhadap persoalan-persoalan
sosial.” Tidak hanya yang ada diluar, tetapi justru yang juga menyangkut
terhadap kepentingan kalian. Sehingga kalian demonstrasi berdasarkan intuisi
untuk membela kepentingan masyarakat itu hal yang bagus.” Ujarnya saat mengisi sambutan.
Akademisi Fakultas Ilmu Sosial
dan Ilmu Politik (FISIP) itu pun mengaku saat dirinya jadi mahasiswa dulu ia juga
sering melakukan demo.
“Dulu saya itu juga ketua Senat
Mahasiswa Undip, dan berkali-kali saya demonstrasi.” Imbuhnya.
Menyinggung terkait UKT dan SPI
yang tengah menjadi pro kontra di Undip, Budi Setiyono pun mengatakan mahasiswa
akan bisa berdialog dengan rektor pada Selasa (12/4).
“UKT dan SPI itu justru diberlakukan
karena adanya peraturan Menteri yang memungkinkan untuk dilakukan. Walaupun
nanti detailnya, kalian nanti akan bisa berdialog dengan pak Rektor, PR I, PR
II, dan kita semua pada hari Selasa.” Tambahnya. (KUC)
- Ringan Mencerdaskan -