SEMARANG
(Kampusundip.com) – Dalam rangka menggugah semangat para pemuda di Semarang,
AIESEC Undip menggelar acara bertajuk Youth Speak Forum (YSF) di Auditorium
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Kampus Undip Tembalang.
Acara yang
dilaksanakan pada Sabtu, 23 April dari pukul 08.00 hingga 14.00 WIB ini diawali
dengan seminar dari 3 keynote speker, yakni Hamrowi (CEO Crocodic PT. Taman
Media), Sofian Hadiwijaya (Tech. Evangelist KUDO Tech. Indonesia), dan Bapak Minot Purwahono (Bank Indonesia Jawa Tengah).
Selain
mengundang ketiga keynote speaker diatas, acara yang mengusung tema "Decent Work and Economical Growth" ini juga turut diisi oleh Ahmad
Zarkasi (Project Manager KUDO), Ernest Christoga (Owner Nest.co.lo.gy), Ayu
Uswatun (AIESEC Indonesia) dan Business Development JD.id.
Forum ini
mengangkat tema seputar entrepreneur dan e-Commerce. CEO Crocodic PT. Taman
Media Nahrowi dalam materinya menjelaskan bahwa dulu untuk bisa sukses, orang
cukup bekerja keras dan rajin. Namun sekarang, kedua hal tersebut menurutnya
hanya bisa digunakan untuk bertahan hidup.
Oleh karena
itu, ia memberi pesan kepada pemuda yang
ingin membangun usaha langkah pertama yang dilakukan hendaknya dimulai dari diri
sendiri, tidak perlu ikut-ikutan orang lain. Serta harus memiliki visi yang
jelas dan mengetahui ending-nya nanti
akan seperti apa
Narasumber
lainnya, Tech. Evangelist KUDO Tech. Indonesia Sofian Hadiwijaya memberikan
materi seputar bisnis berbasis teknologi (start up). Baginya, kemajuan teknologi
yang ada saat ini harus bisa dimanfaatkan betul untuk membangun sebuah usaha.
Ia bahkan berpendapat bahwa orang paham teknologi tak perlu takut tidak akan mendapatkan
pekerjaan.
Dalam materinya,
Sofian pun mengaku ingin menjadi petani di daerahnya. Akan tetapi bukan sekedar
bertani biasa, melainkan bertani dengan menggunakan teknologi.
Sementara itu
narasumber dari perwakilan Bank Indonesia Jawa Tengah, Bapak Minot Purwahono menyampaikan bahwa
apabila ingin terjun ke dunia kewirausahaan, hendaknya minimal membuat laporan
administrasi keuangan sederhana. Dan itu dipisahkan dengan laporan lainnya.
Beliau juga memaklumi saat ditanya UMKM yang melakukan demo karena tunjangan.
Baginya itu adalah hak asasi. Asal tidak sampai berbuat anarki.
Beliau
menambahkan bahwa tugas pemerintah adalah mengendalikan harga bahan pokok untuk
menjaga daya beli masyarakat. Tak sampai disitu, apabila sudah terjaga daya
beli masyarakat, tugas pemerintah selanjutnya bukan berarti selesai. Tapi akan
terus berupaya mensejahterakan masyarakat.
Peserta seminar
mengaku tertarik bisa datang ke acara ini. Seperti yang diungkapkan salah
seorang mahasiswa Undip, Barki (Agribisnis 2013).
“Saya tertarik
dengan kegiatan ini karena mengankat tema entrepreneur dan e-commerce dan ingin
tahu lebih dalam mengenai dua bidang tersebut. Saya berharap bisa menjadi seperti
mas Sofian (pembicara-red), yakni memanfaatkan teknologi untuk memajukan
pertanian Indonesia.” Ungkapnya kepada KAMPUSUNDIP.COM.
Tak sekedar
seminar, acara YSF ini juga memiliki konsep workshop yang digelar pada sesi terakhir usai ishoma.
“Peserta
(pemuda-red) dapat melakukan aksi nyata setelah mengikuti forum ini. Karena
mereka telah menuliskan komitmennya di sebuah kertas yang mereka tulis. Peserta
dapat terinspirasi di sesi keynote speaker, merangkul dan melakukan sesi tanya
jawab di sesi panel, dapat ilmu secara detail di sesi workshop.” Ujar Putty
Elvianusdalita selaku ketua panitia. (KUC/AK23/Deka)
- Ringan Mencerdaskan -