Liburan semester ini saya habiskan dengan dua hari di salah satu
kota Eksotik di Indonesia, kota dengan ragam kebudayaan yang unik, masyarakat
yang ramah, makanan yang khas yang
sering dijuliki sebagai kota Pelajar.
Hari pertama pada tanggal 4
februari 2016 saya berangkat dari stasiun Purwosari Solo sekitar pukul 09.30
WIB menuju Stasiun Tugu Jogjakarta, Perjalanan dari Solo menuju Jogjakarta
membutuhkan waktu sekitar 45 menit. Setelah sampai di Stasiun Tugu, tempat
pertama yang saya kunjungi adalah Surganya belanja para Wisatawan. Yaitu Malioboro, siapa yang tak kenal dengan
Malioboro? Disinilah jantung kota Jogja berdenyut dimana masyarakat bisa
berbaur langsung dengan para Wisatawan. Dari Stasiun Tugu sampai seberang Pasar
Bringharjo, disepanjang jalan ini kita bisa melihat jejeran toko, pusat
perbelanjaan, sampai Barang yang di jual di emperan. Banyak barang yang
dijajakan disini, mulai dari aksasoris, kaos-kaos khas jogja, batik sendal dan
masih banyak lagi. Yang pasti
berjalan-jalan di Maloiboro merupakan pengalaman yang menyenangkan.
Masih satu kawasan dengan Malioboro
ada sebuah pasar tradisional yang usianya hampir sama dengan keraton Yogjakarta
yang berdiri sejak tahun 1758, dari zaman kolonial Belanda sampai sekarang
masih kita kenal. Hebat bukan? Disini hampir semua tersedia mulai dari
bermacam, aneka kain, busana bahkan makanan khas jogja seperti Bakpia Pathok
dan Geplak tersedia disini. Kalu berjalan-jalan di Pasar Bringharjo tak lengkap rasanya bila tak mencicipi masakan
Tradisional Khas Jogja yang menjadi salah satu Icon kota ini yaitu Gudeg dengan
cita rasa yang manis dengan bermacam lauk yang tersedia membuat perut saya
berbunyi.
Tempat ketiga yang saya kunjungi
yang tentunya bisa kita jangkau dengan jalan kaki adalah Museum Benteng Vredeberg. Museum ini terletak di perempatan ujung
selatan jalan Malioboro. Benteng bersejarah ini dahulu dibabagun oleh
pemerintah Belanda sebagai pusat pemerintahan dan pertahanan militer.
Bangunan-bangunan yang terlihat masih kokoh sampai sekarang disertai dengan
arsitektur ala negeri kincir angin yang menakjubkan membuat siapapun yang
datang ke tempat ini pasti menyempatkan untuk berfoto-foto bersama para sahabat
atau keluaraga. Di dalam babgunan-bngunan yang berdiri didalamnya terdapat
museum yang bisa kita kunjungi, yang di dalamnya berisi replika-replika kota Jogja
pada zaman masih menjadi ibukota Negara ataupun lukisan-likisan perjuangan
rakyat Jogja pada masa Penjajahan. Harga tiket yang sangat terjangkau yaitu
hanya sebesar Rp 2000,- saja.
Setelah dari Benteng Vredeberg
saya berlanjut ke Taman Pintar yang
terletak disebelah timur Benteng Vredebreg. Taman ini dibangun sebagai media
bermain anak-anak agar dapat menumbuhkan minat mereka terhadap pengetahuan dan
saint disini banyak sekali permainan-permainan yang bisa di nikmati oleh
anak-anak, remaja ataupun mahasiswa sekalipun marena semuanya adalah hal-hal
yang bisa kita buat untuk belajar, seperti wahana teateer 3D, program
kreatifitas, planetariun, gedung kotak, wahana bahari dll. Dengan kata lain
Taman pintar bisa di bilang adalah laboratorium dalam sarana Rekreasi.
Belum puas hanya berkeliling di
wisata modern di kota Gudeg. Pada tanggal 6 februari 2016 saya kembali ke Kota
Bakpia ini, namun sedikit berbeda kali ini saya mengunjungi wisata alam Jogja
yang tak kalah menariknya yaitu deratan Pantai di Gunung Kidul Jogjakarta.
Sedikit berbeda dengan yang lalu kali ini saya menempuh perjalanan dengan
menggunakan Kendaraan dikarenakan perjalanan yang cukup jauh dan jalan yang
menanjak serta berkelok-kelok. Membutuhkan waktu sekitar 3 jam dari kota saya
Boyolali untuk menuju Gunung Kidul, pantai pertama yang saya kunjungi adalah pantai Indrayanti, pantai ini termasuk
pantai yang paling modern jika dilihat dari fasilitas yang tersedia, karena
disini tedapat Resort yang dibangun khusus untuk memanjakan para wisatawan,
pantai yang bersih dan ombak yang menggulung membuat saya betah di pantai ini
walaupun disengat terik matahari yang pmembuat kulit terbakar tak mengurangi
semangat saya berjalan-jalan di pantai yang kabarnya sempat akan di tutup ini.
Setelah puas menikmati pesona
alam pantai Indrayanti. Perjalanan saya lanjutkan ke pantai yang tak kalah
cantiknya yang hanya bersebelahan dengan pantai Indrayanti. Pantai Sundak, Konon katanya nama
pantai ini diambil dari dua nama hewan yaitu Asu dan Landak, maka jadilah
Sundak. Disini kita tak membutuhkan kaca mata untuk melihat karang di dalam
laut, karena karang tersebut sudah terlihat karena sangat dekat dengan bibir
pantai disertai dengan air yang jernih yang bisa kita pijak yang terasa seperti
pijatan refleksi hehehe, walaupun pantai ini tidak terlalu besar menurut saya
sundak menyuguhkan pemandangan yang mempesona.
Tak berlama-lama di pantai
sundak, saya melanjutkan perjalanan ke Pantai
Krakal. Pantai Krakal sendiri masih bersaudara dengan Pantai Baron, Pantai
Kukup, Pantai Sepanjang, pantai Sundak dan Drini. Karena apa, jika diruntut
dari garis pantai maka kesemua pantai tersebut masih dalam lingkup radius 10 km
jadi sangat cocok untuk yang suka backpackeran.
Jika dibandingkan dengan pantai lain di Gunung Kidul pantai Krakal termasuk
pantai dengan garis pantai terpanjang yang lagi-lagi sisi kanan-kiri pantai
krakal di bentengi oleh tebing karang cadas. Di pantai Krakal ini selain untuk
tempat berekreasi sering digunakan juga untuk sarana belajar karena tidak
jarang pantai ini sering dijadikan sebagai tempat penelitin biota-biota laut
oleh para Mahasiswa. Lengkap bukan? Selain alamnya yang memanjakan mata bisa
juga mendapatkan ilmu yang bermanfaat.
Perjalanan saya lanjutkan ke pantai
yang ke empat yaitu Pantai Sandranan,
untuk memenuhi rasa penasaran saya akan pantai ini, karena nama yang sangat
unik menurut saya. Disini adalah Surganya snorkeling.
Atau mencoba fasilitas yang lain di pantai ini seperti Rafting Wafe, surfing atau selancar. Tak perlu khawatir kaena di pantai ini didukung dengan
fasilitas dan pemandu yang cukup mumpuni jika kita ingin mencoba bisa dengan
mudah menyewanya.
Sebagai penutup perjalanan saya
hari itu saya mampir di salah satu pantai yang sangat indah, pantai ke lima
yang saya kunjungi di hari itu. Sungguh membuat saya takjub, Dari sekian banyak
perjalanan yang saya lalui tadi pantai ini yang sangat berkesan bagi saya. Namnaya
adalah Pantai Kukup. pantai ini sangat unik karena di pantai ini terdapat sebuah pulau
kecil yang biasa disebut dengan pantai Jumino, yang dimana disediakan akses
jalan menuju pulau jumino berupa jembatan, dari jembatan ini kita bisa melihat
pemandangan pantai yang sangat indah dari atas bangunan yang seakan-akan bisa
membuat kita berada di dua pulau yaitu Jawa dan Jumino hehehe.. Disisi barat
lepas pantai Kukup juga terdapat sebuah karang berukuran besar dan di sisi
kanan kiri pantai ini dibatasi oleh karang-katanng yang cadas. Walaupun saat
itu di sore hari keadaanya sedang mendung dan gerimis tak menyurutkan niat saya
berfoto ria untuk mengabadikan moment dengan pemandangan yang sangat luar biasa
ini.
__________
Oleh
: Shita Resmi Wulandari
*)
Tulisan Ini dibuat dalam rangka tugas KAMPUSUNDIP.COM saat liburan kuliah
sebagai pelatihan menulis anggota baru. Tulisan masih orisinil tanpa
penyuntingan.
(KUC)
-
Ringan Mencerdaskan –