SNMPTN merupakan singkatan dari
Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri.
Di dalam SNMPTN, mekanisme seleksi calon mahasiswa PTN berdasarkan dari
nilai rapor, nilai UN, prestasi siswa
selama SMA. Inti dari semua penilaian SNMPTN adalah, seleksi ini menggunakan
komponen apa yang sudah kita raih selama duduk di bangku SMA, tanpa test. Dulu
sebelum tahun 2013 jalur ini dikenal sebagai SNMPTN Undangan.
Lalu, bagaimana agar kamu bisa
lolos test SNMPTN dan diterima di PTN idamanmu? Berikut beberapa tips yang
diperuntukkan bagi kamu yang ingin masuk PTN melalui jalur SNMPTN :
1. Cek Tradisi Sekolah Kamu
Mempertimbangkan tradisi sekolah
kamu ini penting. Caranya: minta data senior kamu yang sudah ketrima di PTN,
berapa banyak, di PTN mana aja, di jurusan mana aja, dst. Kampus seperti UGM,
UI, atau ITB mengincar 2% terbaik (cream of the cream).
Kampus IPB/Undip mengincar 5%
terbaik, dan mereka punya database dari SMA mana aja mahasiswa mereka berasal.
Kampus-kampus tahu lho mana sekolah yang bener-bener unggulan, mana sekolah
yang mengkatrol nilai siswanya supaya diterima di PTN, dan mereka tahu sekali
kalau UN itu tiap tahun penuh kecurangan, mereka tahu kok sekolah macam apa
yang dipenuhi anak-anak 2% terbaik, atau 5% terbaik, dan sekolah-sekolah yang
beli akreditasi A.
Jadi kalau senior kamu mayoritas
masuk UGM, ya mending kamu pilih UGM. Bagaimanapun, prestasi kamu di sekolah
akan dibandingkan dengan senior kamu yang kuliah disana.
Misalnya senior kamu dulunya
rangking 10 di kelas, tapi prestasinya bagus di teknik sipil UGM, (IPK-nya 3,5)
sedangkan kamu ranking 3 di kelas dan juga memilih teknik sipil UGM, maka UGM
punya “harapan” sama kamu. Dengan demikian, kemungkinan kamu diterima ya
lumayan besar.
Nah, sekarang kalau senior gak
ada yang masuk kampus tersebut, kamu mau dibandingin sama siapa? Nilai raport
kadang tidak terlalu dilihat, nilai 8 di SMA kamu tidak sama artinya dengan
nilai 8 di SMA lain. Nilai 8 di SMA 3 Yogyakarta pasti lain artinya dengan
nilai 8 di SMA 3 Bali. Jadi, jangan bertindak konyol untuk coba-coba.
2. Buang Jauh-Jauh Gosip Tidak Benar
Banyak gosip yang tidak
berkembang tentang SNMPTN 2015. Sebaiknya kamu jangan terlalu permpertimbangkan
gosip ini. Misalnya:
a. Anak IPA tidak boleh milih
IPS, Anak IPS tidak boleh milih IPA. Banyak buktinya mahasiswa FKG UGM ada yang
dari SMA IPS. Setiap tahun, selalu ada anak SMA IPA yang diterima di Akuntansi
UGM via undangan/PMDK/tanpa tes dan jumlahnya selalu lebih dari dua. Nah, nilai
IPA apa yang dilihat buat masuk Akuntansi UGM? Apakah ada?
b. UGM dan universitas favorit
lainnya tidak mau jadi pilihan kedua. Kenyataannya: Ada lho siswa yang pilihan
pertama Arsitek ITB, pilihan keduanya arsitek UI pada SNMPTN Undangan tahun
2011, dan dia ketrima undangan di arsitek UI. Bahkan ada siswa yang diterima
masuk UI di pilihan ketiga tiga tahun yang lalu.
c. Mitos satu sekolah: “Dalam
satu sekolah kalau bisa pilihan jurusannya beda, supaya peluang masuknya
besar.” Kalau temen-temen tahu, ada sekitar 40 orang anak SMA 8 Jakarta masuk
kedokteran umum UI tiap tahunnya. Banyak lho teman satu kelas yang ketrima
jalur tanpa tes di jurusan dan universitas yang sama. Anak SMA 3 Yogyakarta
yang masuk UGM tanpa tes diatas 100 orang tiap tahunnya (Jurusan/fakultas
favorit di UGM kan nggak sampe 100).
Sayangnya, mitos ini banyak
disarankan oleh guru sekolah yang seharusnya membantu siswa memilih jurusan
sesuai potensi mereka, bukannya menjerumuskan siswa ke jurusan yang tidak dia
kehendaki. Nanti kalau prestasi mereka jelek di kampus kan sekolah juga yang
rugi.
3. Perhatikan Cluster Jurusan
Dari dua pilihan jurusan yang
disediakan, sebaiknya kamu memilih cluster jurusan yang sama. Kalau teknik ya
teknik semua, kalau agro ya agro semua, kalau sosial ya sosial semua. Misalnya,
kamu jangan memilih pilihan I: Kedokteran Umum, Pilihan II: Teknik Sipil. Nanti
universitasnya akan menganggap kamu cuma coba-coba saja, karena tidak jelas
kamu maunya apa.
Tujuan mendaftar SNMPTN itu kamu
pengen jadi apa, cita-cita kamu apa. Nah bagusnya, pilihlah jurusan yang masih
“satu jenis”.
Misalnya: untuk UGM, pilihan I
Teknik Geodesi UGM, Pilihan II: Kartografi dan Penginderaan Jauh UGM. Walaupun
beda fakultas, kedua jurusan tadi kan cuma beda tipis. Dengan demikian,
universitas bisa “membaca” kamu pengennya jadi apa. (Diolah dari : jogjastudent.com)
(KUC)
- Ringan Mencerdaskan -