KAB. SEMARANG
(Kampusundip.com) – Setiap bangunan yang berdiri tegak nan kokoh selalu diawali
dengan fondasi yang baik guna mendukung terwujudnya apa-apa yang
dicita-citakan. Tentunya paradigma ini sudah seharusnya ditanamkan kepada
bagian kehidupan lainnya mengenai visi pemerintah mengenai Indonesia poros
maritim dunia.
Terkait hal itu,
dalam pembentukan generasi penerus akan perwujudan cita-cita pemerintah saat
ini, Mahasiswa Undip yang sedang melaksanakan Kuliah Kerja Nyata (KKN)
memberikan wawasan akan semangat kemaritiman yang dikemas secara interaktif dan
menarik supaya dapat diterima oleh siswa-siswa SD.
Kegiatan yang
bertempat di SDN 1 Candirejo Kecamatan Tuntang, Kabupaten Semarang diikuti
tidak kurang dari 35 anak dan 13 mahasiswa.
“Perlu adanya
perwujudan tindak tanduk akan sebuah misi yang mengarah kepada hal-hal yang
mendasar, salah satunya adalah penguatan generasi penerus. Peran regenerasi
akan begitu penting di masa mendatang, mereka adalah penerus yang bisa jadi
beban dan punya tanggung jawab yang lebih berat dari pembentuknya,” ungkap
Hendra Wiguna, mahasiswa Perikanan Undip yang menjadi peserta KKN.
Materi yang diberikan
berdasarkan latar belakang disiplin ilmu dari masing-masing mahasiswa. Rizka, mahasiswa
Fakultas Kesehatan Masyarakat (FKM) memberikan materi mengenai makanan sehat. Dalam
hal ini salah satu yang ditekankan adalah konsumsi makanan bernilai gizi yang
dapat menyehatkan, salah satunya adalah Ikan.
Mora, mahasiswa Fakultas
Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) menyampaikan mengenai konsumsi jajanan
sehat sehari-hari. Lau Dicky, mahasiswa Ilmu Kelautan Fakultas Perikanan dan
Ilmu Kelautan (FPIK) memberikan pengenalan mengenai dunia bawah laut.
Semua materi akan
menjadi sebuah dasar kencintaan siswa terhadap dunia kemaritiman. “Secara
gamblang memang tidak langsung memberikan pengenalan akan kemaritiman, akan
tetapi hal tersebut adalah stimulus mendasar untuk kecintaan kepada dunia
kemaritiman. Dalam kegiatan tersebut juga dikenalkan mengenai profesi nelayan,
bagaiamana kehidupan para nelayan terutama dalam proses menangkap ikan,” tambah
Hendra.
Profesi nelayan
sekarang ini memang sedikit dipandang sebelah mata sebagaimana diketahui telah
mengalami penurunan kuantitas. Oleh karena itu, menurut Hendra perlu ada
penanaman paradigma bahwa nelayan adalah profesi yang sejajar tingkatannya
dengan profesi lainnya.
Di beberapa negara profesi
nelayan bisa menjadi profesi yang menjanjikan, karena nelayannya benar-benar
menggunakan sistem yang menjunjung tinggi profesionalitas.
“Perlengkapan kerja
yang benar-benar diperhatikan serta waktu kerja yang profesional. Sehingga
selain memberikan penghasilan yang menjanjikan, keselamatan kerja pun sangat
terjamin serta menghasilkan produk perikanan yang berkulitas,” ulasnya.
Kegiatan ini ditutup
dengan memberikan ruang berekspresi untuk anak-anak, di mana mereka diberikan
kesempatan untuk menerangkan apa-apa yang disampaikan dalam bentuk gambar.
Hampir 95% anak-anak tersebut menggambar bagaimana dunia laut serta aktifitas
di laut.
Dapat disimpulkan
bahwa anak-anak setelah dikenalkan dengan materi-materi yang mengarah kepada
dunia kemaritiman, sedikit banyak telah tertanam kecintaan terhadap dunia
bahari dalam jiwa mereka. Terlebih mereka berada di wilayah yang tidak jauh
dari wilayah perairan, yakni sebuah rawa yang menjadi salah satu ikon Semarang,
yaitu “Rawa Pening”.
Perlu diketahui bahwa
kemaritiman merupakan sesuatu yang berhubungan dengan laut dan perairan dalam,
seperti sungai, danau, waduk dan rawa. Sehingga, ruang hidup mereka termasuk
dalam kategori maritim meskipun jauh dari laut.
Harapannya dari
kegiatan ini selain mampu menanamkan kecintaan kepada dunia maritim, juga bisa
menjadi bahan pertimbangan guna mewujudkan “Kurikulum Berbasis Kemaritiman”
yang diterapkan dari usia dini.
“Harapan ini pernah
disampaikan kepada Ibu Yayuk Basuki yang mana merupakan komisi X DPR RI pada
kesempatan pertemuan di Semarang,” pungkasnya. (KUC)
- Ringan Mencerdaskan -