Ikan asin merupakan produk olahan ikan yang sudah mengalami
proses penggaraman sehingga menghasilkan rasa asin pada ikan tersebut. Ikan
asin dikonsumsi oleh masyarakat karena harganya murah dan mudah diperoleh.
Selain itu ikan asin juga memiliki kandungan protein yang lebih tinggi
dibandingkan ikan segar.
Menurut penelitian yang telah ada sebelumnya, kandungan
protein ikan segar per 100 gram sebesar 17% sedangkan kandungan protein ikan
asin per 100 gram sebesar 42 %. Kandungan lemak ikan asin sebesar 1,50% lebih
rendah daripada ikan segar yaitu sebesar 4,50%. Hal ini menjadikan ikan asin
lebih menguntungkan dalam hal kesehatan. Sayangnya, ikan
asin yang beredar diolah secara kumuh dan tidak dikemas secara menarik.
Untuk memecahkan masalah tersebut, tiga mahasiswa
Universitas Diponegoro, Fath Fadhilah Wardiwira, Fitri Tunjung Sari dan Dewi
Mentari Nadia, mengaplikasikan produk ikan asin yang diolah secara higienis dan
dikemas menarik dalam bidang kewirausahaan melalui Program Kreatifitas
Mahasiswa (PKM).
Sejak dinyatakan lolos didanai Dikti pada bulan Januari
2015, tim tersebut telah memulai usaha ikan asin hingga saat ini. Produk
tersebut diberi nama Wakasin yang merupakan singkatan dari Iwak Asin dalam
Bahasa Jawa yang berarti Ikan Asin.
"Untuk menambah nilai jual dari ikan asin maka kami
mengolahnya secara higienis dan dibuat inovasi tiga varian rasa, yaitu rasa
balado, rasa barbeque dan rasa original dengan harapan konsumen tidak bosan
dengan rasa ikan asin yang memang hanya memiliki rasa asin saja." Tutur
mahasiswa Program Studi Teknologi Hasil Perikanan (THP) Fakultas Perikanan dan
Ilmu Kelautan (FPIK) Undip tersebut.
Fath menambahkan, produk Wakasin dijual dengan harga Rp
10.000, cukup murah untuk mendapatkan produk yang berkualitas. Produk ini juga
telah diuji kandungan mikrobiologi, proksimat, dan formalin, semua hasil uji
menunjukan hasil yang positif yang menandakan Wakasin aman dan sehat untuk
dikonsumsi.
Harapan Tinggi
Harapan Tinggi
Fath juga mengungkapkan harapan agar program ini dapat
menghapus paradigma masyarakat tentang pengolahan ikan asin yang kotor dan
tidak aman untuk dikonsumsi, sehingga tingkat konsumsi ikan masyarakat dapat
meningkat.
“Harapan kami adalah dengan adanya penyelenggaraan program
kewirausahaan ini masyarakat tidak ragu-ragu lagi untuk makan ikan asin,.”
ungkap Fath.
Fitri dan Dewi anggota tim yang lain, keduanya berharap agar
produk Wakasin ini dapat menembus pasar ekspor. Namun terlebih dulu harus ada
suntikan dana dari investor agar dapat mendirikan rumah produksi sendiri. (KUC/Fath Fadhilah Wardiwira)
#KawalPIMNAS Untuk Undip Raih Emas..!
- Ringan Mencerdaskan -