SEMARANG (kampusundip.com) – Sejumlah pakar media turut angkat
bicara terkait 'fenomena' sholat berjama’ah maba ITB 2015 yang sempat nge-hits
beberapa waktu lalu di dunia maya.
Salah satunya datang dari pengamat media Universitas
Diponegoro (Undip) dari Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan (FPIK) AK Ade Purwanto. Menurutnya, cukup beralasan foto-foto sholat dzuhur berjama’ah Maba ITB yang
diunggah ke Facebook pada pertengahan Agustus 2015 tersebut langsung nge-hits di
medsos dalam waktu singkat.
Menurutnya, salah satu faktor yang membuat semua ini terjadi
adalah lantaran selama ini jika mendengar istilah ospek atau acara penyambutan peserta
didik lainnya akrab dengan nuansa negatif seperti perpeloncoan & ‘bullying’
kepada peserta didik baru. Baik tingkat SMA bahkan Perguruan Tinggi. Sehingga nuansa perpeloncoan ini cenderung mendominasi berita-berita
diberbagai media, khususnya media sosial yang banyak dipakai netizen.
Dan ketika muncul postingan foto sholat berjama’ah maba ITB
2015 saat kegiatan Rapat Senat Terbuka beberapa waktu lalu ditengah banyaknya
pemberitaan yang tidak menyenangkan mengenai ospek, maka hal ini seolah menjadi
berita yang “sangat diidam-idamkan” oleh netizen yang selama ini cenderung
mendapatkan berita perpeloncoan di laman medsosnya.
Alhasil, foto sholat jama’ah maba ITB 2015 tersebut langsung
“meledak” dalam waktu singkat dengan banyaknya jumlah ‘like’ maupun ‘share’
yang mencapai ribuan kali. Lantaran karena pertama kali inilah netizen menemukan
berita positif seperti itu.
Bahkan dalam situs berita KAMPUSUNDIP.COM yang diangkat
dengan judul “Bak Idul Fitri, Sholat Jama’ah Maba ITB Gemparkan Dunia Maya”, menjadi
berita paling populer dengan lebih dari 1.200 kali ‘like’ & ‘share’ dan bertengger
diperingkat paling atas berita terpopuler. Setidaknya hingga tulisan ini dimuat.
Lebih lanjut, pengamat media dari sebuah desa di Boyolali yang
tidak ingin disebutkan namanya itu menyimpulkan, pada intinya netizen butuh “suguhan
baru” yang bisa mereka dapatkan. Netizen bosan dengan berita yang ‘itu-itu saja’,
apalagi kesannya negatif dan terulang setiap tahun.
“Netizen akan lebih tertarik dengan berita yang berbeda dari
yang selama ini ada. Dan belum pernah ada sebelumnya..” Tulis mantan pengurus
Insani Media Center (IMC) LDK INSANI Undip itu di akun Twitternya. (KUC)
- Ringan Mencerdaskan -